14

7K 373 7
                                    

Zeila POV

Ini mimpi,

Iya, ini cuma mimpi

Tolong siapapun bangunin gue.

This a nightmare.

"Zee? R u okay?"

Okay?

Kali ini, gua jauh banget sama yang namanya gak apa-apa.

"Ayo turun, udah sampe." Senyuman Joe pun gabisa bikin gue tenang.

Gaada rasa percaya sedikit pun sama semua ini, baru kemarin gue jalan bareng dia.

Tapi sekarang ...

"Zei!" Mata Tifanny merah. Air matanya turun di pipinya, dia meluk gue erat banget.

Disana juga ada Reagan, sahabat dia, juga orang tuanya, sedangkan dia di dalam sana. Terbaring tak berdaya.

Reagan pun nyamperin gue, dia tau walaupun gaada air mata yang turun tapi hati gue ancur banget.

"Jelasin dia kenapa?" Kalimat pertama yang gue keluarin tapi semua yang ada disana gaada yang mau ngejawab.

Gue lirik Reagan, minta penjelasan dari semua ini.

Dia narik nafas dan "Brian punya penyakit."

Tiba-tiba di sekitar gue gak ada oksigen. Gue lupa cara buat nafas.

Semua itu udah cukup buat gue, cukup buat ngejawab apa yang terjadi di taman kemarin.

Kenapa gue gapernah tau?

"Gara-gara lo Brian jadi gini! Ini semua gara-gara lo!" Teriak salah satu temen kelas Brian, yang gue tau namanya Clara.

Yang bisa gue lakuin cuma natap dia, walaupun gue gatau apa salah gue.

"Kalo ga karna ngajakin lo ke taman itu, Brian gaakan jadi begini! Kalo sampe Brian kenapa-napa.. Itu semua salah lo."

Gaada yang mau Brian kaya gini.

Akhirnya gue lepasin pelukan Tifanny. Gue sama sekali ga terima apa yang Clara omongin.

"Gaada yang mau Brian gini, gue sama sekali gatau Brian sakit. Kalo gue bisa milih, gue gaakan mau Brian sakit."

Dia cuma ngeliat gue sinis, apasih yang dia mau?

Gak lama, Dokter yang nanganin Brian keluar dan manggil orang tuanya, gak tau apa yang mereka omongin.

"Udah 3 jam lebih Brian disana." Isak Tifanny. "Semoga dia gak kenapa-napa ya." Sambungnya lagi.

Gak lama orang tua Brian manggil gue yang katanya Brian mau nemuin gue.

Inhale
Exhale
Inhale
Exhale

Pertama kali yang gua liat..

Senyuman Brian.

Mau gak mau, gue pun ikut senyum. "Kenapa lo ga bilang kalo sakit?" Brian cuma hela nafas.

"Gue gamau orang-orang ngasianin gue."

Author POV

Zeila menghampiri Brian dan duduk di sebelah ranjangnya. "Kalo gini lo malah ngebuat kita semua khawatir." Ucap Zeila.

Brian tersenyum kembali. "Logatau? Gue bisa sembuh." Senyuman itu terpampang kembali, namun kali ini lebih lebar dari tadi, Zeila pun ikut tersenyum.

"Emm lo sakit apa?" Tanya Zeila.

"Leukemia." Satu kata itu membuat Zeila terperangah namun reaksi Brian hanya tersenyum.

Mata Zeila menghangat, ia tau pertahanannya mulai runtuh namun ia harus bisa menahannya.

Ia tak boleh terlihat lemah.

"Oiya kalung nya gue pake, bagus nih." Kalung bermotif tulip itu tergantung di lehernya, membuat Brian semakin tersenyum.

Zeila menghela nafas. "Maaf ya." Ucapnya namun itu membuat Brian bingung. "Maaf kenapa?"

"Karna gue kan lo jadi gini? Coba kemaren lo ga pergi sama gue, pasti ga akan gini jadinya." Pertahanan yang dibuat Zeila sedari tadi, runtuh kali ini.

Semua air mata itu tumpah, membasahi wajahnya. Dengan segera Brian menghapus air mata itu.

"Ini bukan karna lo, ini semua udah takdir Zei." Ucap Brian sambil tersenyum. "Gue juga seneng ko kemaren seharian gue sama lo."

Ucapan Brian malah membuat tangisan Zeila semakin menjadi-jadi. "Sssh ... udah ah, nanti cantik nya ilang kalo lo nangis terus." Tak ada pipi Zeila yang tak terkena usapan tangan Brian .

Tapi Brian segera menurunkan tangannya saat mendengar pintu kamarnya berderit.

Muncul Clara dan Tifanny. "Brian! Duh lo bikin gue khawatir tau ga sih." Clara langsung memeluk Brian dan menyingkirkan Zeila dari samping Brian.

"Ini cewe maunya apa sih." Batin Zeila

Brian hanya tersenyum melihat Clara walau sebenarnya ia tak suka melihat perlakuan nya pada Zeila.

Sekilas Clara melirik Zeila. "Lo ngapain? Bisa keluar?" Dengan sinis nya Clara me nyuruh Zeila pergi.

Saat Zeila hendak keluar, Brian menarik tangannya. "Gue butuh lo disini." Dan itu membuat Clara mendesis tak suka.

"Clara mau ngomong apa kali, gue keluar aja." Ucap Zeila.

Di luar ruangan Reagan masih setia menunggu Zeila, walaupun sebenarnya dia sedikit tak rela melihat Zeila yang sangat khawatir dengan Brian.

Tapi tak lama ia melihat Zeila keluar.

"Gan liatJoe ga?" Reagan mengalihkan tatapan nya kearah Zeila.

Dia tersenyum dan, "kata dia lo balik sama gue, dia ada urusan." Ucapnya. Ia berdiri dari duduknya dan menarik tangan Zeila.

"Em lo udah selesai kan sama Brian?" Ternyata pertanyaan itu yang membuat Reagan berhenti.

Zeila menghela nafas dan mengadahkan kepalanya namun saat ia menatap Reagan ia tersenyum.

"Udah ko lagian tadi ada Clara." tak tahu mengapa Reagan malah tertawa dan membuat Zeila mengkerutkan jidatnya.

"Ko ketawa?"

"Lo kalo cemburu ya cemburu aja gausah sok kuat kali." Bibir Zeila membentuk senyuman tipis.

Zeila mengganti ekspresi nya dengan bibir yang mengerucut.

"Udah gausah sok kesel gitu yuk pulang." Ucap Reagan sembari mengacak acak puncak kepala Zeila.

•••

"Makasih ya." Zeila tersenyum ke arah Reagan, ya mereka sudah sampai dirumah Zeila.

Reagan hanya mengangguk dan langsung menancap gas untuk pergi.

"Jangan sampe Zeila suka sama Brian, Zeila cuma buat Revan."

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang