MakoHaru, Keputusan

210 23 1
                                    

[Haru]

3 bulan kemudian....

Tidak ku sangka, hari dimana kami naik semester pun tiba. Kami semakin sibuk dengan tugas-tugas kami masing-masing.

Aku menyusuri lorong fakultas HI seorang diri. Menenteng jurnal beserta buku-buku berat yang entah ingin diapakan oleh dosen setelah menyuruhku membawanya.

Hanya aku, tidak dengan yang lain. Agak ngeselin si emang itu dosen, dikira aku kuat apa bawa ini semua.

"Sini aku bantu" tiba-tiba saja, seseorang mengambil alih buku-buku ditanganku. Aku menoleh, menatap surai coklat itu bingung.

"Junta-san, sedang apa kau disini? Bukankah kita berjanji akan bertemu nanti setelah kelas selesai?!! Ujarku. Ini aku bertemu dengannya bukan semata-mata karena hal tidak penting, melainkan 3 bulan yang lalu dia meminta tolong kepadaku.

Ingat soal seseorang berteriak saat aku menarik Makoto keluar kelas? Yah, orang itu adalah Azumaya Junta.

Dia meminta tolong kepadaku agar aku bisa membujuk mantan kekasihnya untuk balik lagi kepadanya.

Awalnya aku nolak, tapi karena dia bersikeras bahkan sampai menggangguku tiap hari entah itu difakultas maupun diapartemen.

Iya, dia berhasil mendapatkan alamat tempat ku tinggal. Agak kurang ajar emang dia dateng gedor-gedor pintu apartemenku. Untungnya tiap dia dateng Makoto selalu tidak ada diapartemen karena tugas lapangannya. Aku tidak tau apa yang akan Makoto lakukan bila tau orang inilah yang mendekatiku.

"Tadi aku tidak sengaja melihatmu membawa barang berat ini, jadi aku berniat menolongmu, tidak apa-apa kan?!!"

"Tidak masalah asal jaga jarak radius 5 meter dari jangkauanku"

"Jahat sekali"

"Aku tidak ingin Makoto lihat dan salah faham mengenai ini semua, harusnya kau tau itu" aku menatap tajam Junta.

"Kau tidak cerita kepadanya bahwa aku meminta tolong kepadamu??" Tanya nya hati-hati.

"Kau pikir Makoto akan mengijinkan? Harusnya kau berterima kasih kepadaku karena tidak bilang kepadanya, dasar dungu"

"Aku ini masih senpai mu baka Haru"

"Aku tidak peduli pada orang yang tidak bisa diajak berbicara. Sudah! Aku harus kembali ke kelas, temui aku setelah kelas selesai kembali, ja"

"Aku mengerti"

---

Sesuai janjiku dengan Junta-san tadi pagi, kini aku dan ia sedang menyusun rencana untuk bicara kepada sang mantan kekasih yang ku ketahui bernama Takato Seijo.

Aku sedikit terkejut saat melihat foto Takato-san. Aku seperti melihat diriku sendiri dari masa depan.

Demi apapun, dia mirip sekali denganku. Aku kira waktu itu Junta-san berbohong saat kami bertemu dihalte bus, ternyata tidak.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?!!"

"Aku tidak tau, apa kau ada ide?"

Ide? Jangan gila, aku bahkan muak sekali mencampuri urusan percintaan orang lain.

"Tidak, kalau memang tidak ada lebih baik aku pulang. Kau bisa menemuiku setelah mendapatkan ide, permisi Junta-san" aku buru-buru beranjak bangun hendak meninggalkan cafe, tapi ia dengan sigap menahan lenganku.

"Apalagi"

"Ah aku tau! Bagaimana jika kau bilang kita akan menikah?"

BRAKKK

Makoto To HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang