2

14.2K 690 1
                                    

Saat Zeila melihat seseorang itu, ia pun langsung menghampiri dia dengan mata yang penuh selidik.

"Revan!" Panggil Zeila namun tak ada respon nya.

"Revandi!" Kali ini Zeila memanggilnya lebih keras.

"Hey!" Akhirnya Zeila menepuk pundak yang Zeila yakini itu Revan.

Akhirnya dia pun membalikan badannya dan muka Zeila berubah drastis.

Lelaki itu menggoyangkan tangannya di depan wajah Zeila, namun nihil Zeila tak berkedip.

"Zeila!" Panggil seseorang yang langsung menyadarkan Zeila. Ternyata Tifanny mengejarnya karena Zeila yang tiba-tiba berlari meninggalkannya.

"Lo kenapa sih?" Nafas Tifanny tersenggal-senggal karna adegan kejar mengejar itu.

Zeila hanya menatap Tifanny datar, dan kembali lagi menatap lelaki itu. Pandangannya berubah menjadi sendu.

"Revan?" Zeila mencoba membuka suaranya.

Namun lelaki itu hanya mengerutkan dahinya.

"Lo balik lagi?" Pertanyaan yang Zeila lontarkan menambah kerutan di dahi lelaki itu.

Dan akhirnya ia pergi meninggalkan Zeila. Zeila tak bisa berbuat apa-apa melihatnya saja dia sudah berkeringat dingin, deg degan dan semacamnya.

"Siapa sih dia?" Tanya Tifanny, bahkan Zeila lupa jika ada Tifanny di belakangnya.

"Yaudah deh kalo lo gamau ngasih tau, balik kelas yuk, takut Kaka kelasnya keburu dateng bisa mati lah." Ucap Tifanny.

Dan akhirnya mereka kembali kedalam kelasnya.

Zeila masih memikirkan kejadian tadi. Ia masih terperangkap di alam bawah sadarnya. Sampai Tifanny menggoyangkan badannya.

"Itu"

Tifanny menunjuk ke arah depan dan berbisik.

Zeila baru sadar, salah satu dari mereka adalah Kaka kelas yang menegurnya tadi pagi.

Dan sekarang ia terus menatap Zeila.

"Gue Brian, gue mentor lo selama mos ini." ucap Brian dengan gaya yang bisa di bilang cool.

"Ganteng ya Zei." bisik Tiffany tepat di samping kuping Zeila, membuat Zeila bergidik geli.

"Ganteng apanya beruang kutub ke gitu, lempeng idupnya." mata Tiffany membelo mendengar perkataan Zeila.

"Positif gila lo Zee itu cakepnya di atas tata rata kali." kekeuh Tifanny.

"Terserah lo."

"Awas sampe lo suka sama dia." Ucap Tifanny ketus.

Zeila dan Tifanny sudah melaksanakan setengah serangkaian kegiatan hari ini, dan sekarang waktunya istirahat. Mereka duduk di meja kantin yang berada di pojok.

"Lo mau apa Zee? Gue pengen baso ah." Ucap Tiffany sambil membayangkan ia melahap baso.

"Iya lah terserah lo aja, em gue mau jus melon sama siomay deh." sempat Zeila terkekeh sendiri melihat teman barunya itu.

"Ok wait ya."

Karna bosan menunggu Zeila membuka hpnya dan melihat ada line dari adiknya itu.

Josephstfntry: Zee tadi pas gue berangkat gue ngeliat orang like Revan

Gue juga. Pikir Zeila.

Dan berarti bukan hanya dia saja yang melihatnya.

Segera Zeila membalas line dari adiknya itu

Zeeilastfn: demi lo? Di sklh gue juga ada yg mirip dia, tp pas gue sapa dia blng bkn Revan. But he's really like Revan Joe

Josephstfntry: emm twins maybe?

Zeeilastfn: bodo lah gamikirin

Ternyata line dari Zeila tak dibalas oleh Joe, sesaat Zeila merasa di perhatikan dan saat ia menenggak kan kepalanya.

"Brian?"

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang