Pertemuan

6 3 1
                                    

Mentari bersinar begitu cerahnya pagi ini, seolah menggambarkan perasaan setiap orang yang saat ini tengah berkumpul di rumah orang tua Kiran. Hari ini merupakan hari yang cukup istimewa bagi mereka pasalnya pagi ini kedua orang tua Tian datang ke rumah mereka untuk bersilaturahmi. Dan juga sore ini akan diadakan acara pertunangan antara Gita dan juga Narda. Acara tersebut diadakan di sebuah cafe milik salah satu teman Narda.

Sekitar pukul 9 pagi keluarga Tian datang ke kediaman orang tua Kiran, awalnya mereka merencanakan pertemuan keluarga ini pada hari minggu kemarin, namun karena pada saat itu Tian tiba-tiba saja mendapatkan panggilan darurat, jadilah pertemuan itu batal dan berakhir menjadi pertemuan di hari ini.

"Silahkan duduk pak, bu" Ucap mama Kiran mempersilahkan mereka untuk duduk setelah bersalaman.

"Sebentar saya ambilkan minuman dulu ya" Pamit mama lalu mereka duduk ditemani oleh papa.

"Ah terimakasih sebelumnya, maaf kami merepotkan" Ucap Ibu Tian.

"Tidak apa bu, kami senang dengan kedatangan bapak ibu dan nak Tian kemari" Lantas mama berjalan menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan beberapa makanan ringan.

Tak memerlukan waktu lama, mama kembali dengan membawa satu nampan minuman diikuti oleh Narda dan juga Kiran yang masing-masing membawa makanan.

"Silahkan dinikmati, maaf hanya ini yang bisa kami sediakan" Mama lantas meletakkan minuman itu.

"Ah tidak apa ini juga sudah banyak kok" Timpal ayah Tian.

"Nah ini pak, bu, Kiran putri pertama saya" Ucap mama memperkenalkan Kiran karena ini merupakan kali pertama Kiran bertemu dengan orang tua Tian.

"Ah jadi ini yang namanya Kiran" Ucap ayah Tian ketika Kiran menyalami mereka.

"Kamu gak salah pilih kayaknya" Timpal ibu Tian, mendengar itu Tian dan Kiran hanya tersenyum malu-malu.

"Sini duduk dekat ibu, kita ngobrol-ngobrol banyak banget yang mau ibu tanyakan sama kamu" Ibu Tian mengajak Kiran untuk duduk di sisinya.

"Nah kalau yang ini putra kedua kami namanya Narda, dia adiknya Kiran satu-satunya" Kini giliran papa yang memperkenalkan Narda.

"Oh jadi yang nanti sore mau tunangan itu ini ya pak, wah selamat ya sebelum nya, kami turut bahagia"

"Iya tante terimakasih" Ujar Narda.

"Jangan panggil tante, panggil aja ibu sama ayah ya Na? Biar gak canggung. Kamu juga Kiran jangan sungkan panggil ayah sama ibu juga ya, kan sebentar lagi kita semua jadi keluarga. Iya gak yah? " Ucap Ibu Tian

"Iya benar sekali" Timpal ayah Tian.

"Ah iya bu, yah, Narda tinggal dulu ya, karena ada yang harus Narda selesaikan" Pamit Narda.

"Iya gapapa, kami paham kok kamu pasti lagi sibuk ngurusin buat pertunangan kamu" Jawab Ibu.

Merekapun mulai mengobrol membicarakan beberapa hal. Sedang kan diluar beberapa anak sedang tertawa sambil berlarian di halaman rumah. Namun setelah melihat salah satu mobil yang terparkir di depan rumah nenek kakeknya itu, salah satu anak berpamitan pada teman-temannya untuk masuk.

"Itu kan mobil ayah? Jangan-jangan ayah sudah datang" Gumamnya.

"Teman-teman, Miko mau masuk dulu ya, kalian telusin aja mainnya, Miko mau ketemu ayah Miko dulu" Tanpa menunggu jawaban teman-temannya anak itu berlari masuk ke dalam rumah. Ia semakin mempercepat langkahnya ketika mendengar suara tawa Tian.

"Tuh kan benel ayah udah datang" Ucapnya.

"Ayah.." Panggilnya ketika sampai di ruang keluarga.

Lost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang