***
sudah hampir tengah malam, dan gulf belum juga kembali, davika semakin mencengkram kuat tangan nya sambil mondar mandir di depan pintu dengan harapan besar jika gulf akan segera mendorong pintu itu.
Drrrtttttt...
suara getaran pada ponsel nya mengalihkan fokus davika, tanpa menunggu davika langsung menyambar ponsel nya dan menggeser tembol hijau.
" hallo joss, apa kau sudah menemukan gulf ?"
" tentu saja, gulf bersama ku sekarang, kami dalam perjalanan pulang, siapkan saja air hangat dan makanan untuk nya "
davika menjatuhkan tubuh nya di atas kursi, membuang nafas lega, perkataan joss membuat sesak nya hilang.
" baiklah, cepat bawa anak ku kembali " dan sambungan itu pun terputus, davika langsung bergegas, menyiapkan makanan kesukaan gulf, serta air hangat untuk anak nya membersihkan diri.
----------------
di bawah meja davika mencengkram kuat celana nya, mata bengkak dan merah anak nya menandakan jika gulf habis menangis, dan sekarang tatapan itu benar benar terlihat kosong.
melihat betapa hancur nya gulf, sungguh sangat menyakitkan untuk davika, rasa nya ia tidak bisa bernafas, dan mata nya semakin panas ingin menumpahkan lahar nya.
" gulf, cepat makan, ingat apa yang ku katakan tadi, masa depan mu tidak hancur dan tidak akan pernah "
perkataan joss berhasil membuat davika mengangkat wajah nya, lalu menatap gulf.
joss benar, masa depan gulf tidak hancur, setelah anak itu lahir gulf bisa kembali melanjutkan hidup nya juga impian nya.
davika tersenyum, perlahan meraih tangan gulf dan menggenggam nya.
" ibu akan selalu bersama mu gulf, apa pun yang terjadi, apa yang paman joss katakan benar, masa depan mu tidak hancur, setelah anak itu lahir kau bisa kembali melanjutkan hidup mu, biar ibu yang akan mengurusnya "
mendengar perkataan sang ibu, gulf pun menyeka air mata yang kembali lolos dari mata nya.
jujur saja gulf memang tidak bisa menerima kenyataan ini, sangat sulit menerima dirinya yang aneh, dan rasanya gulf tidak ingin kembali melanjutkan hidup, tapi perkataan joss ketika mereka berada di mobil, membuat gulf kembali berpikir dan mencoba sebisa mungkin untuk menerima kenyataan." maafkan aku bu.. aku selalu membuat mu menderita, tapi aku berjanji, mulai hari ini aku tidak akan membuat ibu menderita lagi, aku akan menjalani hidup ku asal ibu tetap ada di samping ku, aku tidak ingin kehilangan ibu juga "
air mata yang sejak tadi berusaha davika halau, kini dengan deras nya menerobos begitu saja, mengalir dengan kencang, perkataan gulf membuat nya sangat lega, dan dengan cepat, davika langsung menerjang tubuh gulf, memeluk putra nya dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a sunflower
Romance" apa yang kau lakukan ! menjauhlah dari ku !" seru gulf sambil berusaha mendorong tubuh kekar lelaki di depan nya. " oww.. bukan kah kau kesini untuk mengajak ku bersenang senang ?" gulf semakin melebarkan mata nya, ketika mendengar perkataan lela...