MakoHaru, Hampir Kehilangan

253 23 0
                                    

[Haru]

Aku menatap manik hijau Makoto yang terpejam pulas tanpa berniat ingin bangun. Aku mengambil salah satu lengannya, kemudian aku genggam seraya mengecup singkat lengan itu.

Sudah hampir 5 bulan sejak hari kecelakaan itu dan ia masih betah menutup kedua mata indahnya.

Aku rindu melihat kedua matamu yang bersinar Makoto, kau kapan bangun? Tidak merindukanku kah??

Aku tersenyum miris sambil menundukkan kepalaku.

Well, ini semua salahku, andai saja aku tidak mengajaknya bertemu di Tokyo Tower pasti Makoto sekarang baik-baik saja.

Krietttt

Pintu terbuka, dan masuklah dua orang kembar sambil menenteng kantung kresek.

"Haru-nii makanlah dulu, biar Ran yang menjaga kakak" ujar adik Makoto. Ran Tachibana, pemuda berusia 10 tahun dengan surai coklat serta mata bulat hijau miliknya.

"Tidak! Aku yang akan menjaga Makoto-Oniichan!!" Seru Ren. Ren Tachibana, gadis cantik berusia 10 tahun dengan surai berwarna hitam panjang, serta poni pas alis ditambah kedua mata bulat berwarna oren.

Jangan lupakan rambut yang dikunci satu dengan penjepit diatasnya.

Kedua alis Ran mengernyit kesal mendengar perkataan sang kakak. "Nee-san kan ada kegiatan klub, bagaimana bisa nee-san menjaga nii-chan"

"Aku membolos" kibasan cantik dari surai hitam itu membuat Ran semakin kesal. "Kau calon atlit basket, berhenti membolos dan segera pergi sana!!!"

"Tidak mau!"

"Ohh... akan aku adukan kepada ibu kalau nee-san disekolah tadi membolos pelajaran"

Ren melotot mendengar ucapan adiknya. "Hei kau! Berhenti mengadu atau aku patahkan kakimu itu bocah brengsek!!"

"Untuk apa? Nee-san saja tidak mendengarkan perkataanku, padahal perkataanku ini demi masa depanmu, dasar atlit pemalas coba kau contoh nii-chan sana!" Tunjuk Ran kepada Makoto yang berbaring. "Dia rajin, tidak pernah bolos latihan, pandai, dan nurut sama orang tua berbeda dengan kau yang pembangkang"

"Kalian berdua terlalu penurut dengan orang tua. Jadilah sepertiku yang hidup bebas agar tidak kaku seperti orang idiot"

"Tanpa sadar kau mengatai dirimu sendiri idiot, wahai Ren Tachibana si anak pemalas"

"Oh ya? Tapi maaf aku tidak peduli" Ren terkekeh sinis mengejek Ran yang memutar kedua bola mata malas.

Aku tersenyum kecil melihat interaksi aneh antara kedua anak kembar ini. Tiada hari tanpa adu mulut sudah menjadi rutinitas didalam keluarga Tachibana. Mereka berdua bahkan pernah sampai saling memukul. Ren yang keras kepala dan Ran yang terlalu cerewet akibatnya, keduanya tidak pernah akur.

"Jangan bertengkar, lebih baik kau segera berangkat Ren. Nanti besok setelah selesai kuliah, nii-chan akan membuatkan sesuatu untukmu"

"Sungguh Haru-nii?!!" Kedua manik berwarna oren itu berbinar-binar senang. Dia melirik sang adik sambil menjulurkan lidahnya mengejek. "Dasar Ran jelek"

Ran yang sudah lelah meladeni kakaknya hanya memasang ekspresi datar. Dengan tangan kecilnya itu, dia mengusir Ren agar segera keluar dari ruangan ini. "Dasar kuman, kau mengotori ruangan ini dengan virus jahatmu. Cepat pergi keluar atau aku akan menyemprotmu dengan air panas"

"Jangan iri kau bocah brengsek"

"Tidak akan!"

Aku menghela nafas kecil. Lelah juga lama-lama melihat pertengkaran ini. Pertengkaran yang tidak ada habisnya jika terus dibiarkan. "Ren..."

Makoto To HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang