Bangunan berfasad modern minimalis itu berdiri menghadang dengan perpaduan cat warna hitam dan kelabu. Plang namanya membentang bertuliskan huruf-huruf kapital: DE MAGICO BAR & RESTO. Dari tampak depannya, aura tempat itu terasa mengintimidasi, sekaligus memanggil-manggil untuk disinggahi. Bagai portal penghubung dua dimensi yang dijaga bodyguard bertubuh kekar. Menakutkan, tetapi memancing penasaran.
Dimensi lain yang terdapat di bagian dalam, sungguh kontras dari penampilan luarnya yang dingin dan angkuh. Ruangan yang menyambut di balik pintu masuk justru terasa homy dan penuh kehangatan. Beberapa bagian terdiri dari perabotan khas rumah, sofa empuk, bantal-bantal persegi, dan meja rendah. Sementara bagian lainnya diisi kursi-kursi dan meja kayu, dengan dinding-dinding bercorak batu bata kecokelatan. Tak heran jika tempat itu lantas memberi kenyamanan bagi Adel setiap ingin melarikan diri dari kepenatan dunia nyata di luar sana.
Seperti malam itu. Begitu menginjakkan kakinya di De Magico, Adel langsung menuju satu spot yang berada di sisi pojok, terhalang dinding penyekat dengan area pengunjung resto. Sepetak bar khusus bagi mereka yang hanya ingin menikmati minuman tanpa memesan hidangan berat. Meja panjang melintang membatasi wilayah kerja bartender meracik minuman. Pengunjung yang datang bisa menempati bangku-bangku tinggi yang disusun tepat di hadapan meja bartender, atau yang berjajar di bagian kanan dan kiri bar menghadap tembok.
There he is! Adel mendengkus dan membawa langkahnya mendekat. Perempuan itu menyandarkan tubuh dan meletakkan kedua lengannya di atas meja bar. Tak perlu menunggu lama, sesosok bertubuh tegap segera menyapanya.
"Nyubuh, Del?"
Adel mendelik. Selalu kata-kata klise itu, setiap kali Adel menyambangi De Magico di bawah pukul delapan malam.
"Biasa. Satu," sahut Adel tak menghiraukan candaan Gian barusan. Ia mengangkat tubuhnya ke atas bangku di depan meja bar, lalu membuang wajahnya ke arah lain.
Adel tahu, melalui ekor matanya, sang bartender bernama Gian itu tengah memperhatikan dirinya seraya mengambil botol-botol dan gelas. Adel diam saja. Ia menunggu pesanannya rampung sambil menikmati alunan musik bertema 90's R&B yang dimainkan band pengisi stage malam itu. Namun, tak berapa lama, ia menyerah berpura-pura tak acuh, lantas kembali melayangkan tatapannya pada Gian. Bartender tersebut tengah menuang seporsi tequila ke dalam gelas, lalu mengocoknya bersama lime juice dan bahan-bahan pelengkap lainnya.
Voila! Segelas margarita dengan irisan jeruk nipis sebagai garnish segera tersaji. Gian meletakkannya di depan Adel lalu berdiri menanti. Dari jarak lebih dekat, Adel kini bisa memandangi Gian lebih jelas. Pria berkulit sawo matang itu mengenakan polo shirt hitam lengan pendek, serta apron biru tua berbahan denim. Meski tak segagah jika dirinya memakai kemeja slim fit lengkap dengan tali suspender, mesti diakui penampilan Gian tetaplah karismatik. Ditambah kumis dan jambang tipis yang menghiasi wajahnya. Serta rambut model mullet-nya yang telah memanjang hingga malam itu diikat ke arah belakang.
"Thanks!" ucap Adel setelah sempat termangu sekian detik.
"Should've ordered something sweeter," komentar Gian kemudian, "Biar nggak makin kecut itu muka, Del."
Adel meneguk minumannya dan menjawab singkat, "Surprise me."
Gian tersenyum lebar. Bola matanya menghilang di balik dua garis kelopak yang samar-samar berbayang hitam.
Manis mana sama senyum lo? Adel kembali melempar pandangannya ke arah sekitar. Pengunjung bar memang masih belum terlalu ramai, tapi di area lain resto, terdengar sorak-sorai sekelompok pengunjung wanita. Saat Adel melewati meja mereka tadi, ia sempat melihat salah satu di antara mereka didandani ala pengantin dengan wajah dicoreng-moreng. Yang menarik perhatiannya ialah hidangan cake dengan hiasan topping menyerupai test pack bertanda positif.
![](https://img.wattpad.com/cover/322487712-288-k790505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby-To-Be
FantasyMeski berprofesi sebagai birth doula, Adelia sendiri tak pernah ingin menjalani kehamilan. Pengalaman buruk keluarganya di masa lalu membuat Adel menganggap dirinya akan turut mewarisi kegagalan yang sama. Sampai kemudian, Adel didatangi Bo, seekor...