Delapan Belas

60.6K 4K 43
                                    


Agrata langsung membawa Zayna kerumah sakit dengan mobilnya, dia panik bukan main melihat wajah Zayna semakin memucat, sesampainya dirumah sakit Zayna langsung masuk ke IGD

Agrata menyuruh satpam dan bodyguard serta pelayan dirumahnya untuk mengusir Zea.

Tadi setelah bertemu dengan CEO Nata Grup dia pulang kerumah dan terlihat Zea sudah disana membawakan minuman untuknya, bodohnya dia langsung meminum minuman yg sudah Zea campuri dengan obat perangsang itu.

Tak lama dokter keluar dari ruang IGD, Agrata langsung berdiri dan menanyakan keadaan istrinya

"Mohon maaf pak kami tidak bisa menyelamatkan janinnya, benturan yang dialami pasien sangat kuat hingga mengakibatkan janin yang ada dikandungan pasien tak bisa selamat" ucap dokter itu

Agrata mendongakkan kepalanya, bodohnya dia lupa akan janin dikandungan istrinya, emosinya begitu tak terkendali saat tau sang istri pulang dengan lelaki lain

Zayna dibawa keruang rawat guna perawatan lebih lanjut, sementara Agrata langsung mengurus administrasi agar istrinya bisa mendapatkan ruangan terbaik di rumah sakit ini

Selesai mengurus administrasi, Agrata berjalan menuju ruangan istrinya di lantai 3.

Terlihat disana Zayna masih belum sadarkan diri, wajahnya masih pucat, matanya masih sembab

"Maaf Na, Maafkan saya Na, ini semua salah saya" ujar Agrata memeluk tubuh Zayna, ia begitu berantakan sekarang, entah bagaimana nanti menjelaskannya pada Zayna

Agrata kini duduk dikursi disamping brankar istrinya, dia genggam tangan Zayna dengan penuh kelembutan.

Tak lama Zayna menlenguh dan membuka matanya, dia merejap sebentar lalu melihat sekitarnya

"Sudah bangun sayang, mau minum" tawar Agrata yang langsung dibalas gelengan oleh Zayna

Wanita itu meraba bagian perutnya, meskipun sebelumnya belum membesar, namun ia bisa merasakan janin yang baru berukuran segumpal darah itu

"Bun" panggil Agrata yang tak dihiraukan Zayna, wanita itu memalingkan pandangannya pada jendela yang masih menyajikkan suasana hujan

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Pagi ini Zayna sudah lebih baik meskipun semalam sempat pendarahan.

Zayna pun sudah tau bahwa dia keguguran karna tadi pagi dokter yang memeriksanya memberitahunya

Zayna masih puasa berbicara pada Agrata membuat lelaki itu semakin berantakan.

"Ayah ke kantor sebentar urus cuti dulu yah bun, ayah sudah bilang ke ningsih buat temenin Bunda disini" ucap Agrata sembari mengancing kemejanya

Lelaki itu mengulurkan tangannya namun sama sekali tak disambut oleh Zayna.

Agrata menatap nanar tangan kanannya yang tak mendapat sambutan dari sang istri, dia mengelus kepala Zayna sebentar lalu keluar dari ruangan Zayna .

15 menit setelah Agrata keluar, Zayna memencet tombol diatas brankarnya lalu tak lama seorang perawat datang

"Ada yg bisa dibantu bu ?"

"Saya ingin pindah rumah sakit sus, tolong urus semuanya sama mau pindah ke rumah sakit Pelita di kota #####"

"Maaf bu dengan alasan apa yah ?"

"Saya ingin lebih dekat dengan ibu saya, dan tolong jangan beritau lelaki yang sedari semalam ada disini, saya bayar berapapun"

"Baik bu saya urus sebentar"

Untung saja Zayna menyaku HP dan ada kartu ATM dibagian cassingnya

Sekirat 1 jam Ningsih belum datang namun Zayna sudah bisa dipindahkan kerumah sakit yang diminta.

Zayna sudah didorong menuju ambulan, dia didampingi 2 perawat perempuan.

Saat ambulan keluar dari rumah sakit, Zayna melihat mobil Agrata masuk kedalam rumah sakit

"Bahagialah dengannya Yah, aku menyerah, 2x kamu melakukannya dirumah kita tanpa memikirkan perasaanku, aku menyerah yah, salam untuk sicantik Ameera" bathin Zayna

Sementara Agrata langsung masuk kedalam ruangan Zayna, dia sengaja menyuruh Ningsih tak datang krna dia menyuruh Fahri mengatur izin Cutinya

Agrata memasuki ruangan Zayna namun yang ia temui adalah bagian kebersihan yang tengah membereskan ruangan itu

"Pasien yang disini dimana ?" Tanya Agrata

"Sudah dipindahkan pak ke rumah sakit lain ?"

"Rumah sakit mana ?"

"Maaf pak kami kurang tau, ini pakaian yang tertinggal" ucap petugas kebersihan memberikan paperbag pada Agrata

Agrata langsung lari kebagian administrasi, dia menanyakan dipindahkan kemana namun semua petugas disana mengatakan bahwa ini tidak diperbolehkan dikatakn padanya

"SAYA TANYA SEKALI LAGI, DIMANA ISTRI SAYA DIPINDAHKAN"  ucap Agrata dg Nada Tinggi

"Maaf pak demi kenyamanan pasien kami tidak diperbolehkan mengatakannya, dan maaf jangan berteriak karna anda mengganggu pasien kami"

"SIAPA PEMILIK RUMAH SAKIT INI, SAYA BELI RUMAH SAKIT INI ASAL KALIAN KASIH TAU DIMANA ISTRI SAYA" teriak Agrata yang langsung didatangi oleh beberapa satpam

"Mohon maaf pak jangan ganggu kenyamanan pasien kami" ucap Satpam itu lalu menarik Agrata agar keluar dari rumah sakit itu

"Aaarrgghhhhhh" Agrata memukul stir mobilnya saat ia sudah masuk kedalam mobilnya

Bodohnya dia pergi padahal bisa telfon saja ke Fahri, kenapa dia bisa berfikiran sependek ini padahal biasanya tidak
















Bodohnya dia pergi padahal bisa telfon saja ke Fahri, kenapa dia bisa berfikiran sependek ini padahal biasanya tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang