Tiga Puluh Lima

59.9K 3.7K 99
                                    


Malam ini Agrata datang memenuhi panggilan mertuanya, dia datang dengan semangat membayangkan nanti dia akan pulang membawa Zayna

Sesampainya disana terlihat Ameera sedang adi di pangkuan Abi Sahil sementara Zayna memeluk erat umi Aliyah, bahkan satu kaki gadis itu bertumpu di paha uminya, wajahnya ia cerukkan di leher uminya

"Zay, itu suamimu datang, gak malu manja gini sama umi" ucap Umi Aliyah yang dibalas gelengan oleh Zayna

Agrata langsung menuju ke abi Sahil, dia mencium tangannya bahkan bersujud di kaki abi Sahil

"Maaf bi, Maafkan saya melukai hati putri abi, demi Allah itu semua diluar kesadaran saya bi" ucap Agrata menangis tersedu sedu dikaki abi Sahil

"Bangun Agrata, abi sudah maafkan kesalahan kamu, bangun ini putrimu mencarimu" ucap Abi Sahil

Agrata langsung bangun dan duduk disamping abi Sahil, dia mengambil Ameera dan mendudukkannya di pangkuannya

"Itu Agratanya udah dateng, ayo ngomong nak" ucap Umi Aliyah yang lagi lagi dibalas gelengan Zayna, wanita itu mengencangkan pelukannya pada Umi Aliyah

"Abii aja mi" bisik Zayna

"Abi aja katanya"

Abi Sahil menghirup nafas dalamnya lalu dikeluarkan perlahan dan mengangguk

"Begini Agrata, tadi pagi Zayna hampir saja akan berangkat ke pengadilan agama untuk mengurus perceraian kalian, tapi Alhamdulillah Allah memperpanjang masa jodoh kalian. Zayna membatalkan itu dan mau kembali menjadi istrimu namun dengan syarat, jika kamu kembali melakukan hal yang sama maka tanpa pertimbangan Gugatan akan segera Zayna naikkan" ucap Abi Sahil

Agrata terdiam sebentar, dia tak menyangka Zayna benar benar akan mengambil langkah perceraian dalam pernikahannya

"Dan bukan cuma berhubungan, Zayna melarang kamu bersentuhan dengan wanita itu, bertemu boleh tapi dalam hal wajar dan harus ada Zayna, silahkan kirimkan uang untuk keperluan anak mu itu namun Zayna yang mengirim padanya. Bagaimana kamu bisa memenuhi Syarat itu ?"

Agrata mengangguk cepat, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk memperbaiki semuanya, ia ingin hanya Zayna istrinya dan Hanya Zayna lah tempat ia menanam benihnya

"Saya siap dan setuju dengan semua persyaratan itu bi" ucap Agrata mantap dan membuat Abi Sahil tersenyum

"Suami kamu sudah setuju, ayo salim, saling minta maaf" ucap Umi Aliyah dan kembali dibalas gelengan Zayna

Abi Sahil meminta Ameera agar Agrata bisa duduk disamping Zayna. Setelah Ameera ada di pangkuan Abi Sahil, Agrata langsung berpindah duduk dismping Zayna yang masih memeluk Umi Aliyah

Zayna merasakan bahwa disampingnya ada orang, kembali mengeratkan pelukan tangannya di perut umi Aliyah

"Ayo salim, kan diruang tamu ini juga dulu kalian pertama kali bersalaman, nah sekarang diruangan ini kalian saling memaafkan" ujar umi Aliyah

Zayna menegakkan badannya, namun tangannya masih memeluk umi Aliyah, dia menatap wajah Uminya, dari mata kemata seakan meminta dukungan agar ia bisa menghadapi semua ini

"Bismillah, ada umi disini" ucap umi Aliyah

Perlahan Zayna melepaskan pelukannya pada umi Aliyah, dia membalikkan badan dimana Agrata sudah tersenyum ke arahnya

Agrata mengulurkan tangannya, dengan ragu Zayna mengambil tangan itu dan membawanya ke hidungnya. Air mata Agrata tak terbendung. Bisa ia beri gelar keluarga istrinya adalah keluarga malaikat yang mau menerima iblis seperti dirinya

Agrata menarik tangannya dan menarik Zayna kedalam pelukannya, Zayna sedikit terjingkak dg kelakuan suaminya. Agrata dekap wanita itu dengan air mata yang terus mengalir.

"Alhamdulillah" lirih umi dan Abi

Agrata menyimpan wajahnya di pundak istrinya, hari ini benar benar hari kebahagiaannya bahkan dia jauh lebih bahagia dari hari pernikahannya.

"Makasih sayang, makasih" lirih Agrata yang dibalas anggukan oleh Zayna

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Zayna dan Agrata kini ada didalam satu kamar, kamar Zayna. Sementara Ameera sudah pulang bersama susternya.

"Makasih yah bun"

"70x kali kamu ngomong kaya gitu yah, bosen dengernya" keluh Zayna

Agrata tersenyum lalu memeluk perut istrinya, dia bahkan baru teringat bahwa ada kehidupan dalam rahimnya.

Agrata berjongkok menyamakan tingginya dengan Perut istrinya, dia cium perut datar itu.

"Sehat yah nak, ayah akan slalu jagain kamu" ucap Agrata lalu mencium kembali perut itu

Zayna mengelus rambut Agrata yang sudah memanjang, jambangnya pun sudah tumbuh lebat, sungguh membuat Zayna risih

"Tidur yuk, udah malem" ajak Agrata yang dianggukki Zayna.

"Bun"

"Hmm"

"Sekali lagi makasih, makasih sudah mau kembali" ucap Agrata yang diangguki Zayna.

Wanita itu masuk kedalam pelukan Agrata, dia pun jujur merindukan kehangatan pelukan ini. Dia bersyukur pada Allah memberi jalan disetiap masalahnya.















><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Yang doain cerai sini maju kalian 🤣🤣🤣🤣🤣

Yang doain cerai sini maju kalian 🤣🤣🤣🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang