Kalung dengan liontin bunga matahari

17 4 1
                                    

Terhitung 7 hari sudah semenjak kepergian Haikal, namun rasanya Kiran masih berat menerima sebuah kenyataan pahit ini. Seluruh keluarga terdekat telah pulang kerumahnya masing-masing, kini Kiran hanya tinggal bersama Narda dan juga Miko. Karena pada saat diajak untuk tinggal bersama kedua orang tuanya Kiran menolak, Kiran lebih memilih untuk tinggal di rumahnya dan Haikal, yang baru mereka tempati selama kurang lebih 1 tahun setengah. Karena bagaimana pun dirumah ini terdapat banyak sekali kenangan indahnya bersama Haikal.

Dan hari ini kebetulan Narda libur kuliah, jadi hari ini ia bisa menghabiskan waktunya bersama kakak dan keponakannya dirumah. Saat ini juga Narda tengah berkutat di dapur, entah apa yang sedang ia buat kali ini. Setiap libur Narda lebih sering menghabiskan waktunya dirumah, terlebih semenjak kehadiran Miko, ia lebih suka memasak dan bereksperimen membuat berbagai macam kue.

"Na kamu lagi bikin apa sih? Kok dari tadi gak selesai-selesai? " Tanya Kiran yang kini tengah duduk di ruang keluarga bersama Miko yang ia tidurkan di pangkuannya.

"Ini loh kak, aku lagi nyoba bikin kue kering, tapi tadi percobaan pertama gagal, makanya aku coba bikin lagi yang baru" Jawab Narda dari dapur.

"Ohh gitu, semoga percobaan kamu yang kedua ini berhasil ya"

"Pasti berhasil kak kali ini gak boleh gagal lagi" Ucap Narda yang membuat Kiran tersenyum. Lalu terdengar suara ketukan pintu depan.

"Na bisa tolong bukain pintu gak? Ada tamu tuh kayaknya, kalo kakak bangun nanti Miko keganggu tidurnya" Ucap Kiran lalu Narda pun menghampirinya.

"Oke kak, aku bukain" Narda lalu berjalan menuju pintu depan.

"Siapa na? Suruh masuk aja gapapa" Ucap Kiran, lalu Narda pun mempersilahkan masuk.

"Assalamu'alaikum" Ucapnya ketika masuk ke ruang keluarga dimana kini Kiran tengah duduk.

"Waalaikumsalam, silahkan duduk dok" Ucap Kiran mempersilahkan Tian, laki-laki yang datang ke rumahnya itu untuk duduk.

"Ah iya terimakasih" Lalu Tian pun duduk.

"Bagaimana kabarnya? " Tanya Tian mulai membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah baik, kami semua baik" Jawab kiran.

"Syukurlah kalau begitu" Tian lalu memandang miko yang tengah tertidur lelap, ia sungguh tak tega ketika melihat anak itu.

"Ini minumnya silahkan diminum" Ucap Narda lalu meletakkan secangkir teh manis dan setoples kue kering yang rupanya berhasil ia buat.

"Terimakasih, maaf merepotkan" Ucap Tian lalu tersenyum canggung.

"Tidak apa" Jawab Narda lalu berjalan kembali menuju dapur, ia rasa akan ada hal penting yang Tian bicarakan jadi ia tak mau mengganggu mereka.

"Jadi kedatangan saya kesini, saya bermaksud memberikan ini-" Tian lalu mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya.

"Ini titipan dari Haikal sewaktu kecelakaan itu terjadi"

"Katanya tolong berikan ini pada istrinya" Tian lalu memberikan kotak dan sebuah surat itu pada Kiran.

"Maaf saya baru bisa memberikan itu sekarang"

"Tidak apa, terimakasih dok" Ucap Kiran lalu menerima kotak itu.

"Dan maaf juga waktu itu saya tidak bisa menyelamatkan Haikal. Kalau saja saya bisa menyelamatkan Haikal mungkin tidak akan seperti ini" Sesal Tian.

"Mungkin ini memang sudah jalannya dok, tak apa, bagaimanapun juga dokter sudah berusaha menyelamatkan suami saya, dan saya sangat berterimakasih" Ucap Kiran lalu tersenyum diakhir ucapan nya.

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang