- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -
"Ayara namanya. Ayara Sabita."
Arka terpaku membisu, lidahnya kelu. Dia tidak pernah menyangka bahwa kebetulan mempertemukan Arga dengan mantan kekasihnya. Sepulang dari urusan tak beralasannya, Arka mendapati adiknya yang masih duduk di halte bus menunggu seseorang. Rupanya seseorang yang dinantikan olehnya adalah Ayara.
"Karena dia gue terus maksa buat keluar rumah, dia alasan kenapa gue mau lo segera menyelesaikan masalah lo sama teman-teman berandalan lo itu."
Arka tersenyum saat menyadari bahwa situasi ini akan menjadi buruk apabila dia memberitahu Arga tentang siapa Ayara sebenarnya. Ini juga kesalahannya, dia yang telah berbohong kepada semua orang tentang statusnya. Arka menyembunyikan identitas adiknya dari siapa pun.
"Dia pernah datang ke sini," ujar Arga. "Dia tidur di dekat gue, tapi saat itu lo gak di rumah."
"Terus gimana?" Arka mendadak tertarik pada topik pembicaraan adiknya itu.
"Dia punya hidung yang mancung, wajah mulus, tanpa melihatnya gue udah yakin dia cantik."
Arka mengangguk, mengiakan apa yang dikatakan oleh Arga. Baginya Ayara juga cantik, karena itulah dia jatuh cinta pada sifat serta wajahnya.
"Saat diraba-raba, dia punya mata kucing, pasti gemesin."
"Terus gimana lagi, Ga?"
"Makanya, lo jangan keluyuran terus, Bang." Arga menyarankan. "Nanti dia pasti datang ke sini, gue kenalin ke elo, deh."
"Yakin lo?"
"Yakinlah!" seru Arga dengan sangat yakin.
Arka menghembuskan napas panjang, ia menyandarkan punggungnya ke sofa sambil memandang lurus ke depan. Sepasang matanya perlahan terpejam, seulas senyuman timbul di bibirnya.
"Ayara memang gak pernah gagal ngebuat orang nyaman," gumam Arka pelan.
Arga memudarkan senyumannya. "Ayara bagaimana, ya? Dia pergi kayak kesakitan tadi, gue takut dia kenapa-kenapa."
- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -
Ayara mengerjapkan matanya dengan perlahan, ia mendapati lima temannya sedang berdiri sambil melipat kedua tangan di bawah dada serentak. Kaget pastinya, dia sampai beranjak dengan napas yang tak beraturan. Kalau menyerang selalu barengan, Ayara tak siap pula.
"K-kalian kenapa? Ngapain di sini? Argh, kalian apain gue semalam, hah? Kesucian gue bagaimana, aish!"
Ayu mendudukan dirinya di tepian ranjang, ia meraba kening Ayara untuk memastikan suhu tubuhnya. Semalam demam, belum lagi Ayara terus mengigau dengan menyebut ibunya.
"Gimana, Yu?" tanya Aruna.
"Sejauh ini normal lagi," jawab Ayu. "Cuma gue gak tahu apakah otaknya masih normal apa enggak."
Ayara mendelik. "Kenapa, sih?"
"Pertama, gue ditelepon Keenan kalo lo pingsan di sisi jalan," ujar Anjani.
"Kedua, Anjani nelpon gue kalo lo demam," sahut Ayu.
"Ketiga, Anjani koar-koar di grup kalo lo demamnya bukan sembarang demam," timpal Adelia.
"Keempat, hari ini hari minggu, waktunya kita ketemu anak-anak." Aruna menyahut tak mau ketinggalan.
"Dan terakhir." Alin menimpali selanjutnya. "Lo balapan lagi sama Iris, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara dan Rahasianya
Fanfiction[COMPLETED] Alternate Universe Story Ayara selalu menjadi sandaran ternyaman untuk teman-temannya, menjadi konsultan terbaik bagi teman-temannya, dan dianggap sebagai makhluk yang paling baik-baik saja. Namun, ia mempunyai rahasia tersendiri, rahasi...