This part dedicated to Louis and Zayn.Don't fighting, guys:( you both make Directioners sad:(
**
*Author POV*
Calum, yang sedang makan malam bersama dengan Carol, tersedak karena telepon dari Liam.
Carol yang melihatnya pun kaget dan langsung menyuruh Calum minum.
"Okay.. sehabis ini kami pulang" kata Calum
Calum meletakan kembali iPhone nya.
"Ada apa, Cal?" Tanya Carol
"Zayn dan Lou bertengkar di rumah Harry. Yang lain sudah kumpul disana" jawab Calum
"Oh god... berarti kita harus pulang?" Tanya Carol
"Mau tidak mau" jawab Calum
"Baiklah. Ayo" ajak Carol seraya menarik Calum keluar dari reataurant jepang itu.
Ya.. Carol yang memilihnya.
**
"Kau duluan yang memulai!"
"Aku hanya bercanda, Lou! Kau menganggapnya terlalu serius!"
Calum menatap Carol.
"Aku tak yakin kau masuk. Kau tunggu diluar saja ya" kata Carol
"Tap--"
"Aku tahu kau khawatir tapi aku takut kau menjadi pelampiasan bagi mereka. Kau tunggu disini, jangan kemana-mana. Aku akan panggil Harry" potong Calum
Calum pun masuk ke dalam dan menganga.
Ada vas bunga yang pecah. Sofa tak lagi pada tempatnya.
Louis dan Zayn pun sama-sama ada lebam di wajahnya.
"Hey.. guys, stop it okay? Diluar ada Carol" kata Calum
"Kenapa kau membawanya kemari?!" Tanya Louis marah.
"Tidak mungkin aku menelantarkannya di restaurant, Lou! Berhentilah bertengkar karna Carol bisa mendengar kalian diluar sana!" Bentak Calum
Harry berlari keluar mendatangi Carol yang terduduk dilantai teras.
"Carol.."
Carol mendongak dan mendapati Harry. Ia langsung memeluk Harry.
"Harry, apa yang terjadi?" Tanya Carol
"Entahlah.. kami tadi hanya saling mengejek. Tapi Zayn tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang.. yah bisa dibilang menyakitkan untuk di dengar. Lou selaku yang paling tua tentunya membela kita adik-adiknya" jawab Harry
"LOU! Berhentilah memukuli Zayn! Kau juga jangan mengatai Louis begitu dong, Zayn!"
Teriakan Liam membuat Carol semakin takut.
**
Setelah lama menunggu diluar, akhirnya di dalam sudah tidak ada suara ribut-ribut lagi.
Zayn keluar dengan wajah merah.
Carol yang melihatnya pun langsung menghampiri Zayn dan memeluknya.
"Kau tidak akan pergi meninggalkan kami, kan, Zayn?" Tanya Carol
Zayn tersenyum lalu balas memeluk Carol yang kini menangis.
"Aku perlu waktu untuk sendiri. Sebentar saja, ya? Nanti aku pasti kembali" kata Zayn
"Janji?" Tanya Carol
"Ya. Aku janji. Kau jangan menangis ya" jawab Zayn seraya mengelap air mata Carol.
Carol tersenyum lalu mengangguk.
"Aku akan kembali sebelum jam 10 malam. Kalau aku datang lewat jam 10, kau bebas menghukumku" kata Zayn
"Okay" Carol tersenyum lebar membuat Zayn tersenyum juga.
"Aku pergi dulu ya. Bye" Zayn mencium kedua pipi Carol juga keningnya.
Carol berbalik badan lalu melihat banyak orang dibelakangnya.
Louis hanya menatap kepergian Zayn.
"Louis.. jangan marah dengan Zayn ya" Carol menghampiri Louis.
"Dia saja tidak minta maaf padaku" kata Carol
"Apa sehabis Zayn minta maaf, kau akan marah padanya?" Tanya Carol
"Entahlah" jawab Louis
Carol tersenyum lalu memeluk Louis.
"Kau jangan bertengkar lagi ya. Kita kan keluarga, masa kau bertengkar dengan keluargamu sendiri?"
Louis terhenyak mendengar perkataan Carol.
Ia tersenyum lalu memeluk Carol.
"Aku janji. Terima kasih telah mengingatkanku" bisik Louis
"I love you, Lou"
"I love you too, princess" balas Louis
Semuanya tersenyum hangat.
"Masuk yuk. Sudah malam" ajak Harry
**
Jam sudah menunjukan jam setengah 10 malam.
Walaupun besok Carol sekolah, ia tetap tidak mau tidur walaupun sudah semuanya mencoba mengajaknya tidur.
Dia ingin melihat Zayn dan Louis berjabat tangan dan berpelukan dihadapannya.
"Zayn mungkin akan datang jam 10 lewat. Lebih baik kau tidur, Carol" suruh Harry
"Aku tidak mau! Zayn tidak mungkin mengingkari janjinya"
"Tap--"
"Kau benar Carol. Terima kasih sudah mau menungguku hingga larut malam" suara yang memotong ucapan Ashton pun membuat semuanya menengok ke belakang.
"Zayn!" Pekik Carol girang seraya memeluk Zayn.
Zayn tersenyum lalu mengacak pelan rambut Carol.
"Zayn, Louis, aku rela membuka mataku sampai jam segini untuk kalian. Jadi aku minta jangan kecewakan aku ya" Carol menarik Zayn mendekat pada Louis.
"Lou, kau sudah berjanji." Bisik Carol
"Lou.. aku.. aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Tak sepantasnya aku menyinggung seperti itu" kata Zayn
"Aku juga minta maaf. Aku terlalu kasar padamu" balas Louis
"Kau tidak akan melakukan itu kalau aku tidak bilang aku akan keluar dari.. okay. Kau tahu lanjutannya" kata Zayn
"Just forget about that" Louis tersenyum membuat Zayn ikut tersenyum.
"Thanks, Lou!" Zayn memeluk Louis dan Louis pun balas memeluk Zayn.
"Yeay!" Carol bertepuk tangan girang.
Louis dan Zayn menatap Carol lalu memeluknya erat.
Tak hanya berdua, semuanya ikut memeluk Carol.
##
Don't fight Zouis:( we love you:)
If you could, share this part please:)
Mention my twitter @Valentina_ramon
It would made my days:) thank you so much.Voments, 'key?

KAMU SEDANG MEMBACA
strong little girl
Fiksi PenggemarJauh dari keluarga memanglah hal yang sulit untuk diterima dalam kenyataan hidup. Tapi ketika dia sudah bertemu dengan keluarganya, hidupnya malah semakin rumit. Dimusuhi oleh teman-temannya, mendapatkan penyakit, bahkan sampai mengalami kecelakaan...