Ayah dan papa

17 4 1
                                    

Sesuai janji Tian kemarin ia akan mengantarkan Miko pulang hari ini. Karena kebetulan hari ini Tian libur, jadi ia bisa leluasa mengantarkan Miko dan Kiran pulang.

Pagi ini Tian sudah berada didepan ruang rawat Miko dengan memakai pakaian santainya dan menenteng sebuah paperbag bergambar kartun yang akan ia berikan pada Miko.

"Assalamu'alaikum" Ucapnya lalu membuka pintu ruang rawat Miko.

"Waalaikumsalam" Jawab Kiran.

"Aayyaaahh..." Pekik Miko girang.

"Selamat pagi Miko" Sapa Tian lalu menghampiri Miko yang sudah melebarkan kedua tangannya.

"Pagi juga ayah" Jawab Miko yang kini telah berada dipelukan Tian.

"Gimana udah sehat kan sekarang? " Tian kembali bertanya.

"Sehat ayah, kan Miko jagoan, Miko ndak mau buna sedih lagi" Jawab Miko polos.

"Bagus kalo gitu, ini ayah bawa sesuatu buat Miko" Tian lalu memberikan paperbag yang ia bawa pada Miko.

"Wahh.. Telimakasih ayah" Miko lalu mengambil nya dengan senang hati.

"Sama-sama sayang, anggap aja ini hadiah karena kamu udah sembuh" Ucap Tian lalu mencium puncak kepala Miko.

"Aduh.. Maaf ya jadi ngerepotin, pake bawa bingkisan segala" Ucap Kiran yang sedari tadi hanya diam menyaksikan interaksi antara Tian dan Miko.

"Gapapa, saya senang kok melakukan ini"

"Yaudah yuk, sekarang kita pulang" Lalu Tian memangku Miko.

"Biar saya saja dok yang bawa Miko" Ucap Kiran merasa tidak enak.

"Udah biar saya saja, kamu bawa tas nya aja"

"Lagian Miko berat ya, kasian kalo bunda kamu yang gendong. Iya kan? "

"Iya buna, Miko sama ayah aja"

"Ya sudah kalo begitu, sini bingkisan nya biar bunda aja yang bawa, nanti dibukanya dirumah aja ya" Ucap Kiran lalu meraih paperbag yang ada ditangan Miko.

"Iya buna"

Merekapun keluar dari ruangan itu, Tian berjalan di depan sambil menggendong Miko, sesekali mereka tertawa entah apa yang mereka bahas. Sedangkan Kiran berjalan dibelakang mereka dengan membawa tas dan juga paperbag Miko.

"Mas, liat anak kamu kayaknya bahagia banget, kalo aja kamu masih ada mungkin dia bakal gitu sama kamu" Batin Kiran.

"Nah kita udah sampe ayo naik, Miko mau duduk sama bunda atau mau dibelakang hmm? " Tanya Tian saat mereka sampai di parkiran.

"Miko mau sama buna saja ayah" Jawab Miko.

"Yaudah kalo gitu ayo sini sekarang sama bunda ya" Lalu Kiran mengambil alih Miko dan masuk ke mobil Tian.

"Sekali lagi terimakasih dok, maaf saya sama Miko merepotkan" Ucap Kiran.

"Iya sama-sama, panggil saya mas aja biar gak terlalu canggung ya" Ucap Tian.

"I-iya mas" Ucap Kiran ragu.

"Nah gitu dong" Tian lalu tersenyum.

Sepanjang perjalanan, mereka mendengarkan Miko bercerita tentang berbagai hal, dengan gaya bicara nya yang masih cadel dan tak jelas menjadikannya semakin menggemaskan. Sampai tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Kiran.

Mereka pun turun dari mobil Tian, lalu mereka melihat seseorang yang kini tengah duduk di kursi depan rumah Kiran.

"Papa... " Miko berlari menghampiri laki-laki itu.

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang