"Sayang.. tunggu bentar ya.. nanti aku balik lagi kok"
"Mau kemana?? ikut ya.."
"Bentar aja sayang.. cuma ambil berkas, saya bakal cepet kok, janji"
"Ntar lama.."
"Enggak sayang.. bentar, janji.. tunggu sini ya.. jangan kemana-mana, jangan keluar sebelum saya balik, ya.."
"Iya.."
Detik berganti detik, dan menit berganti menit, waktu terus berjalan dengan lambat bagi Aruna yang sedari tadi menunggu prianya.
Ting~
Dering notifikasi terdengar nyaring, membuat sang empu mengalihkan atensinya pada ponsel miliknya, membuka aplikasi pengirim pesan.
Jihoon
|Bosen ya nunggu sendirian aja.. kasian..Aruna
Lo ngapain lagi si hah?!!!!! pergi deh jauh2 dr hidup gw|
Jihoon
|Jangan marah2 dong cantik..
|Sambil nunggu mau ngak main bentar sama gwAruna
Nggak usah macem2 lo ji...|
Jihoon
|Nggak macem2 kok sayang... cuma mau test drive aja boleh lah ya..Aruna
Test drive? maksud lo apa sih hah?!!!|
Jihoon
|Test drive senjata baru gw.. gimana?? boleh nggak nih??
|Wahhh... sasaran gw udah keluar dari gedung ternyata, boleh ya cantik..Aruna
JIHOOOONNNNN LO JANGAN MACEM2|
BRENGSEK LO YA|
Lo boleh tembak gw, asalkan jangan sakiti Hyunsuk|
Jihoon
|Sesayang itu ya lo.. bagus sih.. sini dong keluar
|Gw udah nggak sabar buat nyobain senjata gw..
|Keluar yuk cantik.. kalo lo nggak keluar.. tau kan??Aruna
STRESSSS|
Iyaini gw keluar! tapi lo jangan sekali2 tembak Hyunsuk!|
Final Aruna seraya melenggang keluar dari dari dalam mobil, kedua kakinya berlari secepat mungkin ke arah prianya. Memandangnya sayu dari jarak yang tidak terlalu dekat.
"Sayang.. kok keluar? kan saya uda-" putusnya bersamaan dengan suara letupan tepat di depan matanya.
Kini tubuh Hyunsuk benar-benar lemas, kedua kakinya terasa kaku, kedua maniknya meneteskan buliran air mata yang jatuh begitu derasnya. Melangkahkan kakinya perlahan menuju wanitanya.
"RUNAAA..!!!!!"
"Runa.. bangun Runa... sayang... Run.." ucap Hyunsuk seraya menyangga kepala Aruna serta mengguncangkan perlahan tubuh wanitanya.
"M-m-ma-ma..afff.. R-ru-rhhuu.. n-na.. aaa..."
"Sshhh... udah udah ya.. sayang udah.." ucap pria itu seraya membopong Aruna masuk ke dalam mobilnya.
Menjalankan kendaraannya dengan kecepatan yang tidak lambat, sebelah tangan Hyunsuk berusaha menekan dan menutup luka wanitanya supaya darahnya tidak banyak mengucur.
Sesampainya di tempat tujuan, Hyunsuk segera menggendong Aruna, melangkahkan kedua kakinya dengan begitu cepat.
"Sus tolong.. tolong selamatkan istri saya ya sus.. saya mohon.."
"Maaf.. silahkan untuk menunggu di luar.."
Pikirannya benar-benar kalut dan terasa ingin pecah sekarang, menyisir rambutnya kasar selagi menunggu wanitanya di dalam sana. Kedua kakinya berjalan ke sana dan kemari, begitu terus hingga pintu di mana sang istri terbaring lemas.
"Sus.. gimana? gimana keadaanya??" paniknya.
"Maaf.. pasien masih ditangani oleh dokter, anda harap bersabar ya.." terang seorang perawat seraya melenggang pergi.
Di dudukannya kasar tubuhnya pada bangku di dekatnya, pikirannya masih saja tak dapat berpikir dengan jernih, hatinya sungguh tak tenang sedari. Kini terlihat dirinya sedang termenung dengan kepala ditundukkannya sedari tadi.
Bodohnya diriku yang meninggalkannya seorang diri di sana, mengapa?? mengapa hal ini harus terjadi?? lagi.. lagi.. Tuhan... hukuman apa yang Engkau berikan padaku?? kesalahan apa yang telah aku lakukan?? diri ini begitu memohon kepada-Mu, tolong jangan ambil dia dariku.. beri diri ini kesempatan.. sekali saja... sekali.. akan kujaga dirinya.. tak akan kusakiti dirinya..
*****
Hari semakin larut namun, belum ada tanda-tanda dari ruangan di sampingnya, masih sama, tertutup rapat. Kini dirinya sudah berpasrah sepenuhnya? entahlah.. berat rasanya, hingga...
Pintu itu terbuka kembali menampilkan sesosok pria berjaskan putih melangkah perlahan keluar ruangan menuju arahnya.
"Dok.. gimana keadaan istri saya?" tanyanya pasrah dengan suara yang samar.
"Syukurlah istri anda tidak apa-apa, dan tadi sudah kami tangani, tetapi.."
"Te-tetapi kenapa dok?"
"Tetapi maaf.. kami sudah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak anda, tapi takdir berkehendak lain, maaf.. kami permisi dulu"
Tubuhnya terasa begitu lemas setelah mendengar kalimat tadi, membuat dirinya terduduk di lantai yang kian mendingin semakin larutnya hari.
*****
Kini dirinya sudah terduduk memandang wanitanya yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan selang dan jarum yang terpasang di tubuh Aruna.
Menggenggamnya perlahan dan erat jemari Aruna, merapikan helaian-helaian rambutnya yang tertiup angin malam dari luar jendela yang sengaja dibuka Hyunsuk sedikit.
"Sayang.. bangun ya.. apa kamu nggak kangen sama saya? hm? bangun ya..."
"Dan maaf.. saya udah bikin kamu harus ngerasain ini lagi dan lagi.. maaf.. maaf.." sambung Hyunsuk dengan iringan aliran air mata yang terus menetes, hingga tak terasa dirinya terlelap menggenggam jemari wanitanya.
Keesokan harinya-
Pria itu terbangun karena gerakan ringan di jemarinya, merasakan itu dirinya segera terbangun memandang wanitanya lekat. Mengecup lama dahi sang istri, tautan jemari mereka masih melekat sedari malam tadi.
Gerakan jemari Aruna bergerak perlahana diiringi dengan kedua kelopak hazelnya yang terbuka, membuat Hyunsuk segera menekan tombol pada bagian atas ranjang, hingga datanglah sang ahli dengan beberapa perawatnya. Memeriksa setiap gerakan yang Aruna berikan, dan diakhiri dengan hembusan nafas sang dokter.
"Syukurlah, keadaan Aruna semakin membaik, semoga.. Aruna bisa segera pulih, kami permisi dulu"
"Baik dok, terimakasih"
Senyum bahagia terlukis jelas pada wajah pria itu, mengusap perlahan wajah Aruna, menatap lekat manik sayu wanitanya.
"Hai..." sambut Hyunsuk lembut seraya mengecup kembali pucuk kepala Aruna.
Sang puan yang belum sepenuhnya sadar akan hal itu hanya membalasnya dengan senyuman yang tipis. Jemari wanita itu menggenggam perlahan tangan prianya seraya menutup kembali maniknya perlahan.
"Istirahat ya.. biar cepet sembuh.." ucap Hyunsuk lembut.
© Sereiaaya, 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD & SWEAT | Choi Hyunsuk • Park Jihoon • Kim Junkyu
Фанфик"...tolong percaya sama saya..." -Hyunsuk "Gw akan lakukan apapun buat dapetin lo Run..." -Jihoon "Kakak ni apa-apain si, kita itu masih saudara!" -Runa "Saudara tiri kan?!" -Junkyu *Mention // of harsh words - and some mature content [1821+] *Cover...