Ayee-ayee 61 ["Aqila, jika bersama, tidak akan terasa dingin"]

9.1K 696 740
                                    

❄️❄️❄️

Ethan memeluk Aqila dengan erat, menahan bagian belakang kepala gadis itu dengan tangan, lalu menukar posisi di udara hingga punggungnya lah yang menghantam tumpukan kardus di lantai bawah.

Ethan menahan erangan, beberapa dari kardus kosong yang mereka jatuhi berisi peralatan yang terbuat dari kaca. Ethan merasa punggungnya tertusuk pecahan itu.

Tapi, tidak ada waktu untuk berlama-lama.

Aqila berdiri, mengabaikan tangannya yang terluka untuk merangkul Ethan, dan membawanya memasuki ruangan tak jauh dari sana.

Jipu membawa lebih sepuluh orang untuk mengejar, ketika mereka hampir sampai, Qila mengerahkan seluruh tenaga menarik pintu baja setebal kepalan tangan orang dewasa hingga tertutup.

Tembakan terdengar dari luar secara beruntun, begitu memekakkan, begitu menakutkan membuat siapapun yang mendengar pasti ingin mati dengan cepat.

Tapi, tidak peduli seberapa banyak peluru yang ditembakkan, pintu baja itu tetap tidak bisa ditembus.

Napas Aqila dan Ethan ngos-ngosan, teriakan amarah Jipu terdengar samar-samar menandakan betapa tebalnya pintu ini.

"GUE BERUBAH PIKIRAN!!" teriak Jipu.

"SEHARUSNYA GUE NGASIH MEREKA PERINTAH BUAT BUNUH LO DI GANG! BUKAN BIKIN LO CACAT!!"

Aqila tidak mendengarnya terlalu jelas, tapi masih menangkap kata kuncinya.

"BRENGSEK! KELUAR LO! CEWEK JALANG!!"

Terdengar suara pintu yang dibuka paksa. Ethan segera maju dan melindungi Aqila di belakang tubuhnya. Mata elangnya menatap pintu dengan tajam.

Seorang pria menarik pistol, berkata, "Pintu ini terlalu kuat. Tidak bisa di buka"

Jipu menggertakkan gigi, meneliti pintu itu. Terdapat rangkaian pipa air rumit di atasnya.

Jipu tersenyum licik. Dia punya ide.

Aqila dan Ethan tetap waspada di belakang pintu, mereka sudah terpojok.

Jika pintu terbuka, mereka akan mengerahkan segalanya untuk bertahan dan melarikan diri.

"Pegang ini" kata Ethan sambil memberikan satu-satunya belati yang dia punya ke tangan Qila.

Aqila menatapnya dengan linglung.

"Lo harus bisa keluar dari sini" lanjut Ethan.

Niatnya jelas.

Ethan tidak yakin bisa keluar dengan selamat. Makanya memberikan satu-satunya alat pertahanan diri yang ia punya agar gadis itu bisa bertahan lebih lama dan selamat.

Aqila membuka mulut, menggeleng dengan mata memerah.

Tapi, sebelum suaranya keluar. Terdengar benturan logam dan besi yang sangat keras dari langit-langit.

Keduanya serempak mendongak untuk melihat, lampu berkedip beberapa kali dan perlahan mati.

Tak berselang lama, suara gemuruh terdengar, diikuti suara pipa yang meledak. Mereka menoleh ke belakang dan tertegun melihat pipa di dalam ruangan pecah dan mengeluarkan air.

Ethan, "....."

Aqila, "!!!!"

Sepertinya Jipu memiliki metode lain untuk membunuh mereka.

Dia ingin mereka mati tenggelam di sini!!!

Di kegelapan, hanya suara napas yang terdengar.

Juga suara air yang terus mengalir dengan deras.

Cewek Sinting Vs Perfect Boy [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang