MakoHaru, Kabar Buruk

256 22 0
                                    

[Haru]

BRAKK

"HARUU!!" Jerit Makoto didepan fakultas HI.

"Makoto? Ada apa? Kenapa berteriak seperti itu?!!" Aku menatapnya bingung.

"Asahi!"

"Asahi kenapa?!" Entah kenapa firasatku buruk soalnya.

"ASAHI KRITISSS!!"

DEG

"A-a-app-aa??" Aku menatapnya tak percaya, berusaha mencari kebohongan dari manik hijau itu. Namun yang aku temukan adalah tatapan frustasi dan sedih.

Aku terjatuh, menatap Makoto yang menghampiriku dengan linangan air mata. Bagaimana bisa? Kemarin dia baik-baik saja.

"Haru kita harus ke rumah sakit!!" Ujar Makoto sambil membantuku berdiri. "Hei kau! Ijinkan Haru pada dosen nanti, aku tidak bisa menjelaskan situasi sekarang!!"

Yang ditunjuk, buru-buru ngangguk. "Ah iya, nanti aku ijinkan Haru"

"Ayo Haru, Sousuke sudah menunggu diparkiran"

Aku mengikuti Makoto yang menarikku ke parkiran. Pikiranku kacau, belum lagi permintaan tolong senpai belum lama ini, apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Ayo jalan Sousuke" Sousuke mengangguk, dia segera menginjak gas dengan kecepatan tinggi. Mobil berwarna silver itu, menyalip mobil-mobil pengendara lainnya dengan brutal. Terdengar klakson-klakson dari tiap mobil tapi tampaknya Sousuke tak peduli.

Tidak butuh waktu lama agar kami sampai di rumah sakit dimana Asahi dirawat. Aku berlari terlebih dahulu, hanya aku yang tau dimana letak kamar Asahi.

Aku menatap sekeliling, disana sudah terlihat banyak orang sedang menangis. Ada Ikuya dan Kirishima juga, serta Rei yang sedang memeluk Nagisa.

"Bagaimana keadaan Asahi?!" Tanya ku kepada Rei. Rei menatapku sedih, manik birunya nampak ragu untuk menjawab pertanyaanku.

Aku yang sudah kelewat emosi, mencengkram kerah kemejanya. "Jawab pertanyaanku Rei! BAGAIMANA DENGAN ASAHI!!!"

Rei menggeleng. "Sudah terlambat" suaranya serak, disusul air matanya yang kembali mengalir.

Untuk kedua kalinya aku menyesali bertanya. Aku berjongkok sambil menutup wajahku frustasi. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia secepat itu pergi?? Bukankah dia masih ingin menjadi teman kami??

Asahi kau tidak sedang bercanda bukan? Berita memuakkan ini bohong bukan??

Beritahu aku ASAHI!!

"Hiks Asahi...." air mata pertama ku keluar sudah. Selama ini aku tidak pernah menangis, bahkan waktu dulu aku sering terluka aku tidak menangis.

Tapi sekarang aku menangis mendengar temanku sudah pergi.

---

[Makoto]

Aku menatap nanar Haru yang terlihat kacau itu. Tubuh kurusnya bergetar hebat saat mendengar kabar kematian temannya.

Aku berjalan menghampiri Haru, membawanya ke dalam pelukanku sambil mengusap punggungnya.

"Haru..."

Haru masih terisak tanpa membalas pelukanku. Aku bisa merasakan kesedihan dari dalam dirinya. Bagaimanapun juga Asahi adalah teman kami yang berharga, sudah banyak waktu yang kami lewatkan bersama.

"Pasien akan kami pindahkan ke ruang mayat. Mohon untuk keluarga, segera menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk pasien" ujar sang dokter. Aku sedikit menyingkir, karena posisiku berdiri tepat didepan pintu UGD.

Makoto To HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang