Papa juga harus bahagia

5 3 1
                                    

Yuda terdiam di salah satu meja cafetaria yang ada di dekat kantornya. Jam istirahat sudah berlangsung sejak 10 menit yang lalu. Namun Yuda masih saja asyik melamun sembari senyum-senyum tanpa berniat memakan makanan yang sudah tersaji di depannya.

"Permisi pak boleh saya ikut duduk disini?" Tanya seorang perempuan membuyarkan lamunan laki-laki itu.

"Bo-boleh silahkan" Jawabnya.

"Maaf sebelumnya, kamu temannya Narda? Atau Gita? " Tanya Yuda.

"Ah bukan pak, bos saya yang temannya Narda, saya hanya manager cafe ini. Saya diperintahkan untuk mengawasi jalannya acara ini. Karena bos saya sedang ada urusan. Tapi saya pegel dari tadi berdiri disana. Makanya saya mau ikut duduk disini, kebetulan kursi dihadapan bapak ini kosong " Jawab perempuan itu menjelaskan.

"Bapak sendiri temannya Narda? Atau Gita? " Tanya perempuan itu.

"Ah saya teman kakaknya Narda, saya diundang sama dia. Makanya saya datang kesini, tapi saya datang terlambat jadi saya belum sempat menemui mereka" Jelas Yuda, perempuan itu hanya mengangguk.

"Perkenalkan nama saya Yuda. Kamu? " Yuda mengulurkan tangannya.

"Nama saya Sri pak, senang berkenalan dengan bapak" Perempuan bernama sri itu membalas uluran tangan Yuda.

"Jangan panggil saya bapak saya masih belum setua itu ngomong-ngomong. Panggil saya mas Yuda saja" Ucap Yuda

"Ah baik pak, eh mas" Ucap Sri kikuk.

Semenjak saat itu Sri dan Yuda mulai dekat, sebelum acara selesai mereka sempat bertukar nomor handphone. Dan sekarang mereka sering bertukar kabar, hingga hubungan keduanya menjadi lebih dekat. Rupanya Yuda mulai membuka hatinya untuk Sri perempuan yang ditemuinya kala itu.

"Mas? " Sapa Kiran ketika melihat keberadaan Yuda, namun yang di sapa masih saja sibuk dengan lamunannya.

"Papa.. " Pekik Miko lalu berhambur memeluk Yuda dari sisinya hingga membuat lamunannya buyar.

"Eh? Miko? Kamu ikut bunda kamu ternyata. Udah lama banget gak ketemu sama kamu, papa kangen" Yuda balas memeluk Miko lalu mendudukan Miko di pangkuannya.

"Aku ikut duduk disini ya mas? " Izin Kiran dibalas anggukan oleh Yuda, lantas ia menyimpan nampan berisi makanan yang ia bawa.

"Miko juga kangen papa. Papa kenapa waktu itu gak datang ke acalanya om Nana?" Ujar Miko.

"Mmm waktu itu papa ada urusan jadi gak bisa datang" Jawab Yuda.

"Oh begitu" Ucap Miko lalu menganggukkan kepalanya.

"Ngobrol nya sambil makan ya sayang, nih bunda bukain makanannya" Ucap Kiran lalu membukakan makanan untuk Miko. Miko lantas mulai menyantap makanannya.

"Mas kenapa kok kayak lagi mikirin sesuatu gitu? " Tanya Kiran.

"Enggak kok" Kilah Yuda.

"Bohong banget, kalo gak mikirin apa-apa terus kenapa senyum-senyum sendiri? Terus itu makanannya dari tadi aku liat gak dimakan? Padahal jam makan siang udah dari tadi" Selidik Kiran, Yuda hanya tertawa.

"Kalo mau cerita, cerita aja gapapa kok aku siap dengerin. Aku pendengar yang baik loh kalo mas lupa" Ujar Kiran.

"Atau ah aku tau mas lagi deket sama cewek ya? Soalnya keliatan dari cara mas senyum-senyum sendiri"

"Mmm yaudah deh mas cerita" Pasrah Yuda lalu mulai bercerita.

"Kamu inget manager cafe tempat Narda waktu itu tunangan? " Tanya Yuda, Kiran nampak mengangguk ragu.

"Inget inget lupa mas, kenapa gitu? "

"Ah aku ngerti mas pasti lagi deket sama dia ya? Dan pasti awal mas ketemu sama dia waktu hadir di acara pertunangan Narda?" Tebak Kiran Yuda mengangguk samar.

"Kok aku jadi kepo banget sih ini" Ujar Kiran antusias.

"Bener tebakan kamu, jadi waktu itu kan mas datang terlambat terus duduk di belakang, tiba-tiba dia bilang ikut duduk terus berakhir kita kenalan" Yuda melanjutkan ceritanya.

"Sebelum pulang, kita tukeran no HP, terus dari situ kita mulai sering saling kirim pesan. Dan sekarang bisa dibilang deket sih" Tambahnya.

"Tapi mas bingung-" Yuda menggantung ucapannya.

"Bingung kenapa mas? Bukannya bagus ya kalo mas udah mulai deket sama dia? "

"Mas bingung sama perasaan mas sendiri, kadang keinget dia terus, tapi kadang takut kalau dia cuma mas jadiin pelampiasan. Soalnya mas kenal dia belum terlalu lama, terus kita cuma kabar-kabaran lewat pesan" Jelasnya.

"Sekarang aku tanya mas nyaman gak kalo lagi berkirim pesan sama dia? " Tanya Kiran lantas Yuda mengangguk.

"Nyaman sih, dia asik kok orangnya" Jawab Yuda.

"Nah kalo nyaman, gak menutup kemungkinan buat mas buka hati buat dia kan? Gak ada salahnya mas coba buka hati buat dia, jangan dulu mikir takut jadiin dia pelampiasan lah atau apa lah"

"Yang terpenting sekarang mas yakinin dulu hatinya, terus jalani kedekatan mas sama dia. Aku percaya kok mas gak se brengsek itu buat jadiin dia pelampiasan"

"Kalo keinget terus tandanya mas udah mulai sayang sama dia" Ucap Kiran.

"Bener juga sih kata kamu" Yuda mengangguk.

"Ngomong-ngomong namanya siapa mas? " Tanya Kiran.

"Sri, namanya Sri" Jawab Yuda.

"Sli? Siapa papa? " Tanya Miko yang sedari tadi sibuk dengan makanannya.

"Tante Sri itu calon nya papa sayang" Jawab Kiran, mendengar itu Yuda hanya tersenyum.

"Benelan pa? Papa mau nikah sama tante sli? " Tanya Miko memastikan.

"Do'ain aja ya" Yuda mengelus puncak kepala Miko lembut.

"Iya papa, soalnya papa juga halus bahagia" Ujar Miko.

"Makasih sayang"

"Aku seneng mas, akhirnya mas mulai mau buka hati lagi" Ucap Kiran.

"Kapan-kapan ajak dia jalan mas, jangan cuma sebatas kirim pesan" Tambahnya lagi.

"Iya iya" Balas Yuda.

"Ditunggu kabar baiknya pokoknya mas. Semangat! " Ujar Kiran lalu mengepalkan tangannya untuk menyemangati Yuda.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Chapter ini agak pendek keburu stuck soalnya😭

Next jangan nih?

Jangan lupa coment🤗😊💕💚

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang