WARNING!! foursome, double penetration, belly bulge, 99% explicit. Bagi pembaca yang tidak kuat silahkan meninggalkan chapter ini.
"Ingin bergabung, yoojin, seongeun?
Pertanyaan nomen menyadarkan dua laki laki yang disebut namanya. Mereka masih melihat kalau nomen tidak berhenti menyetubuhi hyungseok yang terus meminta berhenti. Si lelaki jepang justru semakin cepat bergerak, permintaan berhenti hyungseok pun tergantikan oleh kata pelan diselingi desah.
Gila. Satu kata itu yang hadir di kepala keduanya untuk nomen. Yoojin melirik sampah─kondom─yang tercecer di lantai tidak lupa dengan putih putihnya. Sangat kacau. Melirik keadaan hyungseok yang tidak jauh beda kacaunya, yoojin tidak pernah terbayangkan akan melihat hyungseok dalam keadaan seperti itu.
"Berapa lama dia sudah melakukan itu?" tanya seongeun di sebelahnya yang menggeleng akan kelakuan nomen yang tidak tahu malu
"Entahlah," mengangkat bahu tanda tak tahu, yoojin menutup pintu dan berjalan menuju nomen dan hyungseok
"Kau mau apa?" Seongeun kaget ketika yoojin menutup pintu dan berjalan menuju nomen "kau mau bergabung? Kau gila?!" tak habis pikir, seongeun tidak percaya yoojin ingin bergabung dengan kegilaan nomen. Ia kira, yoojin waras.
Menolehkan kepalanya ke belakang, yoojin tersenyum pada seongeun "tidak baik menolak sebuah kesempatan,"
Seongeun terdiam, menatap yoojin yang berjalan mantap menuju nomen yang masih asik dengan kegiatannya.
Berdiri di samping hyungseok, yoojin menatap si lelaki park yang berusaha teramat keras menahan desahan sekaligus menghentikan nomen yang bergerak liar.
"N-nomen.. mmhh, stop.. s-stop,"
Nomen tentunya mana mau menurut. Justru laki laki jepang itu mengubah posisi hyungseok menjadi menungging. Menyodok lubang sempit itu dengan kasar hingga hyungseok terhentak keras.
Malu dirasakan oleh hyungseok. Dirinya yang sedang disetubuhi oleh nomen, menjadi tontonan dua laki laki lain di ruangan itu.
"Menarik," ucap yoojin, punggung tangannya mengelus pipi hyungseok yang memerah "membuatku ingin bergabung,"
Elusan berubah menjadi cengkraman. Yoojin mencengkram pipi hyungseok dan entah sejak kapan, penis yoojin terpampang di hadapan hyungseok.
"Hugh!!"
Memaksa penisnya masuk ke dalam mulut hyungseok, yoojin memaju mundurkan pinggulnya dengan kasar. Satu tangan menjambak surai hitam hyungseok.
Desah kenikmatan, yoojin keluarkan. Penisnya termanjakan oleh mulut hangat hyungseok. Bibirnya membentuk senyum.
"Mmhh.. ughh,"
Air mata menggenang di pelupuk mata hyungseok, penis yoojin berulang kali mengenai pangkal mulutnya. Mual. Ditambah, ukuran penis yoojin tidak bisa diremehkan. Mulutnya sakit mengulum benda milik yoojin tersebut. Belum lagi sodokan nomen di belakang sana.