11

8.4K 427 1
                                    

Selama acara makan malam berlangsung Zeila maupun Reagan hanya diam menikmati makanan nya, sesekali menggerakan kepalanya jika ada yang bertanya.

Reagan terus menerus mengecek hp nya me nanti jawaban dari Zeila namun tak ada sama sekali pesan darinya.

"Ghani, simpen hp kamu." Dengan berat hati Reagan menaruh hpnya di saku celana karna ucapan bundanya itu.

"Egan, ntar Cicil mau pindah ke sekolah Egan." Ucap Tasya. Reagan tak suka panggilan Tasya untuknya, karna hanya Revan lah yang boleh memanggilnya begitu.

Juga Reagan tak suka memanggilnya Cicil, terkesan seperti anak kecil pikirnya.

Tak ada reaksi yang ditunjukan oleh Reagan hanya terus menyantap makanannya.

"Ih Egan! Cicil lagi ngomong sama Egan tau!" Reagan menaruh sendoknya dan pamit untuk keluar, dia sangat sangat muak melihat dan mendengar Tasya.

Saat Reagan mengecek handphonenya kembali, tak ada apapun jejak dari Zeila. Terbesit ide untuk menelfonnya. Tak disangka nomer pemberian Revan ada untungnya juga.

Berulang ulang kali Reagan mendial nomer Zeila namun tak ada hasilnya. "Ini anak kemana sih." Gerutu Reagan.

Di sisi lain....

Zeila menampakan wajah murungnya, Bagaimana tidak? Sedari tadi Dirga, terus menerus mengajaknya mengobrol atau mengganggunya.

"Ma Pa aku keatas dulu ya." Pamit Zeila kepada orang tuanya. "Loh ko? Mau ngapain? Kasian Dirga nya ditinggalin." Ucap mamanya namun Zeila tak menggubrisnya. Zeila terus menaiki tangga walaupun semua memanggilnya.

Saat tiba di kamarnya Zeila melihat handphonenya menyala seketika dia mengingat Reagan.

"Oh astaga Reagan!" Zeila langsung meraih handphonenya, dia melihat beberapa miscall dari nomer tak dikenal.

"Nomer siapa ya?" Tak lama nomer itupun menelfonnya kembali Zeila langsung menjawabnya.

"Halo?"

'Lo kemana aja! Line gue gadibales!'

Zeila menjauh kan hpnya karna suara di sebrang sana sangat sangat nyaring.

"Duh pelan pelan dong gue gabudek tau, eh! Ini Reagan ya? Lo tau nomer gue dari mana? Lo nyariin gue ya?"

Disebrang sana Reagan memutar matanya.

'Sifat pede lo gabisa dikurangin? Lagian siapa yang nyariin lo, gue kira lo di culik sama makhluk halus'

Zeila tertawa mendengarnya, tanpa sadar Reagan tersenyum mendengar Suara tawa Zeila.

"Gila lo haha, tadi tuh hp gue ada di kamar terus gue disuruh nyokap buat dinner bareng gitu."

'Ngikutin lo ya?'

Kini giliran Zeila yang memutar matanya.

"Lah ngapain gue ngikutin....."

"Zee! Ayo kebawah lagi!" Suara ketukan pintu itu mengintrupsi percakapan Zeila.

"Iya Ma!"

"Gan pamit ya, udah dipanggilin gue." Pamit Zeila.

'Ok gue juga pamit bye!'

Click.

Sambungan telfonnya terputus dan kini mereka berdua kembali bertemu seseorang yang sama menyebalkannya.

•••

Pagi itu suasana di SMA Aryandana masih sepi, cuma beberapa siswa siswi yang baru datang Termasuk Zeila.

Rekor sekali jam 6.15 Zeila sudah sampai di sekolahnya, salahkan Dirga yang dari jam 6 sudah berada di rumahnya.

Karna mata yang masih layu, Zeila menabrak seseorang.

"Duh maaf maaf gase ... Ngaja." Dirinya kaget melihat siapa yang ditabraknya.

Reagan.

"Lo udah dateng?" Reagan menatap Zeila sekolah berkata 'menurut lo?'

Zeila menghela nafasnya, "stupid question banget ya? Duh gara gara Dirga nih! Udah tau gue masih ngantuk eh jam 6 Udah maen nangkrin aja di rumah gue."

Tak sadar Zeila mengeluarkan semua unek uneknya membuat Reagan mengangkat sudut bibirnya

Namun tiba tiba Reagan menangkap nama yang janggal.

"Dirga?" Ucapnya tiba tiba.

"Hah? Oh! Dirga itu makhluk yang paling nyebelin terus--"

"Maksud gue apa hubungannya sama lo." Reagan memotong ucapan Zeila

"Duduk dulu deh pegel." Zeila menarik Reagan untuk duduk di salah satu kursi yang ada di taman samping koridor.

"Dirga itu temen gue, dulu sih. Sekarang dia kaya ngejar ngejar gue gitu, eh! Bukannya gue gr ya emang faktanya gitu."

melihat Reagan yang membuka mulutnya, Zeila langsung memotongnya.

Reagan hanya memutar matanya "iya gue tau, lanjutin." Mendengar ucapan Reagan, Zeila mengerucutkan bibirnya.

"In fact dia baru muncul lagi sekarang." Untuk kali ini Reagan mengkerutkan keningnya dan Zeila menghembuskan nafasnya.

Karna menceritakan tentang Dirga sama saja membuka luka lama itu.

"Iya, dulu Dirga ga berani muncul depan gue karna..." Inilah bagian tersulitnya, dia harus mengulang memori bersama nya.

"kenapa?" Tanya Reagan

Zeila hanya menggelengkan kepalanya.

"Iya karna dulu ada Revan yang kemana mana selalu ada di samping gue." Sebenarnya Reagan tak kan kaget mendengar nama kakanya disebut.

Karna dia tau semenjak insiden di kolam ikan, Revan tak pernah lepas dari sisi Zeila.

"Oiya tadi malem lo juga dinner kan? Sama siapa?" Tanya Zeila yang tiba tiba mengagetkan Reagan.

"Sama temen bunda gue." Zeila menganggukan kepalanya.

"Tunggu! Lo manggil nyokap lo Bunda?Sama ya kaya Revan." Dan untuk kesekian kalinya Reagan kaget

'Ya iyalah orang Revan kakak gue.' Ucap Reagan namun hanya bisa dia sampai kan di benaknya.

"Ada orang yang sama kaya Dirga." Zeila mengernyit tak mengerti ucapan Reagan.

"tapi versi cewenya, namanya Cicilia Anastasya." Kini Zeila baru mengerti maksud ucapan Reagan.

"Apa hubungannya sama lo?" Zeila menanyakan hal yang sama.

Dan sekarang Reagan yang membuka kembali luka lama itu.

"Dari dulu dia suka sama gue, ralat bukan suka tapi terobsesi. Tapi dulu ada kaka gue yang selalu bantuin gue kalo ada dia. Gue inget banget waktu umur gue masih sekitar 5 tahunan gitu, dia bantuin gue lari dari Tasya tapi akirnya kita berdua kecebur kolam."

Reagan tertawa kecil mengingat masa lalunya itu. "Emang sekarang kaka lo kemana?" Tanya Zeila hati hati takut me nyinggung hatinya.

"Dia di belahan dunia lain." Reagan menundukan kepalanya membuat Zeila tiba tiba mengusap pundaknya.

Tanpa disadari waktu berjalan dengan cepat, dan sudah waktunya untuk mereka masuk ke kelas masing masing.

"Eh bentar lagi masuk, gue ke kelas ya." Pamit Zeila sembari berdiri dari duduknya.

"Ok bye." Zeila melambaikan tangannya ke arah Reagan lalu berlari kearah kelasnya.

Sekarang Reagan tau alasan mengapa kakanya sangat menyayangi Zeila salah satunya.

Zeila bisa membuatnya nyaman.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang