Three

877 102 0
                                    

***




***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











sudah satu bulan sejak hari dimana davika melihat gulf pulang pagi dengan keadaan kacau, dan hingga saat ini kondisi nya semakin parah.

selain pergi ke kampus, gulf hanya mengurung diri nya di kamar dan setelah nya tidak pernah keluar, bahkan hanya untuk sekedar makan. kondisi nya sangat mirip dengan mayat hidup dan itu membuat davika semakin khawatir.

davika menghembuskan nafas nya pelan, lalu kembali melirik pintu yang selalu tertutup itu dengan sedih.

seketika ingatan nya kembali, saat davika melihat gulf yang baru pulang dengan wajah pucat dan langsung memasuki kamar nya.

sebenar nya davika ingin sekali menanyakan tentang keadaan putra nya, namun melihat wajah gulf yang sangat datar membuat davika mengurungkan niat nya dan hanya bisa menghela nafas sambil diam menatap kamar anak nya.

sudah satu jam lebih semenjak pintu itu tertutup, dan davika masih setia duduk dengan harapan jika pintu itu akan terbuka dan gulf keluar dari dalam nya.

" tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang ? " gumam davika sambil menundukan kepalanya.

" buu... "

davika terdiam, dengan samar ia seperti mendengar suara anak nya, apakah itu hanya ilusi ?
davika tersenyum getir, karena mendengar suara gulf yang menurut nya itu tidaklah mungkin.

" ibuu... "

kembali mendengar suara memanggil nya, davika langsung menoleh, dan betapa terkejut nya ketika ia melihat sang anak yang kini tengah berdiri di depan nya.

apakah ini mimipi ? tidak, ini bukan mimpi, gulf nya benar benar nyata dan saat ini berdiri di hadapan nya.

davika langsung bangkit, menarik lengan gulf dan memeluk nya erat, bahkan sudut mata nya kini telah berair , sungguh tuhan begitu baik pada nya, davika sangat merindukan gulf.

" gulf.. ibu sangat merindukan mu "

suara serak davika membuat gulf mengeratkan cengkraman pada celananya, dan mati matian berusaha menahan tangis yang mungkin saja akan pecah.

ia tau jika selama ini ia telah membuat sang ibu menderita karena sikap nya, melihat davika yang semakin kurus dengan lingkar hitam pada mata nya semakin membuat gulf merasa bersalah, tidak seharus nya ia bersikap seperti itu, bagaimana pun davika pasti sangat menghawatirkan nya.

" apa kau ingin makan ? ibu akan menyiapkan nya, katakan pada ibu apa yang ingin kau makan ?" tanya davika antusias dan betapa lega nya gulf ketika melihat senyuman lebar pada bibir ibu nya.

gulf tersenyum, lalu menggeleng pelan.

" tidak bu, aku tidak lapar, buu.. bisa kah kau mengantar ku ke dokter ?"

You're a sunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang