Haluuuuu.
Udah baca additional Part 47 di Karyakarsa kemarin? XDPokoknya kalau mau liat gimana sayangnya Arjune ke Davi, mesti baca deh. Di situ dapet banget momennya, Arjunenya manis banget. Tulusnya keliataaan. Terus sayaaang bangetttnya ga main-main gasi? :"
Hampir 3.5k mau kasih emot apaaaa???
Kasih apiiii dulu nggak yang banyaaaaak? 🔥🔥🔥🔥🔥🔥
***
Mungkin sepuluh menit, Davi masih bertahan di posisi yang sama tanpa beranjak ke mana-mana. Di sofa, duduk di pangkuan Arjune dengan dua lengan yang terkalung di pundak pria itu. Sejenak wajahnya menjauh, mengambil napas, tapi satu telapak tangan Arjune yang sejak tadi menahan tengkuknya kembali bergerak menekan.
Kembali bibirnya jatuh dalam ciuman. Lumatan-lumatan hangat, cecap basah, juga isap yang sesekali terasa kuat.
Satu tangan Arjune yang sejak tadi melingkar di pinggangnya, kini mulai bergerak naik. Kemeja longgar yang Davi kenakan mulai terangkat saat sentuhannya mengusap ke atas. Lalu, saat ibu jari pria itu terasa menekan bagian bawah dadanya, Davi merasa dia harus segera menghentikan semuanya.
"Okay, berhenti," gumamnya seraya beranjak dari pangkuan pria itu. "Kamu akan telat berangkat ke kantor kalau kayak gini terus." Karena Davi tahu Arjune pintar sekali mencari celah, dan Davi harus menahan diri untuk tidak lengah.
Tangan Arjune terulur, pria itu masih mengenakan kaus polos dan celana yang dikenakannya semalaman. "Lima menit lagi," pintanya.
Davi berjengit, mengingat sebahaya apa pria itu semalam. Karena ulahnya, Davi harus meminta tolong pada Favita untuk menelepon sopir agar mengirimkan pakaian ganti milik Arjune pada waktu yang sudah melewati tengah malam.
"Nggak ada." Davi berjalan di antara ruangan luas itu, menuju ke arah kabinet di samping tempat tidur. Meraih ponselnya, dia menemukan beberapa pesan dari Ranti. Dia abaikan sejenak. Entah mengapa, sadar bahwa besok dia harus kembali ke Bali, perasaannya mendadak gusar. "Udah jam delapan, kamu nggak punya janji sama siapa-siapa?"
Arjune melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ada sih," ujarnya. Lalu beranjak dari sofa, berjalan mendekat. "Kamu mau ke mana seharian ini?"
Davi berbalik. "Katanya jam empat sore nanti aku harus ke Sweetness Slice?"
Arjune mengangguk. Pria itu sudah berdiri di hadapannya. Rambutnya sedikit berantakan, kaus dan celananya jelas kusut karena dia kenakan tidur semalaman. "Sebelum itu, kamu mau ke mana?"
Davi menggeleng. "Aku nggak punya rencana apa-apa. Alura kerja, Chia sama Jena juga kayaknya sibuk hari ini, mereka nggak ngabarin sama sekali untuk ngajak jalan atau ke mana ... gitu." Tangannya terulur, mengusap rambut Arjune saat pria itu sudah berada di depannya, menyisirnya dengan jemari. "Paling ... di sini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Simplify Our Heartbreak
Romance[TSDP #4] Davi pikir, segalanya sudah menjadi buntu. Sampai akhirnya, suatu kondisi memberikan sebuah celah untuk jalan keluar. Walau benci, dia akan kejar pria itu untuk menjadi pembuka jalannya. 10/08/22 s.d 9/02/23