Bonus Chapter 4 (Last)

10 4 1
                                    

Sinar matahari pagi bersinar begitu terang, tak membuat semangat Kiran luntur, saat ini ia tengah menyiram tanaman hias di halaman depan rumahnya.

Sembari bersenandung kecil ia terus saja menata dan menyiram beberapa tanaman hias yang dibelikan Tian khusus untuknya beberapa waktu lalu.
Entahlah beberapa bulan ini Kiran jadi menyukai tanaman hias. Sehingga kini halaman depan rumahnya tampak lebih hijau.

"Anak-anak lagi ngapain ya sekarang?" Monolognya, pasalnya sejak semalam ia hanya sendirian di rumah.

Dikarenakan hari ini libur, maka Miko dan juga Nisya meminta untuk menginap di rumah Narda, alasannya karena mereka rindu ingin bermain dengan Dylan dan juga Ravin. Mereka terus saja merengek sehingga mau tak mau Kiran akhirnya mengizinkan mereka menginap. Sedangkan Tian tadi malam mendapatkan panggilan darurat katanya, jadilah mau tak mau tadi malam ia berangkat dan meninggalkan Kiran sendiri di rumah.

Semalam Tian berkata ia akan pulang pagi hari, namun sampai saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 lebih, Tian belum juga pulang.

"Sepi juga ya di rumah sendirian, tau gini aku ikut nginep aja di rumah Narda" Gumamnya.

Namun lamunannya seketika buyar ketika ia melihat mobil Tian, ah akhirnya Tian pulang juga. Lantas ia berlari untuk membukakan pagar.

"Assalamualaikum dek" Ucap Tian kala turun dari mobil hitam itu.

"Waalaikumsalam mas" Balas Kiran lalu mencium tangan suaminya itu.

"Lesu banget kayaknya, gak tidur sama sekali ya?" Tanya Kiran, pasalnya ia melihat wajah Tian yang nampak kelelahan.

"Iya dek, mas capek banget" Balasnya.

"Yaudah kalo gitu masuk yuk? Terus bersih-bersih nanti aku buatin teh anget, biar badannya enakan. Abis itu istirahat" Ajak Kiran diangguki Tian.

"Anak-anak belum pulang?" Tanya Tian.

"Belum mas, katanya masih mau main mumpung Miko libur sekolah" Jawab Kiran.

"Maaf ya semalam kamu jadi sendiri di rumah" Ucap Tian.

"Gapapa kok mas, namanya juga ada panggilan darurat, masa iya aku gak ngebolehin mas keluar sih"

"Makasih ya dek atas pengertiannya" Tian mengelus puncak kepala Kiran lembut, Kiran mengangguk lalu tersenyum karena tingkah manis suaminya itu.

"Yaudah sekarang mas bersih-bersih dulu gih, biar bisa cepet istirahat" Titah Kiran lembut.

"Iya dek, tapi nanti temenin mas istirahat ya?" Ajak Tian.

"Manja banget deh, ya udah nanti aku temenin" Balas Kiran.

"Biarin mumpung anak-anak masih di rumah Narda, jadi kita harus quality time berdua" Ucapan Tian ada benarnya juga, rasanya sudah lama mereka tak berduaan seperti sekarang ini, karena biasanya akan ada anak-anak ditengah mereka.

"Iya mas" Balas Kiran.

"Ya sudah mas mau mandi dulu" Pamitnya lalu berjalan menuju kamar mandi, setelah meletakkan asal tas yang dibawanya. Sebelum berjalan menuju kamar mandi, Tian menyempatkan mengecup pipi Kiran. Sehingga membuat pipi nya bersemu memerah, hal yang sudah sering Tian lakukan namun masih saja membuat Kiran tiba-tiba berdebar-debar dan bersemu karena malu.

"Nanti aku siapin pakaiannya di kamar ya mas, sekalian sama sarapannya juga" Kiran lantas membawa tas Tian untuk diletakkannya di tempat yang seharusnya. Lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Tian.

Tak memerlukan waktu lama untuk Kiran menyiapkan sarapan, ia hanya membuat segelas teh hangat dan juga sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi. Menu sarapan pagi yang menjadi favorit Tian.

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang