Sembilan Belas

60.3K 4K 37
                                    


Perjalan membutuhkan waktu 2 jam baru Zayna sampai di rumah sakit Pelita, Zayna langsung masuk keruang perawatan, jahitannya belum kering ia juga belum bisa banyak bergerak karna efek kiretnya

Zayna sampai diruangan VIP yang ia pesan, dia mengirimkan pesan pada seseorang bahwa dia sudah sampai disini.

Zayna juga mengirimkan surat pengunduran diri lewat email, semuanya sudah Zayna rencanakan sedari subuh, dan Allah memudahkan jalannya

Tak lama seseorang masuk kedalam ruangannya, Zayna tersenyum karna sudah hampir satu tahun tak bertemu orang itu

"Zayna, Ya Allah kamu kenapa ?"

"Gapapa Budhe, cuma kecapean aja, mba Resa mana budhe ?"

Yaps itu adalah Budhe Enab (Zaenab) kaka dari ibu kandung Zayna. Ibu kandung Zayna memang sudah meninggal saat Zayna berumur 7 tahun dan Ayah Zayna menikan lagi setelah Zayna berumur 10 tahun. Dan membawanya ke kota lain yang sekarang Zayna tempatti

"Resa masih kerja sayang, budhe kaget tadi kamu WA kamu dirawat disini" ucap Budhe Enab mengelus kepala Zayna

Zayna hanya tersenyum, menatap wajah sang Budhe begitu mengingatkannya pada sang Mamah yang sudah lama tak ia lihat

"Ada masalah nak ?" Tanya budhe Enab

Zayna hanya menggeleng lalu menggenggam tangan kanan Budhe Enab

"Zayna, sebesar apapun kamu, walaupun kamu sudah menikah, kamu tetap keponakan kecilnya Budhe yang selalu jail metikkin strawberry dikebun budhe, yang selalu nangis saat gak sengaja kemakan cabe dikebun budhe" ujar Budhe Enab membuat Zayna mengingat masa kecilnya dikota ini

Air mata Zayna jatuh mengingat semua kenangan itu, mengingat mamahnya, mengingat kenangan hanya bertiga dengan mamah dan abinya.

Budhe Enab langsung mengusap air mata itu, dia memeluk sang keponakan yang sangat dia yakini sedang dalam keadaan tidak baik baik saja

"Zayna keguguran Budhe, Anak Zayna udah gak ada hikss"

"Qodarullah sayang, dia sudah bahagia dengan bidadari surga menunggu kamu"

Zayna tak berani menceritakan lebih panjang, ini rumah tangganya ia tak mau terdengar orang lain, budhe Enab pun tak bertanya lebih dalam, dia lebih menenangkan Zayna

Sementara dikota lain, Agrata mengamuk dirumah, kamarnya sudah seperti kapal pecah, meja rias yang baru dibelinya kini sudah kembali hancur begitu pula dengan rak tas dan sepatu milik Zayna, sudah tak lagi berbentuk.

Ameera diungsikan kerumah omah dan oppahnya yang berada dikomplek sebelah.

"Pulang sayang, ayah mohon pulang hikss" Agrata menangis memeluk fotonya dan Zayna yang ada dinakas

"Na, maafkan saya, hukum saya, pukul saya asal jangan tinggalkan saya Na"

Agrata terus meraung didalam kamar yang kedap suara, semua pelayan pun sedang membereskan ruang TV yang sama sama tak berbentuk akibat amukan sang majikan

Satu jam setelahnya Agrata tertidur sembari memeluk foto Zayna, dia begitu merasa bersalah pada wanita itu apalagi pada calon buah hati mereka yang menjadi korban tidak terkendalinya emosinya

Sorenya, Agrata bersiap menuju rumah orang tua Zayna, ia tau ia akan mendapat amukan dari Abinya Zayna namun ia tak tau harus bertanya kemana tentang keberadaan istrinya

Agrata mengenakan kemeja hitam dengan 2 kancing atas dibiarkan terbuka lalu mengenakan kacamata hitam menutupi mata sembabnya

Dia menyuruh pelayan membereskan kamarnya yang penuh serpihan kaca

Sesampainya dirumah orang tua Zayna, Agrata disambut baik oleh sang mertua

"Zaynanya mana Ta ? Ameera juga mana ? Tumben sendirian"

Agrata menghembuskan nafas beratnya

"Maafkan saya Abi, saya lalai sebagai suami, Zayna pergi atas kesalahan saya, dan sampai sekaramg saya gak tau Zayna dimana bi ?"

"Kalian bertengkar ?"

"Iya bi, Zayna kemarin keguguran karna saya dan sekarang saya tidak tau dia dimana"

"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, sabar yah Ta, Allah sedang menguji kalian"

"Abi tau Zayna biasa pergi kemana jika ada masalah ?"

"Zayna itu sama seperti mamahnya, suka menenangkan diri ditempat yang sepi, dia senang sekali apabila ada masalah dia pergi sejenak baru menyelesaikannya"

"Mamahnya ?"

"Umi Shofia itu ibu angkat Zayna, Zayna memiliki ibu kandung yang sudah meninggal, dia dimakamkan di kota kelahiran Zayna, kamu bisa kesana jika memang kamu berniat menemui Zayna"

"Abi tidak marah dengan saya ?"

"Apakah dengan saya marah, cucu saya akan kembali ? Tidak Ta, Marah pasti ada apalagi Zayna putri satu satunya Abi, tapi Abi juga kepala keluarga, Abi punya cara sendiri untuk mendidik keluarga abi, begitupun kamu. Saran Abi, Jangan pernah tinggalkan Allah Ta, apapun yang terjadi, Bawalah Allah dalam hidupmu"



















 Saran Abi, Jangan pernah tinggalkan Allah Ta, apapun yang terjadi, Bawalah Allah dalam hidupmu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang