[Haru]
Aku memeluk erat tubuh yang lebih tinggi itu. Menenggelamkan wajahku didada bidangnya sambil sesekali mengusap air mataku.
Aku tidak menyangka akhirnya dia sadar juga. Orang yang aku tunggu-tunggu, orang yang aku nanti-nanti berhasil melewati masa koma nya dan dia sekarang ada disisiku.
"Aku merindukanmu"
"Aku juga merindukanmu Haru" Makoto mengusak suraiku lembut. "Kau tampak lebih kurus dari terakhir kali kita bertemu"
"Ini gara-gara kau yang meninggalkanku! Aku tidak nafsu makan, bahkan makanan yang dibawa oleh Ran saja belum aku sentuh" omel ku.
"Oh ya?" Makoto melirik meja nakas yang memang ada kantung kresek. "Kalau begitu makanlah, apa mau aku yang suapi?"
"Eh" semburat merah muncul dipipi putih itu. Kedua lengannya, reflek menutupi wajahnya yang bersemu malu membuat Makoto terkekeh seketika.
"Kau tidak berubah Haru"
"Aku bukan power rangers!"
"Kau adalah power hatiku" lagi, pipiku terasa panas mendengar ucapan Makoto. Aku mencubit pinggangnya kecil, membuat ia meringis kesakitan.
"A-aduhh!"
"Eh! M-maaf!!" Aku panik melihatnya seperti itu. Buru-buru aku mengusap bagian yang aku cubit tadi. "Maaf aku gak sengaja"
"Hahaha aku hanya bercanda saja, kau lucu sekali Haru" Makoto yang tertawa, aku yang geram melihatnya.
"Jangan membuatku takut! Itu tidak lucu sekali hiks..." air mataku kembali mengalir. "A-aku..."
"Jangan nangis, aku minta maaf"
"Hiks kau jahat Makoto..."
"Maaf, aku sungguh minta maaf"
---
[Makoto]
Aku membawa Haru kedalam pelukanku. "Maaf, jangan menangis"
"Hiks... aku takut... aku takut kamu kenapa-kenapa, aku takut kamu meninggalkanku. A-aku, aku belum siap hiks..."
"Aku disini, aku gak bakal kemana-mana" ujarku. "Aku mau cerita, kau mau dengarkan tidak?"
Haru mengelap air matanya sambil mengangguk kecil. "Aku ketemu Asahi"
"Dia terlihat bahagia ditempat barunya"
"Sebuah kastil megah menjadi rumah barunya"
"Kau tau Haru? Tadinya aku berniat menetap disana, tapi Asahi menyuruhku untuk kembali padamu"
"Katanya kau begitu rapuh, kau akan sangat rapuh jika aku meninggalkanmu terlalu cepat"
"Disana sangat indah, bunga-bunganya sangat cantik sekali. Tapi ada satu bunga yang berwarna hitam. Asahi bilang, itu gambaran aku jika menetap disini. Aku akan kehilanganmu dan itu akan membuatku menyesal seumur hidup"
"Aku memutuskan kembali setelah Asahi membuka mataku. Sungguh Haru... kau akan sangat suka jika melihat tempat itu secara langsung"
"Aku akan menyusul Asahi setelah waktunya tiba" ujar Haru membuatki tersenyum. "Kita akan menyusulnya bersama oke?"
"Tentu"
---
"Marry me please" Haru menyodorkan cincin perak berliontin bunga lyli putih itu.
Aku memandangnya terkejut. ITUKAN CINCINKU! KENAPA BISA ADA DI HARU?!!
"Dari mana kau mendapat cincin ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Makoto To Haru
Romance"Aku suka musim semi. Karena disitulah aku bertemu denganmu, Haru" Aku, Makoto Tachibana memiliki kekasih yang bernama Haruka Nanase. Pemuda dingin, datar, irit bicara dan tanpa ekspresi ini menjadi hal favorit diriku. Kau tau? Dia begitu imut saa...