"Saya Terima nikah dan kawinnya Zayna Haziqa Lunara dengan mas kawin uang 20 juta rupiah dibayar Tunai"
"Bagaimana Saksi Sah ?"
"SAH"
Doa akad nikah dibacakan oleh salah satu kyai yang ikut serta dalam acara pernikahan pagi itu di masjid Baiturrahman.
Ardiaz Agrata Hisyam lelaki berumur 32 tahun itu kini telah selesai mengucap ikrar suci untuk kedua kalinya setelah dulu mengucap ikrar suci untuk mantan istrinya.
Usai melaksanakan akad nikah di masjid didekat rumah mempelai wanita, Agrata bersama rombongan lainnya keluar dan berjalan menuju rumah Mempelai Wanita.
Zayna Haziqa Lunara, gadis 22 tahun yang menjabat sebagai sekertaris pribadi Agrata di kantor kini telah sah menjadi istri sah atasannya sendiri.
Di pernikahan keduanya memang tak ada resepsi, hanya akad nikah lalu makan bersama tetangga saja, itu adalah salah satu permintaan Zayna.
Sementara untuk mahar, Zayna tak meminta apapun, itu murni dari Agrata.
Sesampainya dirumah Zayna yang sudah memakai gaun syar'i langsung berdiri menyambut lelaki yang baru menyandang status suaminya itu.
"Ayo salim" bisik Aliyah ibunda dari Zayna
Saat Agrata sudah mengulurkan tangan, Zayna langsung menyambutnya dan mrmbawa ke hidungnya
Acara di lanjut dengan makan besar bersama beberapa kerabat dan tetangga.
Tak ada acara lain setelah itu.
Malamnya Agrata meminta agar Zayna langsung ikut bersamanya, meskipun sedikit drama karna Zayna memohon agar tinggal seminggu dulu dirumah orang tuanya namun kini Agrata berhasil membawa istrinya pulang tuk bertemu putrinya.
"Pak, jangan kasih tau orang kantor dulu yah" ucap Zayna saat mereka sudah ada didalam mobil
"Kamu malu menikah dengan saya ? Sampai harus saya rahasiakan ?"
"Bukan gitu, aku belum siap pak ditanya tanyain yang enggak enggak"
"Saya tidak akan merahasiakan namun saya juga tidak akan mengatakan"
Zayna hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, atasannya memang seperti kutub utara, begitu dingin, tegas dan royal.
Entah apa alasan lelaki disampingnya ini meminangnya, kedekatan mereka dulu hanya sebatas atasan dan sekertaris, tak ada hubungan khusus, namun secara tiba tiba Agrata mengatakan bahwa dia akan meminangnya.
Sebulan setelah itu pernikahan pun digelar, bahkan Zayna masih belum percaya kini dia sudah menjadi Nyonya Agrata.
Mobil Hrv terbaru itu kini memasuki masion mewah milik Agrata, masion yg terdiri dari 3 lantai, kolam renang, lapangan, taman, dan lain lain.
Saat Zayna turun dari mobil disambut 3 pelayan yang bersiap membawakan barang bawaannya.
"Sudah kamu masuk, itu pekerjaan mereka" ucap Agrata saat Zayna hendak membawa tas dan kopernya
Tanpa membantah ia langsung ikut masuk dibelakang suaminya.
"Ini kamar kita dan disana kamar Ameera" ucap lelaki itu sembari membuka kamar berpintu putih
"kita sekamar pak ? Gak pisah kamar dulu kaya perjodohan novel novel gitu ?"
"apa bedanya malam saya nanti setelah dan sebelum menikah, saya juga ingin ada yang menghangatkan dimalam hari"
sontak ucapan itu membuat Zayna merinding dan langsung mematung
"Yah yah" terdengar suara ocehan anak kecil yg tengah digendong baby sisternya.
Agrata langsung menghampiri dan menggendongnya
"Princessnya ayah, kangen banget ayah gak ketemu seharian sayang" ucap Agrata menciummi sang putri yg baru berusia 2 tahun itu
Sementara Zayna tersenyum hangat melihat pemandangan didepannya, sosok Agrata yg terkenal dingin dan tegas terlihat begitu hangat saat bersama sang putri, Ameera.
"Ini, Bunda nya Ameera, kenalan dulu sama Bunda"
Bunda ?
Bahkan Zayna sama sekali tak terfikir akan mendapat panggilan itu diumurnya yg baru 22 tahun
Ameera langsung meminta digendong oleh Zayna sontak membuat Zayna senang karna dirinya memang sangat menyukai anak kecil
"Bu Bu" ucap Ameera dalam gendongan Zayna
"Iya sayang, Bunda" jawab Agrata sembari mengelus kepala Ameera
Ketiganya memilih untuk masuk kedalam kamar milik Agrata.
Zayna memandang kagum kamar yg sangat mewah itu, ukuran kamar ini 2 kali lipat kamarnya dirumah uminya
"Bu Bu"
"Iya sayang, kenapa ?" Tanya Zayna
"Hehehehehe" bukannya menjawab, gadis kecil itu malah tertawa sembari meraba raba wajah Zayna
"Sini duduk" ucap Agrata yang sudah berada di tengah kasur dg kemeja yang sudah lepas 2 kancing atasnya
Glek
Zayna menatapnya dengan horor, bahkan bulu kuduknya sudah merinding menatap Agrata dengan penampilan demikian.
Dengan perlahan Zayna berjalan menuju Agrata yang tengah melepas jam tangan rolexnya.
Ia menaruh Ameera di tengah tengah dirinya dan Agrata
"Ameera senang punya Bunda baru ?" Tanya Agrata pada sang putri yang dibalas kekehan Ameera
"Ameera tidur disini kan pak malam ini ?"
"Tidak, dia tidur bersama susternya"
"Disini aja deh pak, aku pengin tidur sama Ameera"
"Kamu tidur dengan Saya"
"Tapi -"
"Tidak ada tapi tapian, jam 8 Ameera akan diambil susternya"
Lagi lagi Zayna hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, ia masih canggung berhadapan dengan lelaki yg berstatus suaminya itu, apalagi sebelum ini dia belum pernah berpacaran.
"Kamu tidak mau melepas jilbab kamu ? Kita hanya bertiga, saya sudah halal untuk kamu"
"Maaf pak, saya belum terbiasa" ucap Zayna lalu membuka hijabnya
"Bu bu Tik"
"Makasih anak bunda yang lebih cantik" balas Zayna
Sementara Agrata tak mengalihkan pandangannya pada Zayna yg sudah tak berjilbab, rambut hitamnya menambah kecantikan gadis itu.
₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩
Hai hai ketemu lagi 😅
Gimana ?
Suka gak 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaTa
Fanfiction"Ini kamar kita dan disana kamar Ameera" ucap lelaki itu sembari membuka kamar berpintu putih "kita sekamar pak ? Gak pisah kamar dulu kaya perjodohan novel novel gitu ?" "apa bedanya malam saya nanti setelah dan sebelum menikah, saya juga ingin ada...