Pagi ini Zayna merasa dirinya tak sehat, sedari sholat subuh ia terus memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Hidungnya pun mampet, kepalanya begitu berat, Badannya ikut panas jadilah sudah jam 7 Zayna kembali berbaring di kamar
"Gak usah berangkat dulu bun, nanti ayah bikinkan surat cuti"
"Tapi hari ini ada pertemuan penting yah, ayah nanti sama siapa ?"
"Ayah sendiri juga bisa, kamu istirahat saja" ucap Agrata menaikkan selimut Zayna lalu mencium keningnya lembut
"Masih pusing kepalanya ?" Tanya Agrata lagi sembari mengelus kepala Zayna
"Masih berat yah"
"Mau kedokter aja ? Nanti jam 10 ayah jemput"
"Gamau lah, dirumah aja" ucap Zayna yg sungguh dia takut suntikkan
"Masa kalah sama Ameera bun, Ameera saja mau disuntik"
"Ih namanya juga Phobia ayah" kesal Zayna
Agrata hanya terkekeh lalu memijat pelan kepala Zayna membuat wanita itu sedikit nyaman
"Ayah mau brangkat jam brapa ini udah jam 7"
"Nanti jam 8 saja, kamu sendirian soalnya"
"Mentang mentang Bosnya" geruntu Zayna
"Ngomong apa bun ?"
"Hehehe enggak yah"
Agrata memijat Zayna dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya ia gunakan untuk membalas beberapa WA yang masuk
"Zhafran ada menghubungi kamu bun ?"
"Hari jumat kemarin nelfon tapi langsung aku blokir yah"
"Nelfon apa ?"
"Tanya kabar doang, aku tutup pas dia mau ngomong yang lain"
"Kalau ngabarin lagi langsung blokir saja bun"
"Iya yah"
Keduanya hanyut dalam keheningan, Zayna tidur miring menghadap Agrata sembari memeluk lengan Agrata sementara Agrata sibuk membalas beberapa WA dari koleganya
"Yah"
"Hm"
"Kalau ibunya Ameera meminta ayah menikahinya lagi, ayah bakal tinggalin aku ?"
"Gaakan bun, itu gak akan pernah terjadi" jawab Agrata
Zayna terdiam memandangi wajah tampan suaminya, dia tak tau apa yg akan dia lakukan jika ibunya Ameera meminta untuk kembali bersama suaminya dengan alasan Ameera
"Jangan difikirkan, saya akan selamanya sama kamu, kita akan rawat Ameera dan adik adiknya, hanya berdua tanpa ada istri lain sayang" ucap Agrata sembari meletakkan hpnya lalu mencium kening Zayna
Agrata beralih membuka pintu yang diketuk oleh pelayan dari luar, pelayan itu membawa senampan sarapan untuknya dan Zayna
"Bilang ke suster nya Ameera, jangan bawa Ameera kesini dulu, Zayna sedang sakit" pesan Agrata pada Ningsih
"Baik tuan"
Agrata membawa masuk makanan itu lalu membantu Zayna untuk duduk
Dia mengambil meja portable yang bisa di dorong krmana saja untuk menjadi tempat nampan itu
"Nanti yah, masih enek perutnya" ucap Zayna padahal dia sudah minum obat magh sebelum makan setengah jam lalu
"Kan udah diawali obat bun, ayo ayah suapin pasti masuk" ucap Agrata menyuapkan bubur ayam pada Zayna
Setelah mengucapkan basmalah, Zayna memakan makanan yg disuapkan suaminya itu meskipun perutnya masih bergejolak
Baru 5 suapan, Zayna meminta stop pada Agrata lalu dirinya dengan tenaga yang masih ada berlari ke kamar mandi karna perutnya ingin mengeluarkan yang baru dimasukkan tadi
"Ayah panggilkan dokter saja bun, kalau kaya gini gak ada yang masuk ke perut kamu" ucap Agrata sembari memijat tengkuk Zayna
Setelah membersihkan mulutnya, Zayna berbalik menatap suaminya
"Jangan disuntik ya yah, minum obat saja"
"Iya nanti ayah bilang ke dokternya"
Agrata langsung menggendong Zayna ke ranjangnya lalu menelfon dokter pribadinya untuk datang ke rumahnya
"Dokternya perempuan kan yah ?" Tanya Zayna setelah sudah direbahkan
"Iya nanti ayah telfon dokter yang perempuan" ucap Agrata
Sungguh Zayna tak menyangka sifat Agrata begitu hangat jika dirumah sebabnya jika dikantor lelaki itu sangat irit ngomong, tegas dan terkesan galak
30 menit berlalu dokter perempuan masuk ke kamar mereka membawa tas berisi alat alatnya
"Udah berapa lama bu Zayna pusing dan mualnya ?"
"Baru tadi pagi dok"
Dokter bernama Rosalia itu pun mulai mengecek detak jantung, suhu tubuh dan tekanan darah Zayna
"MasyaAllah, bu Zayna selamat yah ibu sedang mengandung" ucap dokter Rosalia saat mengecek bagian perut Zayna
Mengandung ?
Hamil
"Hamil dok maksudnya ?" Tanya Agrata
"Betul pak, dan yang dialami bu Zayna hari ini adalah Morning Sickness"
Agrata tak bisa berkata kata, matanya sudah berkaca mendengar kabar kehamilan istrinya itu
"Lalu berapa minggu dok ?" Tanya Agrata
"Untuk lebih memastikannya bisa nanti ke dokter spesialis kandungan yah pak sekalian untuk usg dan lain lain"
"Baik dok terimakasih"
"Oh ya ini mau diinfus saja atau gimana biar ada asupan yang masuk, tadi keluar semua yah makanannya"
Zayna langsung menggeleng, ia tak mau lebih baik minum obat saja
"Silahkan dok, jika itu masuk ke penanganan" jawab Agrata yang langsung di hadiahi pelototan mata Zayna
"Engga dok jangan, obat aja deh biar nafsu makan" ujar Zayna
"Bisa kalau memang mau obat saja, saya tuliskan resepnya disini yah pak, silahkan nanti diambil diapotik"
"Baik dok terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaTa
Fanfiction"Ini kamar kita dan disana kamar Ameera" ucap lelaki itu sembari membuka kamar berpintu putih "kita sekamar pak ? Gak pisah kamar dulu kaya perjodohan novel novel gitu ?" "apa bedanya malam saya nanti setelah dan sebelum menikah, saya juga ingin ada...