1

34K 931 5
                                    

"Zee! Bangun ih udah pagi ntar lo kesiangan!" Suara Joe menggelegar di depan kamar Zeila ditambah dirinya yang menggedor gedor pintu itu.

"Sumpah kalo lo gak bangun, gua robek poster di kamar lo itu." Mendengar Joe mengancamnya seperti itu, Gadis berumur 15 tahun itu langsung bangun.

Jika Joe tidak mengancam merobek poster nya, ia mungkin tak akan bangun. Tapi posternya? Oh jangan harap, Zeila akan melakukan apa saja demi poster itu.

"Iya iya gue bangun!" Joe hanya tersenyum dibalik pintu nya. Joe tau cara itulah yang paling ampuh untuk membangunkan kakanya.

"Cepet, udah jam 6.45."

Oh tidak!

Zeila langsung terbirit birit menuju kamar mandinya, untungnya ia tak biasa memakan waktu lama untuk membersihkan badannya.

Tak lupa ia mengecek lagi barang bawaannya untuk mos. Ya ini hari pertamanya menjadi siswi SMA.

Setelah semua beres, Zeila langsung menuruni tangga menuju meja makan. Terlihat orang tuanya dan adiknya itu sedang menunggu kedatangannya.

"Pagi Ma Pa." ucap Zeila sambil mencium kedua pipi mereka.

"Pagi Zee."

Sekedar info Zee adalah panggilan untuk Zeila.

"Apa lu?!" Yang itu sapaan Zeila untuk adiknya.

Joe hanya mendelikan matanya.

"Apasih lu! Mending gue bangunin tadi."

"Kalian tuh adek kakak tapi gapernah akur heran mama." Zeila dan adiknya memang tidak akur tapi ada waktunya dimana mereka bisa mencurahkan isi hatinya masing-masing.

Tak mau telat, Zeila meninggalkan setengah rotinya.

"Ma Pa  aku berangkat ya, Joe mau bareng gak?"

"Gausah, gaada asuransi kecelakaannya." Zeila memutar matanya mendengar ucapan adiknya itu.

Joe memang tak mengizinkan Zeila untuk menyetir jika mereka sedang berpergian.

"Yaudah deh. Bye!" Ucap Zeila yang langsung menaiki mobil kesayangannya itu.

Sebenarnya jarak rumah Zeila dan sekolah barunya ini tidak terlalu jauh, namun karna dia harus menghadapi mos dulu, ia harus berangkat lebih pagi dari biasanya.

•••

Mini Cooper milik Zeila ia taruh  di parkiran salah satu cafe terdekat di sekolahnya.

Alasan klasik. Murid baru tak boleh membawa kendaraannya sendiri.

Zeila melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki, memang sudah tak jauh lagi sekolah barunya itu. Zeila melihat teman sebayanya yang memang memakai peralatan mos serupa.

Sesampainya ia di Sekolah barunya itu, ia langsung pergi ke barisan yang ia yakini adalah barisan anak baru.

'Mampus gue telat.' Ucap Zeila dalam hati.

Ia tak akan ketahuan. Pikirnya namun ....

"Zeila Stefani Treyla." jantung Zeila seakan berhenti. Kaka kelas itu memanggil namanya.

"I...iya ka." tiba tiba suara Zeila menciut, bukan seperti Zeila biasanya.

"Gausah tegang biasa aja. Lo kenapa telat?"

Untung kakanya baik. Fikir nya.

"Eh? Emm tadi macet padahal saya udah bangun pagi-pagi berangkatnya juga udah pagi ka serius."

Kaka kelasnya itu hanya tersenyum melihatnya.

"Yaudah sana masuk barisan." Akhirnya Zeila bebas dari hukuman-hukuman gila yang bisa Kaka kelasnya itu berikan.

Setelah melewati beberapa tahap akhirnya Zeila mendapatkan kelasnya selama masa orientasi ini

•••

Tak ada teman satu sekolahnya dulu yang bersekolah disini. SMA Aryandana.

"Hai." Salah satu siswi baru juga mendatangi meja Zeila dan menyapanya.

"Eh hai." Sapa Zeila balik.

"Gue duduk sama lo boleh?" Zeila hanya mengangguk.

Zeila akui ia cantik, suaranya lucu, dan yang paling penting easy going. Ia tak keberatan mempunyai chairmate seperti dia.

"Tifanny." Ucap gadis itu sembari mengulurkan tangannya.

"Zeila, panggil Zee aja." Zeila menjabat tangannya.

"Lo tau ka Brian ga?" Zeila hanya mengerutkan dahinya. Brian? Ia menggidikan bahunya.

"Siapa?" Tanya Zeila namun Tifanny hanya memandang Zeila tak percaya.

"Serius lo ga kenal?" Tanya Tifann lagi.

"Emang harus gue kenal?"

"Dia Kaka kelas, ganteng sumpah." Sebenarnya Zeila bingung, ia baru beberapa menit berkenalan dengan Tifanny namun ia sudah menganggap Zeila sebagai teman lamanya.

Zeila hanya berucap o tanpa bersuara.

Tifanny sibuk berkenalan dengan siapa saja yang ada di ruangan itu, dan Zeila mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

Dan saat itu juga ia menangkap seseorang yang familiar dengannya.

Iya itu dia

Revandi Geofani Jordan

Zeila yakin hidupnya tak akan tenang mulai dari sekarang.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang