“Pak Davit … Pak … Saya mau dibawa ke mana?” teriak Lintang saat Pak Davit membawanya dengan paksa menuju ke parkiran. Pak Davit membuka pintu mobilnya dan memasukkan Lintang ke sana dengan paksa.
Kepala Lintang sampai harus terbentur sandaran kursi saking kasarnya Pak Davit kepadanya. Ucapan Pak Davit yang mengaku sebagai suaminya masih membuat Lintang shock.
Pak Davit masuk di kursi kemudi, pria itu dengan cepat memakai sabuk pengamannya dan menginjak pedal gasnya untuk keluar dari area kampus.
“Lintang, besok kita menikah. Dan saat ini saya akan membawa kamu pada orang tua saya,” ucap Davit yang membuat Lintang bagai disambar petir.
“Pak, apa maksudnya ini lagi?” tanya Lintang.
“Saya akan menikahi kamu besok. Tidak peduli kalau kamu tidak setuju, karena kamulah yang membuat karir saya di ambang kehancuran,” ucap Davit.
“Pak, tapi. Saya tidak mau!”
“Saya tidak butuh persetujuan kamu. Kamu hanya perlu menurut apa yang saya katakan.”
“Saya tidak mau menikah dengan duda. Saya maunya menikah dengan perjaka. Meski Pak Davit punya banyak duit, saya tidak mau!” tegas Lintang.
“Saya akan menuntut kamu kalau kamu tidak mau menikah dengan saya. Kamu yang membuat karir saya hancur,” ucap Davit.
“Kenapa saya?” tanya Lintang.
Ciiit!
Davit mengerem mobilnya dengan mendadak, membuat kepala Lintang terhuyung ke depan. Dengan sigap tangan Davit menahan kepala Lintang agar tidak terbentur. Lintang mengusap dada-nya naik turun saking kagetnya. Buru-buru Davit menarik tangannya kembali.
“Lintang, pertama kamu menyudutkan saya ke tembok, lalu saya membalas menyudutkan kamu. Semua kamera itu memperlihatkan bahwa saya mencium kamu, kamu tahu apa artinya? Saya dicap sebagai dosen mesuum. Dan itu artinya karir saya tengah terancam, bisa tidak bisa saya harus menikahi kamu besok dan menyatakan bahwa saya sudah menikah. Demi karir saya, tolong kamu menikah dengan saya. Saya janji akan meluluskan sidang kamu semester depan, menanggung biaya hidup kamu, dan biaya kuliah kamu!” oceh Pak Davit dengan satu tarikan napas. Lintang membeo, pikiran Lintang sangat kacau.
Lulus kuliah, biaya hidup, biaya kuliah, semua berputar di pikiran Lintang.
“Saya tidak akan menyentuh kamu, saya juga akan membuat surat perjanjian kontrak. Setelah satu tahun, kita akan berpisah baik-baik,” kata Davit.
“Pak, saya tidak mau hidup di dalam kisah novel dengan pernikahan kontrak. Saya benar-benar tidak mau menikah dengan duda apalagi terjebak kontrak. Bisa-bisa saya rugi bandar,” ucap Lintang menggelengkan kepalanya.
“Kamu bisa mengancam saya, saya pun bisa mengancam kamu. Kamu mau menikah dengan saya dan semua masalah beres atau kita perkarakan di meja hijau?” tanya Davit.
Lintang menatap Davit dengan pandangan nanar. Selain pelit dan kikir, Davit juga sangat egois.
Davit mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Kartu debit berwarna hitam ia serahkan pada Lintang, “Ini buat kamu kalau kamu mau menikah dengan saya!”Lintang ingin mengambilnya, tapi Davit menariknya kembali. “Ingat, menikah dulu baru saya berikan!” kata Davit dengan tegas. Lintang menarik tangannya kembali, perempuan itu mencoba untuk berpikir.
Davit mulai menjalankan mobilnya untuk menuju ke kediaman orang tuanya. Dari kaca spionnya, Davit melihat sang adik yang tengah mengendarai motor bebeknya mengikutinya.
Tangan kiri Davit memijat pelipisnya, Davit sungguh tidak habis pikir dengan adiknya. Hukma selalu menurut dengan orang tua, Hukma mendapatkan uang jajan dari orang tua dan dirinya, tapi Hukma masih open jasa skripsi. Davit tau kalau adiknya sangat pintar, tapi kepintaran adiknya sudah disalahgunakan. Apalagi adiknya tengah membantu tesis dari mahasiswi yang dia ajar.
Lintang Arum, mahasiswi yang selalu mendapat perhatian dari Davit. Bukan perhatian karena Davit tertarik dengan Lintang, tapi karena Lintang yang selalu terlambat datang ke kelasnya, sering melamun dan menulis oret-oretan di catatannya. Selama enam semester mengajar Lintang, Davit tidak pernah melihat Lintang seperti mahasiswi lainnya yang aktif di kelas, apalagi mengikuti organisasi kampus, nama Lintang tidak ada di organisasi manapun. Davit melirik Lintang yang tengah menggembungkan pipinya, perempuan itu seolah tengah berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belah Duren
RomanceApa yang ada di benak kalian saat mendengar kata "Pernikahan Kontrak"? Mungkin sebagian orang akan membayangkan kisah romansa manis dari dua orang yang saling membenci lalu jatuh cinta. Atau seorang pria pemaksa yang tidak ingin kehilangan istri ko...