HOLAAAA HOLAAAA
(≧▽≦)AKU BALIK LAGII
(。̀ᴗ-)✧HEHE, LAMA YA?
( ╹▽╹ )SORRY, ADA BANYAK KERJAAN DI REAL LIFE YANG BIKIN SUSAH BANGET CEPET UP (◡ ω ◡)
TAPI, MASIH ADA YANG NUNGGUIN KELANJUTAN CERITA INI, 'KAN?
AYO KIRIM SALJU BANYAK-BANYAK BIAR AKU SEMAKIN SEMANGAT NULISNYA (≧▽≦)
(❄️)TERIMA KASIH, SAMA-SAMA ^.^
HAPPY READING SEMUA ^.^
❄️❄️❄️❄️
Mungkin karena terlahir sebagai anak konglomerat, tidak banyak yang tahu Ethan mengidap PTSD.
Di umur sepuluh tahun, dia menyaksikan kematian tragis kakeknya dengan mata kepala sendiri.
Orang yang paling trauma dan terpukul saat itu adalah Ethan.
Dia hampir menjadi gila dan langsung terdiagnosis gangguan stres pasca trauma.
Yang di mana hari-hari Ethan selalu dihantui dengan mimpi buruk penuh darah menakutkan, deruman motor, dan teriakan tertahan.
Butuh waktu satu tahun lebih bagi Ethan untuk pulih dari semua itu sendirian.
Tapi sekarang, dia kambuh lagi.
Setelah mengantar Aqila ke rumah sakit, Ethan kehilangan pegangan dan terduduk di kursi ruang tunggu.
Napasnya sesak, perasaan takut akan trauma masa lalu kembali menyerangnya. Itu semua karena dipicu insiden Aqila ini!
Ini adalah kali pertama trauma Ethan kambuh sejak tujuh tahun yang lalu.
Aqila langsung di bawa ke ruang IGD, diharuskan melakukan transfusi darah sesegera mungkin.
Proses itu berlangsung selama delapan jam lebih, dan selama delapan jam itu pula Ethan dirawat untuk mendapatkan psikoterapi.
Sementara Evan, ketika polisi menghubunginya dan memberi tahu kondisi Ethan, dia tanpa sadar meninggalkan Bunga yang sedang mencoba pakaian di mall dan langsung pergi ke rumah sakit tanpa berpamitan.
Membuat gadis itu menghentakkan kaki kesal dan terpaksa pulang naik taksi sendirian.
"Gimana keadaan Qila?"
Evan terdiam, sedikit tidak menyangka kalimat itulah yang akan keluar dari mulut adiknya ketika pulih dari serangan trauma.
Evan yang sedang mengganti tabung infus terdiam sejenak, lalu menjawab, "Dia hampir kritis, tapi masih bisa diselamatkan. Lo tenang aja," ucapnya.
Wajah Ethan sangat pucat. "D-darahnya..."
"Qila udah transfusi darah, semuanya lancar, sekarang dia dipindahin ke ruang rawat inap biasa," potong Evan dengan cepat.
Ethan ber 'umh' lemah sebagai jawaban.
Sedangkan Evan terus menatapnya untuk menilai apakah adiknya sudah tenang atau tidak.
Karena beberapa jam yang lalu emosi Ethan kembali ke pasca trauma, dia menjadi lebih rentan alias mudah cemas. Wajahnya saja yang terlihat datar dan dingin seperti es, tapi sebenarnya hatinya sangat lemah hingga ke titik bisa menangis jika di pancing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Sinting Vs Perfect Boy [SEDANG REVISI]
Teen FictionAqila Auristella, seorang mantan ketua geng motor yang akhirnya tobat setelah dirukiyah emaknya. Aqila adalah cewek sinting yang barbar, mood random dan suka seenaknya. Di umur enam belas tahun dia sudah memegang sabuk hitam di dunia karate dan ta...