「 yohan x hyungseok 」

8.5K 445 181
                                    

WARNING! Chapter ini mengandung kata kata kotor, umpatan dan bahasa non baku yang mungkin tidak cocok bagi sebagian pembaca. Chapter ini lumayan panjang, semoga tidak bosan.

Berdecak, pandangan penuh kekesalan yohan layangkan pada tembok sebelah kirinya yang tipis sampai sampai tidak bisa menahan suara suara dari kamar sebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdecak, pandangan penuh kekesalan yohan layangkan pada tembok sebelah kirinya yang tipis sampai sampai tidak bisa menahan suara suara dari kamar sebelah.

Membanting manga di tangannya, yohan sudah tidak tahan lagi dengan ini semua. Tetangga samping kamarnya ini benar benar seenaknya sendiri. Tidak ingat waktu hingga menganggu ketenangannya.

Sudah lelah dan stress karena tugas kuliah, pulang berharap bisa istirahat malah harus mendengarnya suara suara berisik yang tidak senonoh. Sekali dua kali, yohan bisa mentolenransi tapi kalau sudah berkali kali seperti ini ya yohan kesal. Dirinya juga bayar tinggal di sini, tolong beri ia sedikit ketenangan.

Yohan memukul tembok dengan tujuan membuat tetangganya itu sadar. Tenang saja, ia memukulnya pelan. Mana mau ia membayar ganti rugi hanya untuk membetulkan tembok.

"Akhirnya.. " yohan tersenyum saat suara kamar sebelah tidak lagi terdengar

"Anjing," namun hanya sesaat karena tetangganya melanjutkan kegiatan mereka. Bahkan, lebih keras lagi. Seolah sedang mengejek yohan yang sudah memasang wajah malas nan kesal.

"Au ah, ngewe ngewe dah lo sana!"

Mengambil headsetnya, yohan memasangkannya di kedua telinga. Mendengarkan lagu volume tinggi agar suara suara laknat kamar sebelah tidak terdengar sama sekali.

Keesokan harinya, saat yohan akan berangkat kuliah, ia sempat melirik ke arah pintu kamar tetangganya berisik. Masih kesal kalau diingat ingat. Tidurnya jadi tak nyenyak karena itu.

Membuka tasnya, yohan menyobek satu kertas. Mengoreskan tinta bolpennya pada kertas putih, menuliskan sesuatu dengan emosi. Menempelkan kertas tersebut di pintu bercat coklat, yohan berharap dengan ini orang di dalam kamar sadar bahwa kegiatannya itu sangat menganggunya.

"Awas aja kalau berisik lagi, gue ratain kamar lo" menyempatkan diri memberikan jari tengahnya, yohan pun berangkat kuliah dengan menggunakan motornya

Tidak lama setelah yohan pergi, pintu kamar tersebut terbuka. Menampilkan sesosok laki laki tampan dan cantik dengan tubuh tinggi bak model. Rambut hitamnya sedikit berantakan tanda sehabis bangun tidur.

Menguap, hyungseok merenggangkan tubuh sebelum mendapati sebuah kertas tertempel di daun pintunya.

'Mas, kalau ngewe kecilin dikit suaranya. Berisik!!'

Begitulah yang tertulis di sana, membuat hyungseok tak bisa menahan tawanya. Tanpa perlu menerka nerka, hyungseok sudah tahu siapa orang yang menempelkan kertas di daun pintunya.

Tidak merasa marah atau tersinggung, hyungseok menyimpan kertas tersebut dan menulis balasan lalu menempelkannya di daun pintu kamar yohan.

Lagi lagi hyungseok tertawa membayangkan reaksi yohan saat melihat balasannya itu nanti. Pasti sangat lucu, ia tidak sabar.

𝙊𝙪𝙧𝙨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang