WARNING! Mpreg, impregnation, nakadashi, rimming, fingering, lokal dirty words. Chapter ini mengandung kata kata kotor, umpatan dan bahasa non baku yang mungkin tidak cocok bagi sebagian pembaca. Silahkan tinggalkan cerita ini sesegera mungkin jika tidak cocok. Terima kasih.
Memasang apron di tubuhnya, hyungseok memulai pagi harinya dengan menyiapkan sarapan.
Bersenandung kecil, hyungseok mengaduk sup bening yang sudah hampir matang itu saat sebuah tangan melingkar dengan indah di pinggangnya. Tanpa menoleh, hyungseok sudah tahu siapa pemilik tangan tersebut. Sudah terlalu hafal akan kebiasaan itu.
"Pagi, bapak" sapanya sembari terus melanjutkan kegiatan memotong tempe. Suara deheman malas khas bangun tidur menjadi jawaban sapanya tadi.
Fokus pada kegiatannya, hyungseok mengabaikan jonggun yang mendusel di bahunya. Tidak lupa tangan jonggun yang masuk ke dalam kaos dan meremas remas dadanya. Hyungseok dengan santai malah menggoreng tempe.
"Bapak sange cuma karena remes dada ibuk?" hyungseok terkekeh ketika merasakan sesuatu yang keras mengganjal diantara belahan pantatnya
"Diem. Salah ibuk punya badan kelewat seksi,"
Hyungseok tertawa. Mematikan kompor, hyungseok berbalik, mengalungkan tangan di leher jonggun. Menatap suaminya itu dengan menggoda "salah badan ibuk atau bapak aja yang terlalu sangean?"
Lutut hyungseok dengan sengaja menekan pelan pada selangkangan jonggun. Ingin melihat reaksi apa yang akan suaminya itu berikan.
"Ngaca. Di sini.. " mengangkat hyungseok, jonggun membawanya ke atas meja makan "ibuk yang lebih sangean," sambungnya, menatap lapar pada hyungseok yang tersenyum menggoda.
Menaikkan kaos dan menyingkap apron yang menghalangi dada hyungseok, jonggun tangkup kesukaannya yang lumayan berisi itu dengan kedua tangannya. Dengan tidak sabaran, ia meraup dada hyungseok dan menghisapnya dengan kuat.
"Makin hari kayaknya bapak lihat dada ibuk makin besar aja" jonggun berucap sembari melirik hyungseok, tangan tidak bisa diam beri remasan lembut pada dada hyungseok, sesekali dijilatinya pucuk dada merah muda itu.
"Kenapa? Bapak gak suka?"
"Gak, bapak seneng. Hasil kerja keras bapak membuahkan hasil"
Tersenyum tipis, hyungseok merapikan rambut berantakan jonggun. Menatap jonggun yang begitu bernafsu menghisap dadanya. Geli dan sedikit sakit, itu yang selalu dirasakannya ketika jonggun menghisap dadanya.
"Enghh, bapak pelan pelan.. " lenguh hyungseok akibat jonggun menghisap dadanya terlalu kuat. Lihatlah, sekarang puting dadanya membesar karena hisapan jonggun.
Mata terpejam, kening mengkerut, tak tahan akan sensasi geli karena jilatan jonggun pada putingnya. Ditambah, jonggun selalu menggesekkan penis mereka yang masih tertutupi kain celana. Membuat hyungseok bisa merasakan kedutan penisnya juga jonggun yang minta dilepaskan dari celana yang menyesakkan.