Pagi hari seperti biasa Zayna menyiapkan pakaian untuknya dan sang suami, untuk permasalahan semalam, Zayna belum berani buka suaraMengingat bagaimana wajah marah sang suami semalam Zayna sedikit takut pada suaminya.
Agrata keluar dari kamar mandi lalu memakai kemeja yang sudah Zayna siapkan di kasur
"Kancingkan Na" ucap Agrata yang langsung di lakukan oleh Zayna
"Kamu kenapa ?" Tanya Agrata melihat wajah istrinya yg sedikit berbeda
Zayna hanya menggeleng lalu melajutkan mengancingkan lengan baju suaminya
"Kenapa Na ?" Tanya Agrata lagi
"Ayah masih marah sama aku ?"
Bukannya marah, Agrata malah tersenyum dan memeluk Zayna
"Tidak Na, saya hanya cemburu, saya takut istri kecil saya direbut lelaki lain yg lebih muda dari saya"
Mendengar itu Zayna tersenyum hangat dan membalas pelukan suaminya dengan erat
"Jangan tinggalin saya apapun alasannya yah Na"
"InsyaAllah yah"
Keduanya lalu keluar dari kamar untuk sarapan bersama sang putri yg sudah siap dengan kursi khususnya
"Wah MasyaAllah ana bunda cantik banget pagi ini"
"Hehehe bu bu Mam"
"Iya sayang Bunda maem disini sama Ameera"
"Semalam siapa nih yang ndusel ndusel ke ayah hm, cantiknya ayah" ucap Agrata sembari menciumi kecua pipi Ameera membuat gadis itu tertawa
Ketiganya menyantap sarapan dengan nikmat, meski tanpa obrolan didalamnya
Selesai sarapan kini Zayna mengambil tasnya dan bersiap untuk berangkat kerja.
Dia mengambil kunci mobilnya begitupun Agrata, 2 bulan pernikahan mereka, keduanya masih bersikap normal di kantor tak memperlihatkan bahwa keduanya adalah sepasang suami istri.
Meskipun Agrata ingin sekali menyuarakan berita ini tapi Zayna selalu memohon agar nanti saja di umumkannya, dirinya belum siap ditanya tanya.
"Saya ke Nata Grup dulu nanti sama Fahri disana, kamu ke kantor duluan" ucap Agrata saat hendak keluar dari rumah
"Iya yah, aku berangkat dulu" ucap Zayna sembari mencium tangan suaminya lalu dibalas kecupan singkat didahinya
Zayna mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar, tak butuh waktu lama hanya 15 menit ia sampai dikantor suaminya
Zayna langsung masuk ke kantor tak lupa menyapa beberapa karyawan lain yg berangkat lebih dulu dibanding dirinya
Ia menaruh tasnya di loker lalu membuka laptopnya, mengerjakan beberapa berkas yg memang tugasnya
Tak lama hpnya berdering terpampang nomor yg belum ia simpan, keningnya berkerut mengingat siapa nomor ini
Halo Assalamualaikum
Waalaikumussalam cantik
Masih inget aku ?Siapa ?
Halah Zay, setahun gak ketemu
Kamu sampe gak ngenalin suara kuSiapa yah ?
Saya lagi kerjaIya deh yang sibuk, aku Zhafran Zay
Mendengar nama Itu sontak Zayna menatap ruang suaminya yg masih sepi, ruangan yg terbatas oleh kaca bening dg ruangannya
Ada apa ?
Ketemu yuk udah lama nih gak ketemu
Maaf aku gak bisa
Alah Zay bent
Tuuttt
Zayna langsung memutuskan telfon itu, tak lupa ia langsung memblokirnya, dirinya ingat betul wajah marah suaminya semalam dan jangan sampai itu terlihat lagi pagi ini.
Zayna langsung menyimpan hpnya dan kembali bekerja hingga siang hari.
Siangnya Zayna makan siang dg Agrata dan klien dari luar kota di salah satu restoran bintang 5 dan privat room.
Mereka membahas sebuah proyek yang cukup bisa membesarkan nama perusahaan Agrata. Zayna mencatat beberapa point dan mendengarkan begitu teliti apa yang sedang atasannya bincangkan dg kliennya
Setelah 1 jam mereka membicarakannya, makan siang pun tersaji didepan mata ke 4 orang disana.
Pembicaraan yang tadinya formal kini berubah menjadi normal, membicarakan hal yang biasa bukan lagi tentang kerja sama
"Pak Agrata ini belum pengin nikah lagi pak ? Sudah setahun loh menduda, mengurus anak sendiri" ucap Pak Alan Ceo Nata Grup
"Anak diurus susternya"
"Oh gitu kalau bapak sendiri kan belum ada yang mengurus"
"Saya bisa mengurus diri sendiri"
"Barangkali mau pak, saya punya anak gadis baru lulus kedokteran, ya kalau bapak mau saya bisa kirim foto dan nomernya"
Ucapan itu sontak membuat Zayna menatap tajam rekan suaminya itu, bisa bisanya menjodohkan suaminya dg anaknya padahal istrinya ada disampingnya
Agrata menggenggam tangan kiri istrinya yg ada dibawah meja, ia tau Zayna pasti tersinggung dengan ucapan tadi
Agrata pun tidak menjawab ucapan kliennya itu, ia melanjutkan makannnya, berbeda dengan Zayna yg sudah tak nafsu makan.
Selesai meeting, Zayna dan Agrata kembali ke kantor dengan mobil yg sama, namun kali ini tak diantar oleh supir, Agrata ingin berdua bersama Zayna
"Sudah jangan ditekuk terus wajahnya, kan saya sudah bilang di umumkan saya Na, pernikahan kita"
Zayna menghembuskan nafas beratnya
"Nanti kalau dihujat gimana yah"
"Siapa yg berani menghujat istri saya ?"
"Yakan siapa tau gitu diem diem nikah sama atasannya, ntar dikira pelakor lah ini itu banyak deh"
"Hilangkan semua fikiran burukmu itu, semua akan baik baik saja jika kamu berperasangka baik"
"Gatau lah yah, badmood aku" ucap Zayna lalu menyandarkan kepalanya di pundak Agrata
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaTa
Fanfiction"Ini kamar kita dan disana kamar Ameera" ucap lelaki itu sembari membuka kamar berpintu putih "kita sekamar pak ? Gak pisah kamar dulu kaya perjodohan novel novel gitu ?" "apa bedanya malam saya nanti setelah dan sebelum menikah, saya juga ingin ada...