Zayna kini kembali kerumah Agrata, dia tersenyum melihat penampilan kamarnya yang dirombak drastis oleh sang suami, warna kamar yg dulunya putih kini berubah menjadi Cream.Beberapa barang juga diganti desain dan warnanya, penempatannya pun di ubah solah olah ini kamar baru bukan kamar hasil renovasi
"Suka ?" Tanya Agrata yang dibalas anggukan oleh Zayna.
Zayna lalu berjalan menuju lemarinya untuk menaruh pakaiannya
"Ayah aja, kamu duduk. Nanti capek" ucap Agrata saat Zayna hendak merapikan pakaiannya
"Kalau ayah yg rapiin, bukannya rapi malah kaya kapal pecah, tuh lihat bajumu aja kaya gitu, kalau ambil baju tuh diangkat yg diatasnya bukan main tarik aja" omel Zayna membuat Agrata tersenyum. Sikap wanitanya sudah kembali dan semoga selamanya akan seperti ini
Zayna jongkok membereskan pakaiannya dan menaruhnya dilemari, Agrata pun ikut membantu namun bukannya membantu, lelaki itu malah mengacaukan
"Ya Allah ini tunik yah, jangan ditaruh ditumpukan gamis, beda jenis" ucap Zayna kesal lalu memindahkan apa yang Agrata tempatkan
Agrata terkekeh lalu mencium bibir Zayna, namun bukan sebentar, Zayna sampai harus menepuk keras dada suaminya agar Agrata mau berhenti karna pasokan oksigen di dadanya hampir habis
"Ih itu jambang di cukur dulu yah, ketelen aku nanti" ucap Zayna asal membuat Agrata melongo
Semenjak kemarin Zayna memang semakin Random, bukan lagi Zayna yang kalem, ucapannya sering nyleneh. Atau mungkin bawaan bayi
Selesai menyelesaikan urusan lemari, Zayna duduk diatas Ranjang sembari mencas Hpnya
Baru mau bangkit dari duduknya, Agrata memberikan Alat cukur jambangnya pada Zayna
"Cukur sendiri lah yah, geli tau liatnya"
"Tumben, biasanya paling semangat kalau urusan cukur jambang"
"Geli yah"
Agrata sekarang tau, itu bawaan bayi, jadilah lelaki itu masuk ke kamar mandi sendiri lalu mencukur jambangnya sendiri. Sedangkan Zayna keluar menuju putrinya yang tengah belajar membaca bersama susternya.
Usai selesai dengan urusan cukurannya, Agrata mendapat telfon dari Fahri, dia terkejut dengan apa yang dikatakan Fahri di telfon
"Saya akan menikahi Zea pak, Izinkan saya merawat anak bapak yang ada dikandungan Zea"
Agrata dengan cepat menyetujuinya, dia memasang raut bahagianya, Setidaknya Zayna tidak akan diganggu wanita itu lagi. Meskipun ia tau anak dari Zea itu kelak akan membutuhkannya.
Agrata keluar dari kamar mencari istrinya, dia tak menemukan Zayna di taman maupun kamar Ameera
"Zayna dimana, Rikha ?" Tanya Agrata pada juru masaknya
"Tadi saya lihat masuk ke ruang main non Ameera tuan"
Agrata mengangguk lalu naik ke lantai 2 dimana ruang bermain Ameera berada
Terlihat Zayna tengah mengajari Ameera mengeja, namun bukan mengeja huruf biasa, Zayna mengajarkan Ameera mengeja huruf hijaiyyah
Agrata menyuruh susternya Ameera untuk keluar dari ruangan itu dan menunggu diluar, membiarkan ketiganya bersama
Agrata duduk disamping Zayna yang tengah mengenalkan huruf huruf yang digunakan di Al Qur'an itu
"Alhamdulillah Ameera udah bisa sampai huruf dzal" ucap Zayna menutup buku khusus huruf hijaiyyah itu dan menaruhnya ditempat yang sesuai
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaTa
Fanfiction"Ini kamar kita dan disana kamar Ameera" ucap lelaki itu sembari membuka kamar berpintu putih "kita sekamar pak ? Gak pisah kamar dulu kaya perjodohan novel novel gitu ?" "apa bedanya malam saya nanti setelah dan sebelum menikah, saya juga ingin ada...