Simplify Our Heartbreak | [33]

54.8K 10.1K 5.6K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii.
Semoga ngga bosen nungguin yaaa.





Di antara banyaknya berita tidak menyenangkan akhir-akhir ini. Semoga cerita ini bisa menghibur. 💫





Terima kasih karena masih begitu menggebu-gebu di additional part Karyakarsa kemariiin. Luarrr biasa memang ya pengaruh Arjune ini wkwk.





Ini hampir 3rb kata.
Dan kayaknya Arjune lagi butuh api nih. Bakar yaaaa. 🔥🔥🔥🔥🔥

***





"Semalam Mami mencari kamu," ujar Rui dari seberang sana.

Arjune baru saja beranjak dari tempat tidur setelah meraih kemejanya yang menumpuk di lantai bersama helai pakaian lain. Dia harus menjepit ponsel di antara telinga dan pundak untuk memisahkan kemejanya yang masih saling bertaut dengan gaun hitam milik Davi. "Semalam aku pulang duluan." Dia berjalan keluar dari kamar dan menuruni anak tangga, tidak ingin membuat Davi yang masih terlelap di sisinya tadi terbangun.

Pagi ini dia terbangun di unit apartemen wanita itu setelah semalam menghabiskan waktu bersama. Berjalan dan tiba di ruang tv, membuka gorden di sana, lalu mengernyit karena cahaya matahari langsung menyeruak masuk walau kaca jendela masih tertutup vitrase.

"Kamu sama sekali nggak bilang saat pergi."

"Buru-buru." Arjune berdiri di sisi jendela, melihat pemandangan di luar, lalu lintas yang mulai padat. Seharusnya dia menjadi salah satu dari orang sibuk di luaran sana, tapi pagi ini dia rasa, dia akan agak terlambat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya karena terlalu lelah.

"Kenapa?" tanya Rui, dia selalu harus mendapatkan informasi yang detail karena akan melaporkannya pada Mami. "Davi baik-baik aja?"

Arjune mendongak, melihat belum ada tanda-tanda bahwa Davi sudah terjaga. Seperti apa yang dia rasakan pagi ini, mungkin saja wanita itu mengalami hal yang sama. "Kayaknya Davi sedikit nggak enak badan."

"Ah, ya ampun .... Pantas semalam kalian tiba-tiba menghilang," gumam Rui. "Kabari aku kalau ada apa-apa. Jangan lupa bahwa pagi ini kamu harus menemani papi kamu golf bersama Pak Mahanta di PIK sebelum menemani mereka makan siang."

Arjune bergumam pelan, mengiakan dengan malas-malasan.

"Favita akan mengatur jadwal kamu hari ini. Kamu jangan lupa bersiap-siap."

Arjune tidak menanggapi lagi ucapan itu sampai Rui menutup sambungan telepon. Dia menarik sebuah kursi, duduk di sisi jendela sambil menatap keramaian di bawahnya. Dia bisa saja pergi sekarang, meninggalkan Davi yang masih terlelap, tapi .... Arjune kembali mendongak.

Simplify Our HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang