10. Ingin Selalu Dalam Bahaya

206 44 21
                                    

Terima kasih atas vote dan komentarnya ...

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Ayara bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tidak ada Arga di halte bus. Biasanya cowok itu sudah duduk di sana, tapi malam ini halte benar-benar kosong. Mungkin bagian Ayara yang menunggu, dan entah mengapa Ayara ingin menunggu saja.

Menghembuskan napas panjang, memandangi langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang. Bulan di atas sana juga sedang terang-terangnya, cahayanya bahkan hampir menyamai lampu-lampu di tepian jalanan.

"Rumah Arga di mana, ya?"

Beberapa motor tiba-tiba saja datang, Ayara kontan beranjak dari duduknya saat mendapati para cowok dengan jaket kulit mereka yang berwarna hitam mengkilat. Begitu membuka helm, mereka menampakan wajah yang sangar, bekas-bekas luka jahit pun dimiliki oleh beberapa cowok itu.

"Lo yakin semalam dia di sini?"

"Iyalah, semalam gue yang mukulin dia."

"Eh, bentar dulu. Ada cewek cantik, tuh!"

Ayara memicingkan matanya penuh selidik, sebelah alisnya terangkat saat cowok-cowok itu dengan tanpa keraguan mendekatinya.

"Mau ngapain?" tanya Ayara dingin.

"Ngapain diem di sini sendirian?" balas salah satu di antara cowok itu. "Mau diantarin pulang, gak?"

Ayara tersenyum picik, ia mengeluarkan kunci motornya untuk menunjukan bahwa dirinya bisa pulang sendiri.

"Buta mata lo?" sembur Ayara tak tanggung-tanggung. "Gak usah deket-deket, atau gue telpon Bokap gue."

Cowok itu melipat kedua tangan di bawah dada. "Bokap lo polisi? Kita gak sebodoh itu."

Srekh!

Sebuah tarikan membuat Ayara kontan terseret dari sana, seseorang yang ternyata adalah Arka itu langsung mengambil paksa kunci motor milik Ayara, ia menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari kerumunan cowok-cowok berandal di sana.

"Woi, jangan kabur!!!"

"Bangsat!"

"Woi!!!"

"Dipake helmnya, Ra!" Arka mengulurkan helm di sela melajukan motornya.

"Tapi Ka—"

"Pake sama kamu, sekarang!"

Ayara segera memakai helm miliknya dengan bersusah payah, di belakang sekumpulan cowok tadi mengejar menggunakan motor mereka. Sebelah tangan Arka terlepas, ia mencari tangan Ayara agar berpegangan lebih erat. Kelajuan motor benar-benar tinggi sekarang, Ayara tak sungkan memeluk Arka erat-erat.

Sampailah mereka di kolong jembatan, Arka segera mematikan motor agar tak ada pencahayaan apapun di sana. Cahaya dari bulan memberi sedikit penglihatan bagi mereka, Arka menggenggam Ayara untuk bersembunyi lebih dalam lagi.

Keduanya terduduk di sana, menempel pada tembok dengan napas yang tidak beraturan.

"Kamu ngapain di sana malam-malam, Ra?" tanya Arka.

Ayara tersenyum. "Makasih, ya."

"Ayara."

"Kenapa?"

"Kamu yang kenapa? Di sana itu berbahaya, banyak orang jahat."

"Tapikan aku selamat sekarang."

Arka menghembuskan napas kasar, detik berikutnya ia tak mampu menahan senyuman saat melihat wajah dongkol seorang Ayara. Sebelah tangannya menepikan surai hitam milik Ayara, ia memandangi Ayara dengan lamat sekali.

Ayara dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang