Ayara dan Rahasianya

28. Ada Yang Pergi

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Untuk Arga

Arga ...
Abang pamit. Tugas Abang sudah selesai. Abang diberi pesan sama Ibu melalui mimpi, bahwa Abang harus mewujudkan keinginan melihat senja. Tapi sebelum melihat senja, ikhlaskan Abang terlebih dahulu, ya. Nanti tanyakan saja pada perempuan yang memberi surat ini.

Maaf menunda waktu memberikan kebahagiaan ini. Gue kira gue bakalan sembuh, tapi dengan sampainya surat ini ke tangan lo. Berarti gue udah pergi.

Jangan lupa sama lima waktunya. Wajib.

Udah sih. Cuma segitu doang.

Temui cinta lo supaya lo gak kesepian.

Abang pamit. Abang nyusul Ibu sama Bapak.

Assalamualaikum

Tertanda,
Arka Abang Ganteng

Satu tetes air mata jatuh membasahi kertas itu. Kertas berisi tulisan tangan Arka telah sampai pada yang dituju, yaitu Arga. Arga menoleh ke samping kanan, yang mana ada seorang perempuan sedang duduk di kursi dekat ranjangnya. Perempuan itu memakai pakaian pasien.

"Abang Arka ... sakit apa?"

"Komplikasi katanya. Rusak semua soalnya."

"Jadi ini alasan kenapa dia sering ninggalin gue di rumah?" Arga bertanya pada dirinya sendiri.

"Arka sudah lama dirawat, tapi ternyata kondisinya malah semakin memburuk. Dia bahkan sampai memutuskan berhenti sekolah supaya fokus pada dirinya. Tapi, dia gak bisa bertahan."

Arga menatap perempuan itu dengan sorotnya yang sayu.

"Sebelum dia pergi, dia bilang ke Dokter buat ngedonorin matanya supaya lo bisa melihat. Setidaknya, ada satu hal yang dia tinggalin dalam diri lo."

"Dia ... di mana sekarang?"

"Kemarin lusa langsung dimakamkan. Sengaja tidak memberitahu lo, karena itu pesan Arka sebelum meninggal."

Satu-satunya orang yang Arga miliki malah pergi. Disaat dia bisa melihat, dia harus kehilangan sesosok abang. Padahal Arga ingin melihat abangnya, melihat secara langsung, bukan melalui foto.

"Lo bisa tinggalin gue sendiri?" tanya Arga.

"Iya, tugas gue juga cuma nganterin surat itu sama lo. Selamat ya, sekarang lo gak berteman sama gelap lagi."

Sepeninggal perempuan itu, Arga melipat bibirnya menahan rasa sakit di dada. Dan ia memukuli dadanya berharap rasa sesak menghilang, tapi sebelum air matanya meluruh rasa sesak itu masih terus bertahan di dadanya.

"Kenapa lo membohongi gue, Bang?"

"Gue memang mau melihat, tapi bukan tanpa lo."

Tangis Arga pecah seketika, ia meremas rambutnya melampiaskan rasa sesak di dadanya. Hilang sudah senyuman manis yang selalu ia tampilkan, kini berganti menjadi duka mendalam.

Arka satu-satunya orang terdekat yang Arga miliki. Tapi dengan tanpa berpamitan dia pergi.

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -