Spesial SouRin ^^ Buah Hati Yang Manis^^

289 15 3
                                    


Rate : Omegaversi

[Author]

"Ayo Rin! Kamu pasti bisa!!"

"Sedikit lagi, ayo demi calon anak kita!!"

"Buah hati yang lucu dan imut sepertimu, ingin sekali melihat dunia"

"Rin sayang... semangat!!"

Rin mengerutkan alisnya kesal saat mendengar suara Sousuke. Dia jadi tidak bisa fokus karena suara suaminya yang berisik.

Suster yang sedang membantu sang dokter itu melirik Sousuke gugup. Pasalnya ia tau bahwa Rin sedikit terganggu akibat suaranya.

"A-ano t-tuan..."

"Ya?" Sahut Sousuke agak ketus, dia tidak suka disapa oleh perempuan, menurutnya menjijikan.

"B-bisa tolong tenang sedikit? Pasien sedikit terganggu mendengar suara tuan"

"Hn" seakan tak peduli, Sousuke kembali menyemangati Rin yang sudah hampir hilang kesadaran.

"Jangan tutup matamu sayang... ayo-ayo semangat!! Nanti pulangnya kita lakukan 5 ronde seperti biasanya.

"T-tuan..."

"Ck diamlah!"

Suster sedikit meringis mendengar bentakan Sousuke. Dia memalingkan wajahnya saat ditatap tajam pemilik eagle eye itu. Maklum... Sousuke lagi bahagia banget jadinya sensitif.

"Ayo tuan sedikit lagi, kepalanya sudah keliatan" ujar dokter kandungan, membuat Rin semakin mengedan keras. Lengannya yang memang sedang memegang lengan Sousuke, ia meremas kencang hingga memerah, tapi Sousuke tampak tak peduli. Dia mengelus hiu merahnya itu, mencoba memberikan kekuatan untuknya berjuang sedikit lagi.

Oekkk.. oekkk...

Tidak butuh waktu lama, buah hati yang ditunggu-tunggu oleh Sousuke akhirnya berhasil keluar. Bayi mungil dengan surai merah itu menangis keras, pertanda bahwa bayi tersebut masih hidup.

Sousuke menatap penuh haru Rin, dia mengecup wajah sang istri berkali-kali sambil mengucapkan terima kasih.

"Makasih makasih, aku bahagia sekali. Terima kasih atas perjuanganmu Rin"

Rin hanya tersenyum, dirinya terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan Sousuke. Perlahan, kedua manik merah itu menutup, membuat Sousuke panik bukan main.

"Dokter dokter! Istri saya!!"

"Tenanglah tuan... istri anda hanya lelah dan sekarang sedang beristirahat. Kami akan membersihkan anak anda terlebih dahulu, permisi" dokter serta suster itu keluar ruangan sambil membawa bayi kecil.

Sousuke duduk dibangku samping ranjang Rin. Tangannya menggenggam Rin seraya menciuminya.

Lihat Rin, anak kita sangat mirip denganmu. Dia begitu manis dan menggemaskan, aku yakin ia akan menjadi anak terbaik kita.

Kebanggaan kita, kebahagiaan kita, keharuan kita. Aku ingin mewujudkan itu semua melewati kurcaci kecil itu.

Aku tidak cemburu saat ia begitu mirip denganmu. Aku malah senang, seakan kau mempunyai sebuah klon hidupmu dan anak kitalah yang menjadi klonning dirimu.

Rin, terima kasih atas semuanya. Aku bahagia sekali denganmu, ditambah sekarang keluarga kita bertambah, betapa bahagianya aku padamu.

Rin, terima kasih atas perjuanganmu...

---

9 tahun kemudian....

"Ayah ayah lihat!! Sou mendapatkan nilai 100 diujian matematika!!" Seru pemuda kecil bersurai merah yang diyakini anak dari Sousuke dan Rin itu sambil menunjukkan sebuah kertas ujian.

Sousuke melirik disela-sela laptop miliknya. "Kerja bagus tuan muda" lalu ia kembali mengerjakan pekerjaannya.

Sou cemberut, kakinya melangkah mendekati sang ayah kemudian ia duduk dipangkuannya. "Ayah jangan cuekin Sou!!" Bocah itu menggembungkan pipinya lucu.

"Ayah tidak cuekin kamu... lihat, apa yang sedang ayah kerjakan" Sousuke menggeser laptopnya sedikit agar anaknya dapat melihat.

"Sistem saraf manusia? Untuk apa ayah meneliti ini?? Apa ayah sedang sakitt??"

"Tidak, bukan ayah. Tapi mereka" Sousuke membuka halaman selanjutnya, disana tampak beberapa foto serta dialog yang dikerjakannya.

"Mereka orang-orang Afrika yang sangat butuh pertolongan. Sebagai dokter, ayah harus menemukan solusi agar penyakit mereka bisa disembuhkan"

"Ah! Aku tau!! Bagaimana jika seperti ini?!!" Sou menjelaskan hal-hal yang difikirkannya. Sousuke mengangguk-angguk mendengarnya, dia tampak setuju dengan usulan dari Sou. Sousuke mulai mencatat point-point yang diberitahu oleh anaknya.

"Oke, sepertinya ayah sudah mulai mendapatkan ide. Terima kasih tuan muda"

"Sama-sama ayah"

"SOU SAYANG... KAU DIMANA?!" Teriak Rin dari luar.

"AKU DISINI PAPA" pemuda kecil itu, segera berlari menghampiri Rin.

"Sedang apa kau diruang kerja ayahmu?!!" Tanya Rin curiga. Membuat Sou menyunggingkan smirk.

"R.a.h.a.s.i.a"

"He!! Dasar anak nakal! Berani sekali menyembunyikan sesuatu dari papa!!" Rin berlari mengejar anaknya yang sudah berlari terlebih dahulu ke dalam ruang kerja Sousuke.

Kakinya melangkah hendak masuk, namun naasnya ia menabrak Sousuke yang ternyata keluar sambil membawa secangkir gelas kosong bekas kopi.

Oleng, keduanya oleh. Rin terjatuh diatas tubuh Sousuke, sedangkan Sousuke sendiri menahan kepalanya dengan salah satu tangan. Tangan yang satunya lagi ia menahan pinggang Rin agar terjatuh diatasnya.

Wajah Rin memerah, antara malu dan merasa bersalah. "M-maaf aku tidak sengaja"

"Um.. tidak apa-apa. Aku juga salah karena tidak melihat kau yang ingin masuk" ujar Sousuke.

"HIII!! AYAH DAN PAPA JANGAN MESUM DIDEPANKU!!" Pemuda kecil berusia 7 tahun itu, berlari meninggalkan kedua orang tuanya. Lalu ia kembali lagi membawa kursi. Menaruhnya disamping sousuke dan menaikinya, bersiap melompat ke atas tubuh kedua orang tuanya.

"HIYAAAAAA!!!"

Kedua bola mata merah itu membulat sempurna, reflek Rin mengganti posisinya menjadi telentang disamping tubuh Sousuke dan merentangkan tangan. Bersiap menangkap anak nakalnya.

"Hahahaha seru sekali!!!" Tawa Sou menggema disana. Rin berusaha menahan senyum, padahal dalam hatinya ia menahan sakit yang amat dalam akibat ulah putranya.

"Sou Yamazaki."

---

End.

Aku mau ngucapin terima kasih yang udh ngikutin book pertamaku ini. Untuk yg ngevote dan memberi semangat aku untuk melanjutkanny walau ku rasa agak bosenin buat kalian. Iya kan? Tp mnurutku ini biasa ajh kek klo buat genre lebih ke selice of life gtu.

Dan HAPPY ENDING, YEY!!!

Selamat tidak jadi aku buat angst hehehe.










Makoto To HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang