Chapter 1

348 30 2
                                    


"Gw nggak mau berurusan lagi sama orang-orang macem kalian!" ucap Hyunsuk

"Ya itu terserah lo sih dan, kan tugas lo bukan gw yang ngasih" sinis seorang Park Jihoon.

"Gw udah muak sama permainan lo semua !" sarkasnya.

"Atau jangan-jangan lo suka sama Aruna?!" sindir Jihoon.

"Stress lo ?! hah?! kenal aja enggak mau suka darimana gw, sedeng!" oloknya.

"Cih.. liat aja ntar, kalo sampe gw tau lo ada rasa sama Aruna, lo tau kan benda ini bakal ngarah kemana?!" decihnya sembari memainkan pistol miliknya.

"Shit!"

*****

Kulangkahkan cepat kedua kakiku menuju pintu utama gedung dimana tempatku menempuh bekerja. Angin kencang meniup cepat helaian suraiku sehingga menutupi hampir seluruh wajahku, membuat beberapa lembar kertas yang sedang kubawa terbang mengikuti tiupan angin semilir di pagi hari ini.

"Besok-besok lagi thu kertas di klip biar nggak terbang" ucapnya seraya menyodorkan beberapa lembar kertas milikku.

"Thanks"

"Pake aja punya gw"

"Nggak usah, lagian bentar lagi juga sampe" balasku.

"Pake aja" paksanya seraya melangkahkan kakinya meninggalkan diriku.

Kulangkahkan kembali kedua kakiku menuju ruangan dimana mejaku berada. Hari ini benar-benar membosankan bagiku, ditambah lagi beberapa lembar kertas menjadi berantakan kembali karena tiupan angin.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, sebenarnya jam kepulangan sudah berakhir sedari tadi, hanya saja diriku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitaran area kantor.

"Permisi" ucapku.

"....."

"Lo yang tadi pinjemin klip ini kan? ni gw balikin, makasih" ucapku padanya.

"Buat lo" balasnya singkat.

"Nggak perlu, gw bisa beli sendiri"

"Buat lo"

"Lo budek ?! gw nggak mau"

"Buat lo Aruna!"

Manikku membulat dengan sempurna tatkala mendengar ucapannya. Darimana dirinya mengetahui namaku? aku yakin seratus persen kalau diriku belum menyebut namaku sama sekali sedari tadi, siapa dia?

"L-lo tau nama gw darimana? lo nguntit gw?!"

"Terus nama siapa yang lo gantung di tas kalo bukan nama lo?!"

Shit.. bodoh.. bodoh.. bodoh... bodo banget si lo Runa!

"Oh, sorry gw lupa"

"Gw Hyunsuk"

"Lo-" putusku.

Dadaku benar-benar sakit sekarang, bukan karena penyakit, melainkan sosok lelaki disebrang sana yang dengan santainya berjalan tanpa adanya rasa dosa dan penyesalan dalam dirinya.

"Lo kenapa? dada lo sakit?" paniknya.

Dadaku terasa semakin sakit dan sesak tatkala manikku semakin jelas melihatnya, kuremat erat pakaian yang kukenakan, sungguh rasanya sangat-sangat sesak. Kutepuk perlahan dadaku berharap supaya sesak yang kurasakan menghilang, namun gagal, rasa sesak dan sakit semakin menjadi, ditambah lagi kepalaku yang terasa pening. Penglihatanku terasa mengabur dan menghitam.

*****

"Udah bangun? mending sekarang lo sarapan, udah gw siapin di meja depan"

Pikiranku masih memproses kata-katanya juga tempat yang sekarang ini aku berada.

"Gw dimana?"

"Di apart gw, lo tenang aja, gw nggak ngapa2in lo, gw cuma nolongin lo semalem yang tiba-tiba pingsan"

"Makasih udah nolongin gw"

"Gw balik duluan" sambungku.

"Stress ya lo, lo habis pingsan nggak sarapan mau langsung balik, makan dulu baru gw bolehin lo balik!"

"ck" decakku seraya melangkahkan kakiku ke arah meja.

Kusuapkan beberapa sendok bubur ke dalam mulutku, menelannya cepat supaya dapat bergegas pulang.

"Makannya pelan-pelan nanti keselek gw lagi yang susah" ucapnya seraya mengacak rambutku.

"Uhuk.. uhukkk..."

Kuraih segelas air mineral yang disodorkannya padaku, mengusap punggungku perlahan hingga suara batukku tidak terdengar lagi olehnya.

"Baru juga gw bilang"

"Gw mau pulang"

"Biar gw anter"

"Nggak terima penolakan dari lo" sambungnya.

*****

Dilajukannya kendaraan beroda empat miliknya, tidak ada pembicaraan yang tercipta selama perjalanan.

"Lo kerja di perusahaan itu juga?" tanyaku padanya membuka pembicaraan.

Hanya suara kekehan dan tawa yang kudengar darinya.

"Kenapa ketawa? emang ada yang lucu?"

"Lo udah kerja berapa taun sampe-sampe nggak kenal sama atasan lo, hm?" ledeknya.

"Atasan? mak- " putusku.

"Maaf pak.. maaf.. saya lancang" sesalku.

Sial, lagi-lagi keapesan menghampiriku

"Santai.. saya malah lebih suka kamu nggak tau kaya tadi, jadi lebih enjoy ngobrolnya"

"Aduhh... maaf ya pak"

Mampus gw

--------------------------------------------------------------

DON'T FORGET TO VOMMENT
DON' T BE A DARK SIDERS

© Sereiaaya, 2022

BLOOD & SWEAT | Choi Hyunsuk • Park Jihoon • Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang