Simplify Our Heartbreak | [26]

55.6K 9.7K 4.4K
                                    

Cepet kaaan updatenyaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cepet kaaan updatenyaaa. XD




Makasi karena Simplify Our Heartbreak udah melebihi 700k views makasi makasiii 🌸🙆🏻‍♀️





Votenya yang kenceng, komennya yang ngegas ya janji janjiii





Bakar dulu dong bakaaarrr 🔥🔥🔥🔥🔥

***






Mbak Rui
Memangnya Arjune nggak bilang sama kamu?

Tiga hari yang lalu dia ke Makassar. Urusan kerjaan kemarin belum selesai.

Davi tidak bisa menjawab pertanyaan Tante Ardani malam itu. "Kamu menyukai Arjune?" Yang kemudian membuat Davi memilih diam karena tidak menemukan jawaban yang ingin dia kemukakan.

Namun sekarang, setelah membaca pesan dari Rui, ada reaksi di dalam dirinya yang tidak dia mengerti. Marah? Kesal? Merasa diabaikan?

Seharusnya Davi sadar sejak awal bahwa dia memang tengah berurusan dengan pria paling brengsek. Arjune pernah menghilang dan tidak mengabarinya selama tiga hari setelah melamarnya dengan begitu tiba-tiba. Dan kali ini, terjadi lagi, setelah keduanya menghabiskan malam bersama, pagi-pagi pria itu pergi dan menghilang—seperti benar-benar ditelan bumi.

Tiga hari. Sama sekali tanpa kabar.

Davi melepaskan napas berat, kembali menaruh ponselnya ke dalam sling bag putih—yang sialnya mengingatkannya pada pria itu. Untuk semua yang sudah dia serahkan, mungkin Arjune sama sekali tidak menganggapnya berharga. Dan pria itu merasa berhak memperlakukan Davi sesukanya, setelah membayarnya dia meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan apa-apa.

Tiga ratus juta yang dia keluarkan. Apakah tidak sebanding dengan tubuhnya?

Davi terkesiap saat seseorang tiba-tiba menempelkan kaleng soft drink dingin ke pangkal lengannya. Menoleh, dia menemukan Chiasa yang tengah menyengir. "Gue panggil-panggil dari tadi juga," ujarnya seraya duduk di samping Davi, membuka kaleng soft drink-nya dengan telunjuk.

Keduanya tengah duduk di salah satu sofa yang berada di ruang tunggu XXI, bagian gedung Kota Kasablanka yang letaknya berada di lantai dua. Baru saja selesai menonton sebuah film di salah satu studio, menunggu Jena dan Alura yang sudah tiga kali bolak-balik ke toilet jika dihitung dari awal mereka masuk ke studio.

Malam ini, untuk menghargai hari liburnya sendiri, Davi meminta pada Rui agar meliburkan beberapa kelas, menjadwalkan kelas di lain hari. "Habis ini mau ke mana?" Dia melihat beberapa orang mengantre untuk mendapatkan tiket. Beberapa lainnya sibuk di depan konter pemesanan popcorn dan soft drink.

Ramai, riuh, orang terlihat bersenang-senang, tapi Davi nyaris lupa bagaimana cara menikmatinya. Harinya terlalu penuh dengan segala masalah.

"Makan dulu, kali?" balas Chiasa, sesaat dia mengotak-atik layar ponselnya. Setelah menyimpannya ke dalam tas, dia kembali menyesap kaleng minumannya. "Dari tadi Jena ngerengek laper."

Simplify Our HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang