[Author]
Disebuah rumah besar bernuansa pink putih itu, terlihat dua orang pemuda sedang melakukan hal bodoh.
Hum, bodoh sekali. Mereka berdua tengah mendekatkan antara kucing dan anjing mereka supaya berantem. Namun naasnya, kedua hewan peliharaan itu tidak menanggapi sama sekali kemauan tuannya.
Sebenarmya, Ikuya agak kesal saat mendengar Kisumi hendak mengadu hewan mereka. Karena Kisumi yang terus ngerengek seperti bayi bagong, alhasil Ikuya dengan pasrah dan sedikit merasa bersalah mengelus kucing gembul berwarna abu itu.
"Jika ia nakal, cakar saja dia" tunjuk Ikuya kepada Kisumi yang menggembungkan pipinya.
Seperti faham ucapan tuannya, kucing milik Ikuya itu langsung menggeram marah menatap Kisumi sambil menunjukkan cakarnya, yang membuat Kisumi mengurungkan niat untuk mengadu kedua hewan tersebut.
"Nii-chan! Makan malam sudah siap!!" Seru adik Kisumi.
"Aku datang!"
Kisumi bangkit, ia menaruh anjingnya kembali kedalam kandang. Sedangkan Ikuya masih mengelus kucing tersebut.
"Ayo" uluran tangan Kisumi membuat Ikuya menatapnya. Dengan sedikit tidak rela, ia menaruh kucing tersebut diluar bersama sang anjing.
Sebenarnya bisa saja dibawa kedalam. Cuman Kisumi akan mengomel nanti jika kucingnya dibawa. Sebab, Ikuya akan berfokus kepada kucing daripada Kisumi.
"Iya, bibi masak apa hari ini?!" Tanya Ikuya.
"Um.. mungkin udon" pikir Kisumi, lalu ia mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, aku hanya asal menebak jangan diambil hati"
"Aku tau" buang muka, Ikuya terlalu malas untuk menatap Kisumi saat ini. Kedua pemuda yang sudah bertunangan itu, tiba diruang makan luas milik keluarga Shigino.
Kisumi langsung berlari, membuat Ikuya menutup wajahnya tak habis fikir dengan kelakuan tunangannya.
Padahal sudah terbisa ia melihat Kisumi seperti itu, tapi rasa malu masih melekat didalam dirinya.
"Woahhh omelet! Ikuya lihat!! Ibu memasak omelet untuk kita!!" Seru Kisumi kegirangan.
"Bukan untukmu, itu untuk nak Ikuya" sahut ibu Kisumi membuat Ikuya berusaha menahan tawanya mati-matian melihat Kisumi yang cemberut kesal.
"Ini untuk nii-chan" adiknya menyerahkan semangkuk karage untuknya. "Hum tidak buruk, tapi aku tetap ingin omelet itu. Apa ibu ada lagi?" Tanya Kisumi, dibalas gelengan oleh sang ibu.
"Yah..." desahan kecewa terdengar ditelinga Ikuya. Ikuya menyerahkan sepiring omelet miliknya kepada Kisumi. "Aku tidak masalah bila kau ingin bertukar dengan jatahku"
"Sungguh?!!" Kedua manik pink itu berbinar-binar menatap Ikuya yang tersenyum kecil. "Ambillah"
"Terima kasih" saking senangnya, Kisumi memeluk Ikuya seraya menciumi wajah pemuda itu berkali-kali hingga sebuah panci melayang menghantam kepalanya.
"Aduh ibu" ringis Kisumi.
"Sudah cukup kau menodai calon menantuku! Cepat habiskan makananmu dan pergilah ke kamar dengan Ikuya" ujar ibu. "Kau juga habiskan makananmu yah sayang" elusan dikepala, ia dapatkan dari sang ibu mertua. Membuat Ikuya tersenyum lebar. "Iya bibi"
"Panggil aku ibu" alisnya mengangkat sebelah.
"Iya ibu" Ikuya meringis kecil.
"Ja! Kalau begitu mari kita makan!!"
"Ittadakimasu" ujar semuanya tanpa terkecuali. Mereka mulai menyantap hidangan masing-masing dengan celotehan adik kecil Kisumi.
"Aku tidak suka berenang! Air itu sangat memuakkan!!" Curhat si adik. Kisumi menatap adiknya aneh. "Tapi aku tidak bisa berhenti berenang setelah Makoto sensei mengajarkanku waktu itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Makoto To Haru
Romance"Aku suka musim semi. Karena disitulah aku bertemu denganmu, Haru" Aku, Makoto Tachibana memiliki kekasih yang bernama Haruka Nanase. Pemuda dingin, datar, irit bicara dan tanpa ekspresi ini menjadi hal favorit diriku. Kau tau? Dia begitu imut saa...