「 seongeun x hyungseok 」

7.7K 417 140
                                    

Satu hembusan nafas kasar, hyungseok keluarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hembusan nafas kasar, hyungseok keluarkan. Menatap mejanya yang penuh akan tumpukan berkas berkas, sekali lagi hyungseok menghela nafasnya.

Pusing, hyungseok pusing dengan pekerjaannya yang tidak ada habisnya. Selalu datang tiada henti bahkan saat pekerjaan sebelumnya belum selesai. Hyungseok sampai bingung mau mengerjakan yang mana dulu. Dan sepertinya, ini tak bisa diselesaikan cepat alias hyungseok lembur.

"Sial, sial sial. Seo seongeun sialan! Brengsek!"

Memaki maki orang yang menjadi alasannya lembur bersama setumpuk pekerjaan, hyungseok tidak peduli bahwa dirinya sekarang masih berada di kantor. Tidak peduli juga, bahwa yang dimakinya tadi adalah bossnya sendiri. Hyungseok sudah muak, ia kesal sampai ingin menendang wajah bossnya yang punya otot besar itu.

"Kalau tidak niat bekerja, besok tidak perlu ke sini lagi ya"

Tubuh hyungseok seketika menegang kala mendengar suara tersebut. Tersenyum canggung pada seongeun yang berdiri di ambang pintu ruangannya, hyungseok menjerit dalam hati.

"H-halo tuan seo, tidak pulang?" tanya hyungseok basa basi, padahal sudah tahu bahwa bossnya itu pasti sudah mau pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sedangkan kantor tutup jam 6 sore.

"Tidak," sahut seongeun lalu berjalan masuk ke dalam ruangan hyungseok "aku lembur," sambungnya

"Oh begitu... heh?!! Tuan, anda lembur?! Kenapa?!"

"Terserahku, ini kantorku"

Mempunyai boss seperti seongeun, hyungseok harus menyetok banyak kesabaran. Kalau bisa unlimited. Bossnya ini tiada hari tanpa membuatnya ingin mengumpat.

Jujur, hyungseok ingin resign. Tapi, gaji di perusahaannya ini sangatlah besar. Semua tentang perusahaannya sangat sempurna, kecuali satu. Seo seongeun. Bossnya sendiri.

"Ini mamamu?"

Duduk di atas meja kerja hyungseok, seongeun dengan tidak tahu sopan santunnya mengambil figura foto. Menatap foto yang memperlihatkan hyungseok dengan seorang perempuan paruh baya.

"Iya," sahut hyungseok singkat karena sedang fokus pada layar komputer. Tak ada waktu meladeni bossnya yang tidak punya kerjaan itu. Segera pulang adalah tujuannya sekarang atau tidak, pekerjaannya akan semakin berat.

"Cantik, sama sepertimu"

Gerakan jari jemari hyungseok di atas keyboard terhenti. Menatap seongeun yang masih memegang figura foto, hyungseok menghela nafas dan bersandar pada kursi. Seharusnya ia tahu sejak awal, jika seongeun datang ke ruangannya saja artinya sudah membawa sebuah pekerjaan tambahan.

"Tuan, harus sekarang? Tidak boleh besok?"

"Boleh, tapi memangnya kau bisa kalau besok? Besok bisa jadi lebih berat loh kerjanya"

Tahu apa maksudnya, hyungseok membayangkan betapa berat pekerjaannya besok. Membuat tengkuknya meremang.

Kenapa ia bisa melamar di perusahaan laknat ini? Tiba tiba ia menyesal, ingin kembali ke masa lalu dan menampar dirinya agar tidak termakan iming iming gaji besar.

𝙊𝙪𝙧𝙨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang