Deeptalk

5 3 1
                                    

Terhitung sudah seminggu Kiran pulang dari rumah sakit, dan sudah seminggu ini juga Tian memperlakukan nya dengan lebih protektif, ia bahkan dilarang untuk membersihkan rumah walaupun hanya sedikit, pokoknya setiap pekerjaan yang biasa Kiran kerjakan, kini dikerjakan oleh Tian sendiri. Bahkan setiap pagi sebelum berangkat bekerja Tian biasa memasakkan makanan untuk istrinya itu.

Dan benar saja perkataan nya waktu itu, setiap hari harus ada yang menemani Kiran, Tian tak membiarkan Kiran sendiri dirumah ketika ia bekerja. Ia selalu meminta para ibu maupun Gita untuk bergantian menemani Kiran. Sebenarnya Kiran merasa itu terlalu berlebihan, namun setelah dipikir kembali Tian seperti itu juga untuk kebaikannya.

Namun dikarenakan hari ini Tian libur bekerja, jadilah hari ini ia sendiri yang menemani Kiran di rumah. Sedari pagi mereka menghabiskan waktu berdua saja, dikarenakan Miko tidak ada di rumah, sejak kemarin malam Miko menginap di rumah nenek dan kakeknya. Kebetulan Narda dan Gita juga Dylan tengah menginap di rumah mama dan papa, jadilah Miko ikut menginap dengan alasan ia ingin bertemu dengan Dylan.

"Rumah rasanya sepi mas, kalo gak ada Miko" Ucap Kiran yang tengah duduk bersebelahan dengan Tian di ruang keluarga.

"Kamu kangen ya sama Miko?" Balas Tian, Kiran menangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu Tian.

"Besok pagi juga Miko pulang dek, kan besok dia sekolah. Atau kita susul Miko ke rumah mama sama papa?" Tawar Tian.

"Enggak mas, gak usah biarin aja Miko kangen kangenan dulu sama Dylan" Jawab Kiran.

"Yaudah kalo gitu, sekarang kita nikmati saat-saat berduaan aja dulu ya kapan lagi coba berduaan begini" Goda Tian, Kiran hanya tersenyum.

"Mas? " Panggil Kiran.

"Hmm? Kenapa dek?" Tanya nya.

"Mas udah siapin nama buat dia?" Tanya Kiran sembari mengusap perutnya.

"Udah, mas udah siapin dari jauh-jauh hari. Ya walaupun kita belum tau dia laki-laki atau perempuan, tapi mas udah siapin dua-duanya" Balas Tian.

"Boleh aku tau gak nama yang mas siapkan?" Tanya Kiran penasaran.

"Mmm jangan dulu deh, pokoknya sekarang masih rahasia, nanti biar jadi kejutan" Jawab Tian.

"Yaudah deh kalo gitu" Pasrah Kiran.

"Eh iya mas aku mau nunjukin sesuatu sama kamu" Ucap Kiran antusias.

"Apa tuh? " Tanya Tian penasaran.

"Bentar aku ambil dulu ya" Lantas Kiran beranjak untuk mengambil sesuatu di kamarnya.

"Liat ini mas, bagus gak? Ini buatan aku sendiri loh" Ucapanya setelah kembali dari kamar, lalu menunjukkan topi bayi hasil rajutan nya.

"Bagus dek, ini beneran kamu sendiri yang buat?" Tanya Tian memastikan.

"Iya mas, aku buat sendiri. Soalnya kan aku dilarang ngapa-ngapain sama mas, dan aku sering banget ngerasa bosan. Makanya aku coba lanjutin lagi rajutan ini, dan kemarin akhirnya selesai juga ya walaupun kemarin beresin nya dibantu Gita sih" Jelas Kiran.

"Bagus dek, dia pasti suka topi ini. Maafin mas ya, mas terlalu protektif sama kamu, kamu pasti kesal ya?" Tanya Tian.

"Enggak kok mas, aku gapapa lagian mas gitu juga buat kebaikan aku. Aku tau pasti gara-gara kejadian kemarin mas jadi lebih khawatir" Balas Kiran.

"Aku juga takut banget mas waktu itu, aku takut kehilangan lagi. Aku nyesel gak hati-hati waktu itu. Maaf waktu itu aku bikin mas khawatir" Tambah Kiran.

"Enggak dek, ini bukan salah kamu. Kemarin itu kecelakaan, tapi untung nya kita masih di kasih kepercayaan buat jaga dia. Dan mulai saat itu mas udah janji akan jaga dia sebaik mungkin" Tian mengelus perut Kiran.

"Mas gak mau hal buruk kayak kemarin terjadi lagi, maaf juga mas gak bisa selalu ada di sisi kamu" Sesal Tian.

"Enggak kok mas, mas kan kerja buat aku, buat Miko dan buat bayi kita juga. Dia pasti bangga punya ayah kayak mas" Ucap Kiran.

"Makasih ya dek" Tian lantas memeluk Kiran dari samping.

"Makasih buat apa? " Tanya Kiran.

"Makasih buat semuanya, makasih udah hadir di hidup mas, makasih juga udah bikin hidup mas lebih indah" Balas Tian.

"Kamu tau gak dek? Dulu rasanya hidup mas itu gitu-gitu aja. Berangkat kerja terus pulang, paginya berangkat lagi. Gitu aja terus kayak gak ada yang menarik. Pulang kerja pun gak ada yang nyambut mas, makanya dulu mas terkadang gak pulang, lebih milih nginep di ruangan mas aja. Tapi sekarang beda dek, sekarang tiap pulang kerja ada kamu ada Miko yang akan selalu menyambut kepulangan mas. Mas ngerasa lelah mas hilang begitu aja ketika mas lihat senyum kamu atau ketika Miko lari buat nyambut mas sewaktu pulang kerja"

"Dan kamu tau? Sebentar lagi kebahagiaan kita akan bertambah dengan kehadirannya, dari sini mas tau ternyata kebahagiaan itu sederhana, gak perlu mewah tapi cukup melihat senyum orang yang kita sayangi aja udah jadi kebahagiaan tersendiri"

"Tetap seperti ini dek, semoga keluarga kecil kita selalu bahagia" Tian kembali merangkul Kiran, Kiran hanya tersenyum kala mendengar penuturan Tian.

"Aamiin semoga saja mas" Ucap Kiran.

"Kalau kamu bagaimana dek?" Tanya Tian, mendengar itu Kiran nampak berpikir.

"Aku juga bahagia banget mas, awalnya dulu aku ngerasa dunia aku hancur ketika mas Haikal pergi, aku merasa putus asa ketika mas Haikal yang aku jadikan sandaran pergi. Tapi sekarang dunia aku udah kembali lagi mas, semenjak kehadiran mas, aku merasa aku kembali memiliki tempat bersandar, aku gak merasa kesepian lagi" Jelas Kiran.

"Kalau dulu tujuan ku hanya membahagiakan Miko, sekarang tujuan aku bertambah, bukan hanya Miko yang sekarang harus aku buat bahagia, tapi ada mas dan juga bayi kita yang harus aku buat bahagia" Tambahnya.

"Oh iya mas, aku mau minta sesuatu boleh gak? " Tanya Kiran.

"Apa dek? " Tanya balik Tian.

"Aku mau dengerin mas mengaji lagi, boleh gak? Rasanya udah lama gak denger mas mengaji. Kangen aja gitu, kemarin-kemarin kan mas sibuk terus" Pinta Kiran.

"Boleh dek, boleh banget. Maaf kalau kemarin mas kurang waktu buat kamu" Tian mengelus puncak kepala Kiran.

"Sebentar ya, mas ambil wudhu dulu" Tian lantas beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Tak lama Tian kembali dengan wajah yang masih basah karena air wudhu, dan membawa alquran yang biasa ia baca. Lantas kembali duduk di sisi Kiran lalu membuka kitab suci yang ia bawa lalu mulai membacanya.

"Indah" Satu kata yang bisa Kiran ucapkan ketika mendengar suara lantunan Tian dalam membacakan ayat-ayat suci tersebut. Semenjak pertama kali Kiran mendengar Tian mengaji, sejak saat itu pula ia merasa candu dengar suara merdu itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Chapter ini agak pendek, gapapa lah ya😂

Btw ada yang mau tebak gak adiknya Miko cewek atau cowok?😂
Kita tunggu aja di next chapter Yups
Jangan lupa voment yaa and Happy Reading 💚💚

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang