Sudah seminggu lebih Zeila menjadi siswi SMA Aryandana dan seminggu itu pula Zeila terus mencari jejak Revan.
Pagi itu Zeila memang agak sedikit telat bangun. Salah Zeila juga semalaman dia begadang.
"Duh untung belum ditutup." Zeila bersyukur pagar sekolahnya belum ditutup, tapi mungkin kelasnya sudah dimulai.
Zeila berlari dengan kencang menuju kelasnya yang sialnya berada di lantai 2.
"Mampus gue kalo kena hukum." Zeila menetralkan nafasnya saat berada di ujung tangga lantai dua dan berjalan menuju kelasnya.
Saat Zeila sampai di depan kelasnya tak tau mengapa pintunya tertutup.
'Belum ada guru kali ya jadi di tutup.'
Akhirnya Zeila pun membuka pintu itu dan ....
Ternyata sudah ada guru.
"Hehe ada ms.sarah." ms.sarah menggeleng melihat Zeila yang tersenyum senyum.
"Telat hm?" Zeila bergidik mendengar nada suara ms.sarah.
"Iya ms tadi macet."
"Yaudah hari ini saya biarkan tapi jangan coba coba diulangi." Zeila mengangguk menyanggupi perkataan ms Sarah.
"Yaudah mana PR kamu." Zeila gelagapan, karna seingatnya tidak ada PR ekonomi.
"Ayo Zeila mana PR kamu!"
"Ehm anu bu itu Zeila lupa."
"Lupa? Yaudah...." Kaget. Itu yang Zeila rasakan karna biasanya ms Sarah akan menghukum muridnya yang tidak membawa tugas darinya.
"Ms maaf in saya.?" Tanya Zeila
"Kata siapa? Diri sana di lapangan sampe jam pelajaran saya selesai."
'Gila yang bener aja!' Sebenernya Zeila tidak begitu kaget jika ms Sarah menghukumnya. Tapi dia tidak yakin tidak akan pingsan mengingat dia belum sarapan.
•••
"Ko Tifanny ga ngasih tau gue sih kalo ada tugas, dihukum kan gue." selagi hormat ke arah bendera Zeila terus meneru menggerutu dan tak sadar jika ada yang memerhatikannya.
"Gila panas banget, tuan matahari jangan bikin Zeila gosong ya? Mendung ke." sepasang mata itu menatap geli kearah Zeila.
Lama kelamaan Zeila merasa pusing, dan semuanya berbayang. Tubuh Zeila terhuyung ke depan dan hampir saja jatuh. Ya hampir karna seseorang menangkap tubuhnya.
"Revan?" Sesudah itu hitam melanda penglihatan Zeila.
Sudah 10 menit lebih Zeila terlelap di kasur itu ditemani seseorang yang tadi mengantarnya ke uks.
"Nghhh." tangan Zeila bergerak diikuti matanya yang terbuka sedikit
"Zee?"
"Rev..ka Brian?" Zeila mengernyit melihat yang di depannya kini Rian karna seingatnya tadi dia melihat 'Revan' sebelum pingsan.
"Iya ini gue, udah baikkan? Masih pusing?" Hanya gelengan kepala Zeila yang didapat Rian.
"Lo ngapain ka disini?" Memang semenjak Rian mendekati Zeila di Kantin saat itu mereka terlihat lebih akrab.
"Ya nungguin lo lah," perkataan Rian semakin membuat Zeila bingung.
'Apa gue mimpi ya? Tapi tadi bener ko mukanya Revan, eh emang di Revan?'
Untuk kali ini Zeila tidak yakin dengan dirinya sendiri.
Hanya karena seorang.
Revandi geofani Jordan.
Ya setidaknya nama itulah yang diketahui Zeila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
RomansaRevan, lelaki berumur 16th yang harus meninggalkan semuanya demi pendidikan. Meninggalkan keluarganya, dan juga Zeila, kekasihnya. Zeila, gadis yang ditinggalkan oleh Revan. Dan karna itu ia harus menjalani hidupnya di umur 15th ini tanpa Revan. Nam...