9

9.1K 422 3
                                    

"Van gue satu sekolah sama dia"

"Dia? Oh! Sty?"

"Iya, dia ngira gue itu lo"

"Wajar, karna dia gatau gue punya lo"

•••

Bunyi alarm membangunkan seorang remaja lelaki yang sedang tertidur pulas, namun karna hari ini hari Senin dia harus merelakan tidurnya.

Sudah merasa sadar dari tidurnya, ia pun bergegas untuk bersiap siap pergi kesekolah dan tak lupa untuk sarapan bersama keluarganya.

Tetap tanpa kakaknya.

"Pagi Bun Yah." ucapnya dan duduk di kursi depan Bundanya. Kedua orangtuanya hanya tersenyum membalas sapaan anaknya itu

"Tumben kamu bangun pagi Ghan."

"Alarm bun." dia terkekeh dan diikuti oleh kedua orangtuanya tersebut. Sesudah sarapan dia langsung pergi berangkat sekolah.

"Ghani berangkat dulu ya, assalamulaikum." ia pun mencium kedua tangan orang tuanya.

Ghani a.k.a Reagan mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar karena masih banyak waktu untuknya sampai ke sekolah.

Sekolah yang sama sekali tidak di inginkan nya.

Sekolah yang membuat harapan Reagan untuk bersekolah di luar negri pupus.

Dan sekolah yang membuatnya jauh dari Kaka kembarnya.

Tak sadar Reagan sudah memasuki area sekolahnya itu dan melihat seorang perempuan. Perempuan yang ia bicarakan tadi malam bersama kakaknya itu. Juga perempuan yang selama ia bersekolah disini selalu mendekatinya.

Seperti sekarang ini.

"Reagan!" Suara itu suara yang sangat tidak ingin Reagan dengar. Suara Zeila. Reagan berjalan menjauhi Zeila, namun bukan Zeila namanya jika menyerah begitu saja.

"Reagan ..." panggil Zeila yang sekarang sudah berjalan sejajar dengan Reagan. Mulut itu tak ada hentinya meneriakkan namanya sampai Reagan berbicara.

"Apasih? Budek nih gue."

"Ya sorry abis lu gua panggil sekali ga denger." Zeila mengerucutkan bibirnya.

"Gan lo tuh kenapa sih? Gue kan cuma pengen kenal lu lebih deket doang." Ucap Zeila pelan, namun tetap terdengar oleh Reagan.

"Nah terus kenapa lo mau deket sama gue?" Tanyanya tanpa menghilangkan nada tidak sukanya sekalipun.

"Karna lo itu mirip sama pacar emm mantan sih lebih tepatnya tapi nih ya lo itu bener bener mirip mirip mirip banget sama dia."

Reagan mengakui kehebatan Zeila yang menyembunyikan kesedihannya dengan cepat walaupun begitu Reagan tetap tau Zeila sebenarnya sedih saat mengatakan mantan.

"Mirip banget?" Reagan menaikkan alisnya dan memberhentikan jalannya.

Zeila mengangguk menjawab pertanyaan Reagan.

"Terus kalo gue mirip sama dia kenapa?" Zeila membuka mulutnya namun Reagan menyuruhnya diam.

"lo gausah nge spam line gue kalo mau deket sama gue, dengan cara lo itu gue malah kesel sama lo."

Zeila tertegun.

Itu adalah kalimat yang paling panjang yang pernah Reagan sampaikan padanya.

"Abis lo gapernah bales line gue."

Sungguh, awalnya Reagan berniat untuk membalas line Zeila namun karna kelakuannya itu, Reagan pun mengurungkan niatnya.

Terlihat kesedihan dimata Zeila dan itu membuat Reagan tak tega dan akhirnya, "jangan nge spam line gue lagi, nanti gue yang bakalan nge line lu duluan."

Mata Zeila membelo mendengar perkataan Reagan.

"Serius?" Reagan menghembuskan nafasnya dan mengangguk, "satu lagi,"

Zeila penasaran mendengar Reagan yang menggantungkan ucapannya.

"ini bukan jalan ke kelas lo." lanjut Reagan sambil terus berjalan meninggalkan Zeila sendirian.

Zeila sendiri baru sadar jika ini bukan jalan ke kelasnya akhirnya dia pun berlari menuju kelasnya namun tanpa sepengetahuan Zeila, Reagan memperhatikan tingkah laku Zeila dan tertawa karenanya.

Sebenarnya Reagan berfikir apa salahnya mencoba dekat dengan Zeila?

•••

Senyuman terus menghiasi wajah Zeila, dia tak tak mengira Reagan akan secepat itu merubah sikapnya. Semoga saja perkataan Reagan benar adanya.

"Bengong mulu!" Seseorang menepuk pundaknya membuat Zeila kembali ke dunia nyata.

"Ka Brian ! Ngagetin mulu." Beian terkekeh dan mengacak acak puncak kepala Zeila.

"Gabaik bengong pagi pagi, tuh kelas mau kelewat." Zeila tersadar lalu langsung berlari memasuki kelasnya tak lupa menjulurkan lidahnya kearah Brian yang masih di luar kelas Zeila.

Bel masuk pun berbunyi membuat semua siswa yang masih di luar kelas berlari lari menuju kelasnya masing masing untuk memulai aktivitas belajarnya.

•••

Reagan menatap langit langit kamarnya, sebenarnya dia memikirkan kalimat apa yang harus dia mulai untuk me-line Zeila.

Di waktu genting genting ini seharusnya Reagan menghubungi kakanya yang sangat tau jawaban dari pemikiran Reagan, namun di tempat kakanya itu masih dalam jam sekolah tak mungkin Reagan menghubunginya sekarang.

Akhirnya Reagan mencoba mengasah otaknya dan mulai mengetikan sesuatu seperti;

"Lagi apa?" Deleted
"Hi" Deleted
"Zeila" Deleted
"Asdfghjkl" Deleted

Reagan frustrasi sekali karna tak mendapat pencerahan sedikit pun. Tak lama hpnya berdering menandakan adanya panggilan masuk dan itu dari ...

Revan.

Kakak kembarnya.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang