33. Terakhir

376 45 52
                                    

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Arga kembali ke rumah sakit setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk membeli boneka beruang besar beserta sebuket bunga. Di setiap langkahnya Arga tidak pernah memudarkan senyumannya. Full senyum karena ingin memberi kejutan pada Si Cantiknya.

Sampailah Arga di depan pintu ruangan Ayara, dia menatap dua wanita yang terlihat cemas duduk di bangku panjang berseberangan itu.

"Nak Arga," panggil Asri. "Dokter sedang memeriksa Nak Ayara, sebaiknya kamu tunggu di luar dulu."

"Oh? Iya, saya akan menunggu di sini dulu," kata Arga.

Cowok itu menempati bangku panjang dan menaruh boneka beruangnya di samping, ia berpegangan pada sebuket bunga indah yang siap diberikan kepada Ayara. Dia pasti suka dengan kejutan yang dibawa olehnya, mengingat ini kali pertama seorang Arga memberinya kejutan.

Arga menunggu dengan sabar.

Dia beberapa kali berdiri dan berjalan bolak-balik di depan ruangan Ayara, menunggu pintu dibuka. Dokter pasti akan memberikan kabar baiknya. Itu pasti.

"Sepertinya saya harus pulang," ujar Asri.

"Ya sudah," balas Jasmine. "Saya antar kamu sampai ke bawah, ya?"

"Tidak perlu, Bu Jasmine," tolak Asri. "Saya dijemput suami saya, kok."

"Oh, kalo begitu hati-hati," pesan Jasmine.

"Ya, nanti kalau ada apa-apa kabarin saya, ya."

"Iya."

Asri menghampiri Arga terlebih dahulu, ia menepuk bahu cowok itu memberinya semangat karena begitu kuat bertahan di sini. Sepeninggal Asri, pintu ruangan terbuka yang menyatakan bahwa pemeriksaan sudah selesai. Arga sih memilih untuk langsung masuk saja, kalau urusan dokter biar Bunda Jasmine.

"Ay, aku bawain kamu bunga sama boneka."

Seorang suster yang baru selesai bertugas itu tersenyum gemas, lalu ia melenggang pergi dari ruangan Ayara. Ayara sih masih berbaring di ranjangnya, dia juga sedang dalam keadaan sadar sekarang. Senyumannya nampak begitu jelas, apalagi ketika Arga menyerahkan bunga dan bonekanya.

"Buat kamu, Ay."

"Makasih."

"Bonekanya dipeluk sama kamu, ya," kata Arga, ia membenarkan posisi boneka tersebut. "Bunganya aku taruh di sini, biar indah ruangannya."

"Iya Arga iya."

"Ay," panggil Arga bernada ceria. "Tadi aku beli bonekanya sampai rebutan sama anak kecil, lho. Terus aku godain anak kecilnya sampe dia ngalah, deh."

Ayara terkejut. "Kamu godainnya pake cara apa?"

"Aku bilang ke dia kalo dia itu cantik," jawab Arga. "Terus dianya lari ke orang tuanya sambil cengengesan. Tapi emang cantik anaknya, sih."

"Kalo sama aku, cantikan siapa?"

"Kamu, lah!" Arga menjawab tanpa ragu.

"Bohong."

"Beneran, Ay. Kalo dibandingkan sama perempuan mana pun, kamu tetap yang paling cantik," celoteh Arga.

Ayara beranjak duduk, Arga yang panik dengan tindakan Ayara pun kontan berdiri untuk membantunya.

"Kenapa, Ay?" tanya Arga cemas.

"Boleh minta satu pelukan, gak?"

"Boleh, tapi sore ini kita ngeliat senja bareng, ya."

Ayara dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang