02. Pemuda Mirip Mantan

304 50 27
                                    

Terima kasih atas vote dan komentarnya ...

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

"Mau ke mana lo?"

"Ayu?"

Ayu melipat kedua tangan di bawah dada, ia menatap Ayara dari atas hingga ke bawah menilainya. Melihat bagaimana penampilan Ayara, Ayu sudah tahu akan mendarat di mana cewek satu ini.

"Lo ngapain ke sini?" Ayara balik bertanya. "Bokap nyiksa lo lagi? Kali ini kesalahan spele apa yang lo buat, Yu?"

"Gue minta jawaban dari lo, bukan pertanyaan," kata Ayu.

Ayara memicingkan matanya. "Gue gak mau ke mana-mana, tuh. Cuma mau jalan-jalan santai aja, nyari udara segar gitu, Yu. Laper, gue inikan gak pandai masak."

"Gue yang bakalan masak," kata Ayu.

"Eh, tapi gue ... ," ucapannya menggantung begitu saja, ia tertunduk tak mampu menjelaskan.

"Apa, hah?" tanya Ayu tak sabaran. "Balapan lagi sama Iris?"

Ayara menganggukan kepalanya saja, daripada berbohong lalu terkena musibah. Mendapat kabar itu Ayu langsung meraih kedua bahu Ayara, ia mengguncang tubuh sahabatnya untuk menyadarkan.

"Balapan liar gak ada manfaatnya, bego!" ucap Ayu tegas. "Mending lo nyari balapan yang resmi, biar lo dapat jaminan keselamatan."

"Tapi, Yu."

"Tapi apa? Gak suka disebut pecundang?" tebak Ayu. "Pecundang itu apaan, sih? Gak usah didengarin, tutup telinga lo, abaikan omong kosong Si Iris."

Ayara meraih kedua tangan Ayu. "Gue harus tetap datang, Yu. Gue udah janji, dan gue gak suka ingkar janji."

"Pikirin diri lo sendiri, Ra!" tukas Ayu. "Mata lo gak bisa bohong, gue tahu pikiran lo lagi kacau sekarang. Putusnya elo sama Kak Arka itu pasti ngebuat lo terluka, lo harus pikirin diri lo sendiri, Ra."

"Yu," panggil Ayara. "Gue gapapa, gue okey, gue gak ada masalah apapun. Gue fine, Iris juga bilangnya ada hadiah kalo gue menang."

"Terserah, deh!" Ayu menyerah. "Uang yang Nyokap lo transfer memangnya kurang?"

"Uang itu buat kebutuhan yang mendesak," kata Ayara. "Gue tahu lo cemas sama gue, tapi kalo gue udah janji sama seseorang, gue gak bisa ingkar begitu aja."

Ayara melangkah pergi melalui Ayu begitu saja, baru beberapa langkah dari tubuh Ayu ia sudah diberhentikan.

"Stop, Ra!" tahan Ayu, ia berbalik. "Gue gak akan ngebiarin lo pergi sendirian, gue ikut."

Ayara berbalik, ia tersenyum dengan sangat lepas setelah mendengar bahwa Ayu memberinya izin untuk mengikuti balapan itu. Balapannya tidak resmi, tetapi Ayara sudah terbiasa dan dia percaya tentang keberuntungan malam ini. Lumayan, kalau menang sepuluh juta masuk ke kantong.

"Btw, gue tadi nanya tapi lo belum jawab," oceh Ayara. "Lo ke sini karena disiksa sama Bokap lo lagi?"

Ayu memasangkan helm ke kepala Ayara saja, menepuk-nepuk helm tersebut karena gemas dengan sikap salah satu sahabatnya ini. Ayara kalau keras kepala tidak bisa dilawan, keinginannya terlalu kuat.

Ayara membuka kaca helmnya. "Lukanya sebelah mana, Yu?"

Ayu menutup kaca helm Ayara tak mau menjawab, tapi Ayara yang keras kepala kembali membuka kaca helm tersebut.

"Coba bilang sama gue, biar nanti gue kasih pelajaran," tantang Ayara.

"Pelajaran apa?"

"Matematika!"

Ayara dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang