Duapuluh

64.2K 3.9K 9
                                    


Agrata diajak sang mertua untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di masjid yang dulu ia gunakan untuk akad nikah.

Jujur Agrata malu, hampir 5 tahun dia lupa akan kewajibannya, dia lupa bahwa dia juga punya tuhan yang selalu memberi tanpa diminta

Air mata Agrta menetes setetes saat sujud terakhir sholat, dia berdoa agar Allah bisa mempertemukannya dengan sang istri

"Ingat yah pesan abi, apapun yang terjadi, bawa Allah dalam hidup kamu"

"Terimakasih bi Saya pulang dulu, besok saya akan temui Zayna"

"Abi Berdoa yang terbaik untuk kalian berdua"

Agrata segera pulang kerumahnya, terlihat rumah sudah rapi, namun Ameera belum pulang, Agrata memang menyuruhnya menginap semalam disana.

Agrata masuk kekamarnya yang sudah kosong juga karna 3 lemari sudah taknada begitu pula meja rias

Agrata mengambil koper diatas lemari, dia mengambil beberapa bajunya dan baju istrinya tak lupa juga dalaman karna ia tau Zayna akan sangat membutuhkannya sebab sang istri tengah nifas

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Pagi ini Agrata sudah bersiap dengan kopernya, dia mengendarai mobil menuju kota kelahiran istrinya, berbekal alamat dari abinya.

Agrata menitipkan Ameera lebih lama dirumah kedua orang tuanya karna ia tau Zayna tak mungkin langsung mau pulang, Zayna juga harus mendapatkan perawatan khusus.

Agrata menempuh perjalanan 2 jam hingga sampai disebuah rumah berhalaman samping yang luas, cukup jauh jarak antara rumah satu dengan yang lain.

Agrata turun dari mobil, dia melangkah masuk kedalam rumah, belum sempat mengetuk seseorang sudah keluar dari rumah itu

"Maaf cari siapa ?" Tanya wanita itu

"Saya suaminya Zayna, saya mencari Zayna"

"Oh, sebentar"

Wanita itu masuk kedalam rumah memanggil seseorang disana

"Siapa nduk"

"Itu suaminya Zayna"

"Healah bocah bagus, suaminya Zayna ini ?" Tanya Budhe Enab yang langsung disalimi Agrata

"Betul Bu"

"Guanteng yo, pantes Zaynanya kesemsem, mau masuk dulu atau langsung ke rumahsakit ? Zayna masih dirawat dari kemarin"

"Langsung kerumah sakit saja bu"

"Oh iyo iyo, Zayna panggil saya Budhe, kamu panggil budhe saja yo"

"Baik budhe"

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Zayna kini sudah mulai membaik, mungkin besok sudah boleh pulang asalkan tidak melakukan pekerjaan yang berat dulu.

Zayna juga sudah bisa duduk dan berjalan, kateter urinnya pun sudah dilepas.

Zayna sekarang tengah memakan apel disuapi oleh Jihan adik sepupunya

"Mba Zay berarti udah punya anak perempuan ?"

"Udah Han, umur 2 tahun"

"Cantik gak mba ?"

"Cantik bangen Han kaya bule mukanya, duh kan mba jadi kangen"

"Hehehe maaf yah mba"

Belum sempat Zayna menjawab pintu kamarnya terbuka, terlihat budhe Enab datang bersama lelaki yang sangat Zayna kenali

"Udah makan nduk ?" Tanya budhe Enab yang dibalas anggukan Zayna

"Ini budhe bawa semangka pesenan kamu semalem, udah dingin, budhe taruh sini yah" ucap Budhe Enab menaruh kotak makan transparan berwarna putih berisi semangka yg sudah dipotong potong

"Makasih budhe"

"Iya sama sama, yo ws budhe pulang dulu sama Jihan yo" ucap Budhe Enab langsung menarik Jihan keluar kamar

Budhe Enab tau sekali kalau Zayna dan Agrata butuh waktu berdua untuk berbicara

Keduanya kini bergelut dengan kediaman, Agrata memilih duduk dikursi samping Brankar sementara Zayna masih dengan posisi yang sama, duduk bersandar di brankar

"Ekhem"

Agrata berusaha memecahkan kesunyian namun ia cukup pengecut untuk mengajak ngobrol wanita didepannya itu

"Na" panggil Agrata namun tak dijawab oleh Zayna. Wanita tiu malah mengambil hpnya di nakas

"Ameera nyariin kamu Bun" ucap Agrata yang lagi namun lagi lagi tak Zayna perdulikan

Agrata menatap wajah Zayna, wajah yang dulu selalu menyambutnya dengan senyuman, kini berubah menjadi wajah yang sendu, ia melihat matanya masih sembab, bahkan suaranya masih parau

Abi

Zayna, ingat yah nak, kamu dulu memilih suamimu diatas keraguan kami, artinya kamu yakin jika suamimu adalah pria baik yang bisa membimbingmu sayang. Apapun yang terjadi diantara kalian, abi doakan kalian bisa kembali akur yah, abi harap tidak ada perpisahan diantara kalian kecuali oleh maut. Doa abi selalu mengalir untuk putri abi ❤️

Zayna menghembuskan nafas beratnya, sudah ia duga jika datangnya suaminya kesini adalah petunjuk Abi, Abi yg memberitahu keberadaannya disini.

"Kamu mau makan semangkanya Bun ?" Tanya Agrata namun dibalas gelengan oleh Zayna

Jujur ia ingin sekali memakan buah yang penuh kandungan air itu tapi gengsi, tunggulah 10 menit lagi dia akan memakannya sendiri.

Tepat pukul 10 pagi, dokter yang merawat Zayna datang untuk mengecek keadaan wanita itu pagi ini.

"Kondisi Bu Zayna sudah mulai membaik, jika besok Tensinya sudah normal, Bu Zayna sudah bisa pulang" ucap Dokter bernama Gita tersebut

"Makasih dok" jawab Zayna

"Sama sama, saya permisi dulu bu, Pak"












"Sama sama, saya permisi dulu bu, Pak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang