25

7.4K 345 2
                                    

Hal yang paling Zeila takutkan kini terjadi.

Reagan dengan perlahan menjauhinya.

Tanpa orang lain memberitahunya, Zeila tahu Reagan berubah. Bahkan kini Reagan sedang mendekati perempuan, Angel anak kelas 11 IPS C.

Reagan selalu berpura-pura tak mendengar jika Zeila memanggilnya. Atau beralasan ada hal yang lain harus ia kerjakan.

"Lo bakalan diem aja ngeliat Reagan pelan-pelan nge jauhin lo?" Zeila hanya menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu.

Kadang Seina bingung, Zeila sama sekali tak menyadari perasaannya untuk Reagan. Sudah berbagai usaha yang Seina dan Sean buat agar mereka saling menyadari perasaannya masing-masing, tapi tetap saja. Batu.

Seina mendengus. "Yaudah lah terserah lo, palingan ntar lagi Reagan ngegaet si Angel tuh,"

"Gua tuh--"

"Bukannya cemburu, tapi tuh kenapa dia tiba-tiba jauhin gue, gitu?" Seina menirukan perkataan Zeila yang sudah ia ucapkan beribu-ribu kali.

"Terserah lah Zee," Nasihat Seina sudah tak mempan bagi Zeila.

Sudah berminggu-minggu juga Zeila tak mengobrol dengan Reagan, jangankan mengobrol, saling tatap saja mereka tak bisa.

Zeila mendengar kabar jika Reagan dan Angel sudah official.

Hanya Revan yang menemani Zeila selama Reagan tak ada.

"Zee! Eh ntar jadi ya, di cafe deket rumah lo aja. Okey?"

"Iya Seina," Zeila memutar matanya, sudah berulang kali Seina mengatakan hal yang sama.

Tanpa sepengetahuan Zeila, Seina mempunyai rencana yang licik.

Jeans dan kemeja menjadi pilihan Zeila. Ia meminta Joe untuk mengantarkannya.

Tak terlihat sosok Seina disana, jadi Zeila memutuskan untuk menunggu dan memilih meja yang berada di samping kaca.

Selang 5 menit, nampak sesosok yang Zeila kenal.

Tapi itu bukan Seina, melainkan Reagan.

Reagan mencari meja yang kosong, namun nihil, ia tak menemukannya. Jadilah ia terpaksa untuk satu meja dengan Zeila.

"Elah klasik banget sih." Ucap Reagan dalam hati.

"Gue duduk sini ya, sampe Sean dateng doang." Jangan tanya betapa kagetnya Zeila mendengar suara Reagan lagi.

Zeil pikir, ia tak akan pernah mendengar suara Reagan lagi.

Handphone Zeila bergetar. Satu pesan masuk.

Seina: Zeilaaaa sorry ya gue gabisa dateng seriusan deh hehe sorry ya. Love ya cimit gue xx.

"Sean ga dateng," Zeila mengangkat kepalanya.

"Seina juga, jangan-jangan ... astaga,"

Jadi inilah yang direncanakan Seina dan Sean. Kini Zeila dan Reagan saling membisu.

"Gue gakuat kaya gini, lo tau Zee? Gue suka sama lo, maaf kalo selama ini gue nge jauhin lo, maaf kalo gue udah nyakitin lo. Gue kaya gini karena gue tau lo masih suka sama Revan, Revan juga masih suka sama lo."

Reagan menyebutkannya dalam satu tarikan nafas. Zeila tercengang.

Saat Reagan ingin pergi, Zeila menahan tangannya.

"Gue juga suka sama lo Gan, gue ... udah ga ada rasa apa-apa sama Kaka lo." Senyuman manis Zeila terpampang. Dan kini Reagan yang memasang wajah kaget.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang