Empat

122K 7.9K 29
                                    

"Oke meeting hari ini saya cukupkan sampai disini, untuk semua semoga bisa bekerja sama dengan baik dengan proyek ini, dan semoga bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, sekian dan selamat siang"

"Zayna, bisa keruangan saya"

"Baik pak"

Pukul 11.30 meeting hari ini membahas proyek baru yang dipegang perusahaan Agrata baru selesai, 1 jam setengah membahas angka angka yang memusingkan membuat beberapa staff merenggangkan badannya usai sang atasan keluar dari ruangan meeting

"Gilaaaa proyek gede banget kalo berhasil bonus gede ini mah" ucap Firman sembari menguletkan badannya

"Mulut tutupin Man, bau jigong" jawab Raya yg berada disamping Firman

"Sembarangan lu ya"

"Aku duluan yah" pamit Zayna setelah selesai membereskan peralatannya

"Mau makan siang bareng gak Zay ? Dibayarin Raya" ucap Firman

"Eh kurang ajar, kapan gue ngomongnya"

"Gak dulu deh makasih" ucap Zayna lalu keluar dari ruang metting menuju ruangannya untuk menaruh alat tulis kantor dimejanya lalu kembali keluar menuju ruangan Ceo alias suaminya

"Assalamualaikum"

"Masuk"

"Ada apa pak ?"

"Duduk"

Zayna mengangguk lalu duduk di kursi didepan meja suaminya.

Tak lama suara ketukkan pintu terdengar, masuk seorang OB membawa sekantong makanan, setelah diberikan tip, sang OB pun keluar lagi dari ruangan atasannya

"Makan siang disini sama saya" ucap Agrata namun matanya masih fokus dengan laptop didepannya

"Iya pak"

"Kamu kenapa selama meeting gak fokus gitu, saya kurang suka"

"Maaf pak, keinget Ameera nangis pas aku naik ke mobil, takut sampe sekarang masih nyariin"

"Kita pulang jam 2, setelah meeting di Armina Grub"

"Maaf pak gak sepatutnya begitu bukan ? Nanti dikira seenaknya"

"Terus mau kamu gimana ?"

"Gatau, aku juga bingung pak"

"Ck, sana cuci tangan, kita makan siang, kuncikan pintu dulu"

"Iya pak"

Keduanya memakan makanan pesanan Agrata tadi, tanpa ada suara karna memang Agrata sangat irit ngomong apalagi setelah bercerai dengan Zea.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Keduanya kini sudah ada dirumah, jam 3 sore Zayna sudah bisa bermain dengan Ameera yang baru bangun dari tidur siangnya.

"Ini nih sayang, ini namanya kuda"

"Uda"

"Ih pinter banget, nah ini kambing"

"Ambing"

"MasyaAllah pinternya, terus ini kucing"

"Uting, Dah bu"

"Udah ? Oke, sekarang mau main apa ?"

Ameera tak menjawab ia malah menunjuk ke arah televisi, bermaksud meminta apda sang bunda untuk menonton TV

"Pak, boleh Ameera nonton TV ?"

"Nyalakan upin ipin saja"

"Oke"

Zayna segera menyalakan youtube di tv besar itu tayangan 2 kembar botak yang membuat sang putri anteng menyimak walau kadang mengoceh mengikuti ucapan yang ada di televisi.

Zayna dan Ameera duduk lesehan diatas karpet bulu berwarna abu abu sementara Agrata duduk diatas shofa.

"Yayah" ucap Ameera setelah satu film selesai, lalu berjalan menuju sang ayah yg tengah memainkan hpnya

"Kenapa sayang ?" Jawab Agrata mengambil sang putri dan memangkunya. Zayna pun ikut duduk disamping sang suami

"Alan alan"

"Kemana ?"

"Cana" ucap Ameera sembari menujuk kearah pintu keluar

"Ganti baju gih, kita belanja sebentar" ucap Agrata pada Zayna

Zayna langsung mengangguk dan masuk ke kamar, Ameera pun digantikan baju oleh susternya

"Entah kapan rasa itu tumbuh, saya harap kita akan selamanya" ucap Agrata menatap figuranya dan Zayna diatas TV

Agrata masuk kedalam kamar terlihat Zayna tengah memakai jilbab pasminah warna abu abunya

Agrata langsung berganti pakaian yg sudah disiapkan Zayna diatas kasur, Kemeja biru dongker dengan celana berwarna coklat susu menjadi pilihan Zayna untuk suaminya.

"Jangan panggil saya Pak saat dirumah Na" ucap Agrata setelah selesai berganti pakaian

"Terus panggil apa ?"

"Terserah asal jangan bapak, dirumah, kamu istri saya bukan sekertaris saya" ucap Agrata lalu mengulurkan tangan bermaksud menggandeng sang istri

"Wiiihh cantiknya anak Ayah, semangat banget mau jalan jalan"

"Yayah, au Bubu"

"Ko gitu sekarang maunya sama Bunda, gamau sama ayah" ucap Agrata sembari menciumi wajah putrinya

"Eli yah eliii hahahaha" ucap Ameera kegelian dengan jambang yg tumbuh subur di wajah ayahnya

Sejujurnya Zayna pun cukup risih dengan jambang itu, ia ingin sekali mencukurnya namun takut Agrata tak nyaman

"Sini sama Bunda" ucap Zayna yang langsung disambut oleh Ameera

"Bubu, Au ini" ucap Ameera menujuk kearah jilbab milik Zayna

"Mau pakai jilbab kaya Bunda ? MasyaAllah" ucap Zayna langsung diangguki Ameera

"Sus, ambilin gamisnya Ameera dong tolong" ucap Zayna namun dibalas tatapan bingung oleh suster itu

"Maaf nyonya tapi bajunya Non Ameera gak ada yang gamis, semuanya terbuka"

"Ya sudah nanti beli di mall" jawab Agrata

"Bentar, aku masuk dulu sama Ameera" ucap Zayna masuk kedalam kamar menggantikan baju Ameera dengan gamis yang sudah ia beli dulu sebelum menikah

"Ya Allah masyaAllah cantik banget pake jilbab, masyaAllah anak Bunda" ucap Zayna setelah selesai memakaikan jilbab instan untuk anak kecil

Ia segera keluar dan menunjukan penampilan putrinya pada sang suami

Agrata langsung memeluk dan mencium habis melihat betapa cantiknya sang putri yang telah dipoles istrinya

Memang kepribadian anak terlihat dari siapa yang memegangnya




























₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩

ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang