MakoHaru, Haruka Tachibana

230 18 1
                                    


[Makoto]

Hari ini, hari dimana aku dan Haru bersatu secara agama. Hari dimana semua orang sangat bahagia akan sebuah pernikahan.

Ya, aku dan Haru resmi melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.

Melihat manik biru laut Haru yang berbinar-binar, membuatku tidak sabar untuk melamarnya waktu itu.

Tapi aku kalah selangkah...

Aku kalah, dari kekasihku sendiri.

Haru melamarku, tepat saat aku membuka mataku pertama kali setelah mengalami masa kritis.

Dia menangis, sambil menggenggam sebuah cincin yang berniat aku kasih untuk nya hari sebelum kecelakaanku.

Cincin couple berwarna perak dengan bunga lyli putih di atas nya, membuat tangan Haru lebih bersinar.

Dia memelukku, sambil bilang....

'Will you marry me'

Aku cuma bisa melongo mendengar Haru yang melamarku.

Harus nya aku yang bilang begitu. Lalu kenapa dia?

Aku jadi merasa tidak berguna sebagai top coffe.

Sedih? Tentu....siapa yang tidak sedih bila kalian di lamar oleh bottom kalian sendiri?

Kalau kalian di posisi ku, kalian akan melakukan apa?

A : jerit-jerit seneng.

B : Pindah profesi dari top coffe menjadi bottom.

C : Marah, sedih, kesal, merasa tidak bertanggung jawab, tidak berguna dll.

D : Malu-malu sambil bilang 'Ya, aku mau menjadi suami mu' .

E : Ngehukum bottom dengan gempuran sehari semalam.

Kalau aku si pilih yang C, tapi kalau boleh pilih dua, aku bakal pilih E untuk yang satu nya.

Oke! Aku tau aku sedikit mesum. Lagipula...sepasang kekasih mana yang tidak ingin melakukan seks??

Bahkan, Nagisa yang paling polos dan otak isi nya cuma makan paling meresahkan di antara kami ber-empat.

Di tambah dia kalau main di kampus sama Gou, udahlah....

Back to topic

Aku memutuskan menggelar acara resepsi dua bulan setelah kesembuhanku dari kecelakaan.

Aku berdiri di hadapan kaca besar ruangan, mencoba untuk merapikan jas ku.

Aku memakai jas berwarna hitam, sedangkan Haru berwarna putih.

"Sudah siap?!" Tanya Rei yang muncul di balik pintu ruanganku.

"Ya, sudah! Aku gugup sekali..." ujarku sambil memegang dadaku yang berdetak sangat kencang.

"Semua akan baik-baik saja. Ayo! Kau sudah ditunggu oleh pendeta" ucap Rei. Aku mengangguk, sambil merapalkan doa dalam hati semoga semua berjalan dengan lancar.

Ya kami-sama... tuntunlah aku, agar aku dapat menyelesaikan ini semua dengan baik tanpa hambatan sedikitpun'

Aku berjalan keluar ruangan menuju tempat dimana aku dan Haru akan melangsungkan pernikahan.

Aku berdiri disana dengan ayah Haru, menunggu Haru yang akan menghampiriku.

Senyumku sontak merekah, kala melihat sosok yang aku tunggu-tunggu itu mulai keluar dari ruangan.

Tapi tunggu, kenapa dia memakai gaun? Mana jas yang aku berikan??

Aku menatap tak percaya Haru. Sejak kapan dia membeli gaun pengantin? Aku tidak tau mengenai ini.

Makoto To HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang